Dari hasil ekspedisi tersebut diharapkan dapat mengakhiri pertikaian tentang bagaimana sebenarnya bentuk bumi. Dan pertikaianpun berhasil diselesaikan. Sebagai catatan tambahan, La Condamine kemudian melakukan percobaan untuk menentukan meter sebagai ukuran panjang yang standar.
Dia menyarankan bahwa dasarnya adalah jarak tempuh dalam sedetik oleh pendulum di Ekuador. Pada 1791 Majelis Konstituante Prancis menerima model La Condamine untuk menetapkan ukuran meter.
Lalu, bagaimana dengan kelahiran negara Ekuador?
Menurut sebuah catatan, sebelum orang-orang Spanyol datang, di wilayah yang sekarang kita kenal dengan nama Ekuador ini didiami masyarakat yang hidup dengan sistem klan. Klan-klan tersebut membentuk suku-suku, dan di antara mereka membentuk aliansi yang sangat kuat. Namun, imperium Inca datang menyerang, sehingga hancurlah aliansi yang sudah berdiri cukup kuat.
Setelah itu, pada tahun 1531 orang-orang Spanyol yang dipimpin oleh Francisco Pizarro tiba di wilayah itu.
Mereka mendirikan dua kota penting, yaitu Guayaquil dan Quito, yang masih ada sampai sekarang. Kolonisasi Spanyol dimulai sejak itu. Pada tahun 1739 terbentuk wilayah yang diberi nama Virreinato de Nueva Granada, yang di dalamnya termasuk Ekuador, Caracas, Panama, dan Santa Fe de Bogota.
Pada tahun 1920 Guayaquil juga ingin merdeka, sehingga terbentuklah Provincia Libre de Guayaquil. Sementara itu, pada tahun 1819 terbentuk wilayah independen bernama Gran Colombia.
Pada tahun 1821 Panama bergabung menjadi bagian dari Gran Colombia, kemudian Quito dan Guayaquil mengikuti jejak Panama pada tahun 1822. Wilayah Quito dan Guayaquil diberi nama Departamento del Sur (Provinsi Bagian Selatan).
Pada tanggal 13 Mei 1830 Quito dan Guayaquil memisahkan diri dari Gran Colombia. Oleh karena wilayah ini bernama Departamento del Sur (Propinsi Bagian Selatan), dirasakan perlunya mengadopsi nama baru untuk nama negara baru tersebut. Dalam diskusi-diskusi dalam menentukan nama baru terjadi perdebatan yang cukup besar, sebagian menolak nama Republik Quito.