Banyak manfaat bisa dipetik dari diskusi dengan mbak Risa dan mbak Jane Shalimar ini.
1. Blogger tidak harus jadi penulis buku, tetapi blogger yang bisa menerbitkan tulisannya menjadi buku tentu merupakan nilai tambah tersendiri [branding image yang bagus] bagi sang blogger.
2. Jangan terlalu berharap menjadi kaya dari menulis buku, tapi boleh berharap lebih bila buku kita dijadikan film.
3. Menulis buku secara keroyokan membuat tulisan menjadi beragam dan memudahkan proses pembuatan sebuah buku.
4. Menulis tentang sesuatu hal yang tidak dikuasai ternyata menarik dan laris, misalnya buku tentang hukum yang ditulis oleh mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang hukum. Ini tentu sesuatu hal yang agak keluar dari pola yang umum dalam penulisan buku. Yang lazim adalah menulis seuatu sesuai keahliannya ataukah jangan-jangan memang saat ini tren baru seperti ini.
5. Jangan pernah berputus asa dalam menulis, biarkan kafilah berlalu anjing pasti tetap menggonggong juga. Jadikan menulis seperti kita menarik nafas [hehehe..ini tambahan dariku saat aku mengajari orang tentang mudahnya menulis].
6. Tambahi lagi, silahkan....
Lalu sebuah pertanyaan timbul dari pak Wali setelah acara ini selesai. Apa manfaat yang diperoleh dari acara ini, baik buat panitia, penyandang dana, sponsor, para peserta maupun lingkungan kegiatan ini?
1. Bagi pemkot, manfaatnya sangat jelas. Mereka harus lebih transparant dalam bekerja, karena semua mata saat ini tertuju ke Bekasi dan tulisan dari blogger tidak bisa dibeli [kan memang tidak dijual ya?]
2. Bekasi jadi makin populer, sehingga mendatangkan para pelaku bisnis baru maupun meningkatnya trafik kunjungan ke bekasi, karena terbukti bahwa iklim usaha di bekasi sangat kondusif untuk membuka usaha atau melakukan transaksi bisnis.
3. Panitia jadi makin solid, karena telah belajar dari beberapa pengalaman kegagalan memenuhi jadwal acara yang sudah disusun. Banyak jadwal acara yang berubah begitu saja dan plan cadangan ternyata tidak berjalan dengan mulus.