Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yasonna Laoly Ibarat Buah yang Gugur di Ujung Musim

19 Agustus 2024   20:57 Diperbarui: 19 Agustus 2024   23:10 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yasonna Laoly (Foto Kompas.com)

Yasonna dan Arifin Tasrief adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Sementara itu Supratman adalah kader Partai Gerindra dan Bahlil adalah kader Partai Golkar. Mencermati reshufel tersebut Agung menggarisbawahi adanya upaya menggusur PDIP dari Kebinet Indonesia Maju

Namun ada juga analis yang mengaitkan reshufel ini dengan politik pemilihan kepala daerah yang mulai memanas. Di Pulau Jawa, sudah bermunculan para kandidat yang akan diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM). Tampaknya setelah memenangkan pilpres, KIM mencoba membangun kongsi politik untuk kepentingan pilkada

Koalisi politik KIM yang terdiri dari Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan PSI ini mengupayakan agar kohesi koalisi tetap utuh di pilkada. Hal ini dilakukan untuk mendukung agar tercipta sirkulasi kepemimpinan politik yang relevan antara pusat-daerah, terutama di wilayah-wilayah strategis seperti Jakarta,

Bahkan Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan masuk dalam pemetaan KIM. Sepertinya, KIM yang terasosiasi dengan Presiden Jokowi ini ingin memenangkan kompetisi elektoral di tingkat daerah. Tujuannya tentu agar prospek transisi kekuasan bisa berjalan sesuai rencana

Masih mengutip Kompas.com, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai reshuffle kabinet bertujuan untuk mengurangi pengaruh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dan menjaga loyalitas mitra koalisi menjelang transisi kekuasaan.

"Amputasi ke PDI-P, dan ancaman ke mitra koalisi yang cenderung mulai tidak solid pada pemerintahan berikutnya," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/8/2024).

Kendati begitu, di kubu PDIP, kebijakan pencopotan Yasonna Laoly tetap menjadi pertanyaan yang seksi. Pasalnya kebijakan ini lahir disaat masa jabatan presiden Jokowi bersisa 43 hari lagi. Pertanyaan ini bermunculan lantaran presiden Jokwi tidak menyampaikan kepada Yasonna alasannya membuat kebijakan pencopotan

Yasonna H Laoly menyebut saat dipanggil menghadap Minggu 18 Agustus, Presiden Joko Widodo tidak mengungkap alasan pencopotan dirinya dari jabatan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Padahal, kata Yasona para menteri Kabinet Indonesia Maju akan lengser pada Oktober mendatang.

"Eggak ada (penjelasan alasan dicopot). Saya juga enggak mau (nanya)," kata Yasonna saat ditemui awak media di Gedung Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Senin (19/8/2024) seperti dikutip Kompas.com

Yasonna wajar juga tak habis pikir. Pasalnya selama dua periode ia telah bekerja untuk presiden Jokowi . Tiba-tiba di ujung masa jabatan Jokwi yang bersisa 43 hari lagi, Yasonna dicopot dari jabatan Menkumham. Yasonna Laoly ibarat buah yang gugur di ujung musim. Mungkin karena buahnya busuk atau musim yang dilanda anomali (said mustafa husin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun