Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Merenungkan Makna Hari Ibu 10 Mei di Meksiko

11 Mei 2019   02:24 Diperbarui: 13 Mei 2019   03:55 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang Ibu. Foto: Evi Siregar

Tanggal 10 Mei. Bagi orang Indonesia mungkin hanya sekadar tanggal, tak ada hal yang khusus. Namun, bagi masyarakat Meksiko 10 Mei merupakan hari yang istimewa. Hari perayaan untuk para ibu.

Di sekolah-sekolah anak-anak memberikan pekerjaan tangan mereka kepada ibu mereka. Di kantor-kantor wanita (umumnya mereka yang sekretaris) yang sudah menjadi ibu diperbolehkan tidak masuk kantor. 

Toko-toko semua menyediakan hadiah untuk diberikan kepada ibu. Restauran-restauran penuh. Jangan harap bisa mendapat tempat pada hari itu, jika tidak ada reservasi. Sedemikian pentingkah hari ibu di Meksiko?

Di setiap budaya di dunia ini ibu memang merupakan orang yang dihormati. Dalam budaya Meksiko pun, sejak zaman prehispanik, sosok ibu merupakan figur yang sangat penting. Ia melambangkan kesuburan, cinta kasih, dan pengertian. Dalam budaya Aztek ada Tonantzin, dewi yang melambangkan bumi dan kesuburan, seperti Dewi Sri di Indonesia.

Masyarakat Aztek sangat mengagung-agungkan Tonantzin. Mereka menganggapnya sebagai ibu dari segala dewa. Kadang disebut juga ibu dari segala ibu. Dengan kata lain, Tonantzin adalah ibu dari bangsa Aztek. Dia begitu dipuja, karena dianggap bahwa dialah yang memberikan rejeki dan menjaga tempat mereka hidup. 

Menurut catatan D.A. Branding, masyarakat Aztek biasa melakukan ziarah untuk menyembah Tonantzin di kuil suci yang dibangun di Tepeyac, di pinggiran kota Mexico City.

Ketika bangsa Spanyol menguasai Meksiko, semua tempat suci penduduk asli dihancurkan dan di atasnya didirikan gereja atau tempat suci agama katolik. Demikian juga dengan tempat suci penyembahan Tonantzin, dihancurkan, lalu di atasnya dibuat sebuah kapel yang didedikasikan kepada Bunda Guadalupe (Our Lady of Guadalupe). Pembuatan kapel Bunda Guadalupe adalah karena Juan Diego, seorang penduduk asli, telah melihat penampakan Bunda Maria di tempat itu.

Meskipun banyak ahli telah mengkonfirmasikan bahwa memang benar ada Juan Diego dan penampakan Bunda Maria juga nyata, menurut Alberto Peralta dan Stafford Poole dokumen-dokumen yang digunakan untuk mendukung hal tersebut bukan merupakan sumber asli, melainkan berupa sumber kedua. Ada kemungkinan besar uskup pertama di Spanyol Barulah yang menggunakan imej Tonantzin untuk mengevangelisasi penduduk asli di Meksiko.

Beberapa sejarawan, seperti D.A. Branding, Miguel Len-Portilla dan Edmundo O'Gorman, mengatakan bahwa mitos Juan Diego diciptakan oleh Antonio Veleriano, seorang penduduk asli Meksiko yang sangat setia pada agama katolik yang juga asisten Bernardino de Sahagn (seorang frater Fransiskan yang pada saat itu bertugas di Meksiko). 

Antonio Veleriano memiliki pengetahuan yang sangat dalam tentang budaya penduduk asli Meksiko, dan ide mengganti Tonantzin dengan Bunda Maria adalah sesuatu yang begitu pas.

Di Meksiko simbol Bunda Guadalupe, sebagai ibu bangsa, begitu penting. Pada saat perang kemerdekaan, pada tanggal 16 September 1810 para pejuang dari Atotonilco, Guanajuato, yang dipimpin pastor Miguel Hidalgo mengambil imej Bunda Guadalupe dari sebuah tempat suci di sana dan menggunakannya sebagai simbol perlawanan mereka terhadap penjajahan.

