Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengapa Bunga-bunga di Giethoorn Tumbuh Begitu Sempurna?

4 September 2019   10:57 Diperbarui: 8 September 2019   04:26 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini nama Giethoorn begitu mencuat dan menjadi salah satu tempat favorit untuk dikunjungi, jika kita pergi ke Belanda. Sebagian orang menyebutnya sebagai Venesia-nya Belanda. Apa yang dimiliki Giethoorn sehingga begitu diminati orang?

Sebenarnya tak banyak. Giethoorn sendiri adalah sebuah kota kecil yang sangat sederhana.

Begitu kecilnya kota ini mungkin dapat dikatakan sebagai sebuah desa.

Namun, yang membuatnya unik adalah bahwa di tempat ini tak ada kendaraan yang berlalu lalang, karena wilayah ini dikelilingi kanal. 

Di mana-mana ada kanal, bahkan dari satu rumah ke rumah lainpun dipisahkan oleh kanal. Jadi, praktis kota kecil ini dapat dikatakan sebagai sebuah kota kanal. 

Dan, satu lagi yang membuat tempat ini cukup unik adalah karena di setiap halaman rumah di sana ditanami bunga-bunga, yang jika sedang bermekaran membuat pemandangan begitu indah bak taman firdaus.

Imej Giethoorn. Dokpri
Imej Giethoorn. Dokpri
Bagaimana sejarah Giethoorn sehingga menjadi sebuah tempat yang begitu indah dan bunga-bunga di sana tumbuh dengan sempurna?

Jika kita membaca catatan World Atlas, diceritakan bahwa kota kecil Giethoorn didirikan pada abad ke-13. Pada masa itu daerah ini merupakan lahan pertanian. 

Para petani pada waktu itu, ketika menggali tanah untuk membuat lahan pertanian, menemukan tanduk kambing dalam jumlah yang besar yang terkubur di bawah tanah. 

Tanduk-tanduk kambing tersebut diperkirakan berasal dari jenis kambing liar yang tenggelam ketika terjadi banjir besar pada tahun 1170. Sejak itu wilayah tersebut dijuluki Geytenhoren, yang merujuk pada tanduk kambing yang ditemukan di sana.

Nama itu akhirnya disingkat menjadi Giethoorn, seperti yang sekarang kita kenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun