Dalam psikologi, ada enam aspek yang disatukan suami istri dalam pernikahannya yaitu, biologis, intelektual (pemikiran), perasaan, ruhani, kepribadian dan sosial. Orang sekuler hanya berhenti pada aspek biologis dan sosial. Sedangkan Islam menawarkan aspek yang lengkap.Â
Kesimpulannya, pada ayat ini, Allah SWT memberikan tuntunan untuk mencari pasangan yang seiman. Haram menikahi laki-laki atau perempuan musyrik (sampai dia beriman). Budak laki-laki atau perempuan miskin beriman lebih baik daripada tampan atau cantik tapi musyrik.
Dalam ayat ini juga Allah mengatakan, mereka (musyrikin, musyrikat, non muslim) mengajak ke Neraka, sedangkan Allah mengajak ke Surga. Semua yang mengajak ke Neraka adalah orang-orang yang tidak wajar dijadikan pasangan hidup. Karena ibadah dalam Islam bernilai pahala dan pahala akan membawa ke Surga. Suami atau istri memiliki potensi salah, jika kesalahan atau masalah itu diselesaikan dengan baik maka akan mendapat ampunan Allah.
Dan juga, pernikahan  beda agama (keluarga pelangi) dapat bermasalah bagi anak seperti, kemungkinan anak memilih agama ketiga, memilih tidak beragama (sekuler), memilih agama salah satu dari Ayah atau Ibu dengan perasaan bersalah. Oleh karena itu, menikah beda agama akan memunculkan konflik. Sedangkan salah satu tujuan pernikahan yakni sakinah, keluarga pelangi tidak akan mewujudkan tujuan itu.
Dosen Pengampu:
Dr. Hamidullah Mahmud, M.A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H