Umbul-umbul Bunda Guadalupe. Kuil suci Atotonilco, Guanajuato. Foto: Evi Siregar
Umbul-umbul Bunda Guadalupe. Kuil suci Atotonilco, Guanajuato. Foto: Evi Siregar

Kembali ke tema awal, dari mana muncul ide perayaan hari ibu di Meksiko? Berdasarkan catatan sejarah, perayaan hari ibu di Meksiko dimulai pada tahun 1922. Ini tidak lepas dari gerakan yang dilakukan di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 Ana Jarvis mengungkapkan inisiatifnya untuk merayakan hari ibu.

Pada tahun 1914 Presiden Woodrow Wilson mendukung inisiatif Ana Jarvis dan mengumumkan secara resmi pelaksanaan hari ibu sejak tahun itu, yang dirayakan pada hari Minggu kedua bulan Mei. Perlu dicatat bahwa Meksiko adalah negara pertama di Amerika Latin yang merayakan hari ibu.

Mengapa Meksiko memilih tanggal 10 Mei? Ada beberapa versi jawaban. Ada yang mengatakan bahwa pada bulan itu Bunda Maria ditahbiskan dan tanggal 10 karena pada waktu itu adalah waktu menerima gaji.

Pada sumber lain dikatakan bahwa ide perayaan hari ibu adalah inisiatif dari Rafael Alducin, direktur harian Excelsior. Inisiatif tersebut didukung oleh Jose Vasconcelos, menteri pendidikan Meksiko pada waktu itu.

Ada juga yang menyebutkan bahwa perayaan hari ibu tanggal 10 Mei merupakan reaksi dari gerakan feminis di Yucatan. Akan tetapi, beberapa kelompok tidak menyetujui ide ini. Mereka mengatakan bahwa itu bukan reaksi dari gerakan feminis, hanya suatu kebetulan saja.

Apapun latar belakangnya, tanggal 10 Mei merupakan hari yang istimewa bagi masyarakat Meksiko. Semua orang bersedia memanjakan ibu mereka pada hari itu. Mereka menganggap bahwa ibu adalah ratu di dalam rumah. Jadi, sudah selayaknya ibu mendapat hadiah yang bagus. Tak heran jika penyanyi Juan Gabriel pun pernah menghadiahkan sebuah rumah gedung untuk ibunya.

Ibu begitu dipuja. Namun, ada satu kontradiksi yang sangat besar. Mengapa dalam bahasa spanyol kata madre 'ibu' cenderung memiliki konotasi yang begitu negatif, perhatikan beberapa contoh di bawah ini:

Ni madre 'enak aja'

Que poca madre 'dasar sialan'

Dale esa madre 'udah kasih aja itu (yang nggak seberapa/tak berharga)'

Dar un madrazo 'dihajar'

Hacer un desmadre 'bikin masalah/berantakan'

Me vale madre 'buatku hal itu tak bermanfaat'

Chingada madre 'setan alas'

Bukan itu saja, menurut catatan, paling tidak ada 63% wanita di Meksiko yang pernah mengalami kekerasan (berbagai macam kekerasan) baik di rumah, di sekolah, di kantor, di kendaraan umum, maupun di jalan. Dengan demikian, terlihat bahwa perayaan hari ibu yang sedemikian itu menjadi sesuatu yang ironis: membuat perayaan kepada orang yang telah mengalami penderitaan.

Apa artinya ia diberi hadiah bagus dan diajak makan ke restoran mahal pada tanggal 10 Mei, kalau dalam kehidupan sehari-hari ia dihardik dan dipukul suaminya atau dilecehkan di jalan? Apa artinya masyarakat mengagung-agungkan ibu pada tanggal 10 Mei, tetapi mereka melecehkan dan mendiskriminasikan single mother?

Apa artinya diadakan perayaan hari ibu, jika pemerintah tidak memberikan pelayanan yang cukup kepada ibu (dan anak) dalam kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. 

Ingat pula bahwa perayaan hari ibu bukanlah untuk memberikan selamat kepada wanita yang telah dapat melahirkan anak semata, sebab wanita itu bukanlah sebuah mesin yang hanya berguna untuk memproduksi anak.

Mexico City, 10 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun