Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengenal Kekuatan Politik Serikat Guru di Meksiko

15 Mei 2019   10:42 Diperbarui: 18 Mei 2019   03:31 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, tidak heran jika para guru membantu kampanye elektoral Presiden Gustavo Diaz Ordaz. Hubungan mereka demikian dekatnya, sampai-sampai mereka mendukung pemerintah dalam pembantaian mahasiswa di Tlatelolco pada tahun 1968.

Pada masa pemerintahan Presiden Jose Lopez Portillo (1976-1982), pemerintah federal Meksiko meninggalkan model politik populisme yang telah menandai aliansi antara serikat guru dengan pemerintah selama masa pemerintahan Presiden Luis Echeverria (1970-1976). Presiden Jose Lopez Portillo mengadopsi pendekatan yang lebih teknokratis, dan melihat guru dan kekuatan sindikat merupakan hambatan untuk pelaksanaan reformasi pendidikan dasar. 

Kebijakan pemerintah federal terlihat jelas untuk mengurangi kekuatan politik SNTE. Presiden Miguel de la Madrid juga melakukan politik yang sama.

Namun, ternyata serikat guru tersebut tak dapat disingkirkan begitu saja. Terjadilah friksi di antara mereka, dan sebagai solusi, pemerintah federal sepakat untuk mengubah isi reforma pendidikan dasar dengan berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan memperbesar cakupan pendidikan.

Ketika Carlos Salinas de Gortari menjadi presiden (1988-1994), ia mengganti pemimpin SNTE dengan Elba Esther Gordillo dengan harapan kekuatan serikat guru itu dapat berkurang.

Namun, kenyataannya tidak, sebab ternyata Elba Esther Gordillo bukanlah wanita yang lemah. Dia bahkan berhasil mengumpulkan kekuatan dan "memaksa" pemerintah untuk kembali menggunakan model korporativisme. 

Kekuatan politik Elba Esther Gordillo makin lama makin besar, dan dia berhasil menjadi pemimpin utama SNTE selama bertahun-tahun. Kekuatan serikat guru tersebut semakin lama semakin besar di bawah kepemimpinannya. Dia bahkan menjadi salah satu wanita terkuat dalam politik Meksiko sampai masa pemerintahan Presiden Felipe Calderon (2006-2012) yang berasal dari Partido Accion Nacional.

Ketika Partido Revolucionario Institucional kembali berkuasa, Presiden Enrique Pena Nieto (2012-2018) mengumumkan adanya reforma pendidikan sebagai bagian dari manisfestasi politik yang dijalannya. 

Menteri pendidikan membuat sebuah pengumuman sambil "menabuh gendang perang" terhadap SNTE. Dia mengatakan bahwa undang-undang adalah pemegang kekuasaan tertinggi dan telah diputuskan bahwa reformasi pendidikan yang tak dapat ditunda dan ditawar-tawar lagi. 

Esensi reforma pendidikan dasar adalah evaluasi terhadap guru dan institusi pendidikan. Keputusan itu disampaikan pada satu pertemuan yang mana Elba Esther Gordillo tidak diundang.

Atas keputusan tersebut, ada yang berkomentar bahwa reformasi yang diusulkan Presiden Enrique Pena Nieto adalah racun bagi Elba Esther Gordillo, dan untuk menghancurkan serikat guru yang paling kuat di Meksiko. Memang SNTE pernah menyetujui adanya program evaluasi guru dan institusi, tetapi dengan kondisi-kondisi yang ditentukan oleh SNTE. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun