Mohon tunggu...
Eko Sutrisno Hp
Eko Sutrisno Hp Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger Goweser Jogja, owner Mie Sehati (http://miesehati.com).|.\r\n Anggota komunitas TDA, |.\r\n Blog pribadi http://eeshape.com Blogger Goweser!Runner.|.\r\nhttp://eeshape.com/ |\r\n eko.eshape@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saat Rumah Walikota Menjadi Rumah Rakyat

7 Maret 2010   00:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

4. Buat penyandang dana dan sponsor tentu tujuannya telah tercapai. Amalannya dicatat malaikat sebagai amalan baik [insya Allah, amin] dan produknya atau "brand image"-nya jadi naik daun.

5. Buat para peserta silahkan ngacung kalau ada yang merasa dirugikan. Panitia dijamin tidak akan mengganti biaya kerugiannya.

6. Lingkungan yang terkena imbas kegiatan ini hampir semuanya menyambut acara ini dengan penuh kegembiraan. Terlihat mereka menyempatkan diri untuk keluar rumah menyaksikan para blogegr yang mengunjungi lokasi mereka.

+++

updated

Ceppi says:

March 8, 2010 at 12:21 AM Tambahan beberapa acara yang tidak ada di Pesta Blogger tetapi ada di acara AB 2010 ini: 4. Ada acara menginap di asrama, di mana para blogger dari berbagai daerah di Indonesia bisa berinteraksi dan berkomunikasi secara kekeluargaan 5. Pertama kali dalam sejarah acara temu-temuan blogger, blogger diajak beranjangsana ke TPA yang mungkin jika dalam kondisi normal lokasi itu selalu dihindari. TPA yang sebelumnya dikenal sebagai sumber bau dan sumber penyakit, kini menjadi sumber duit dan listrik. Juga para blogger makan minum snack hidangan pas di sebelah gunung sampah tanpa merasa risih dan tanpa merasa mual. Ini salah satu keberhasilan pemda Bekasi dalam menata TPA tersebut. Tambahan manfaat bisa dipetik dari diskusi dengan mbak Risa dan mbak Jane Shalimar ini: 7. Mbak Risa menyatakan bahwa blogger harus selalu belajar dan memperbaiki diri, salah satunya adalah belajar berbahasa dan menulis dalam ejaan yang benar. Pernyataan yang dibantah oleh seorang peserta, yang berpendapat bahwa blogger tidak bisa diatur dan tidak perlu terikat aturan baku. Namun menurut pendapat saya, adalah salah jika kita tidak mau seperti itu. Penulisan imbuhan “di” seperti pada “di jalan” atau “dibaca” akan mengalir sendiri dari tangan kita tanpa kita merasa ada aturan yang mengikat. Ini adalah pembiasaan. Pemilihan bahasa memang bebas, namun jika kita ingin tulisan kita dibaca oleh banyak orang, kita harus menulis dalam bahasa yang bisa dipahami oleh semua lapisan pembaca. Setuju Mbak Risa! +++

makasih buat tambahan dari pak Ceppi, seorang kompasianer juga

+++

artikel tidak terkait : PCMAV Ragnarok 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun