Selama pertempuran di Gaza, Israel selalu berusaha untuk menggambarkan dirinya sebagai korban tak berdosa dari serangan-serangan Palestina dan negara Arab yang penuh kebencian. Middle East Policy Council melaporkan, setidaknya di Amerika Serikat, upaya ini cukup berhasil.
Sekalipun kenyataannya bahwa Israel memulai eskalasi yang menghasilkan perang, menjatuhkan seribu kali lebih banyak ton amunisi ke Gaza daripada yang ditembakkan Gaza ke Israel. Namun Hasbara mampu mendistorsi informasi sehingga Israel terkesan tidak bersalah
Karena itu, sebagian besar orang Amerika terus melemparkan isu ke dalam konteks hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket. Hampir tidak ada yang menyebutkan fakta bahwa Gaza telah dikepung oleh Israel selama puluhan tahun sebelum pecahnya pertempuran terbaru ini.
Begitulah Hasbara terus bergerak. Hasbara sepertinya meyakini bahwa dalam peperangan modern, penguasaan informasi bisa sama pentingnya dengan penguasaan medan perang, dan itulah yang dilakukan oleh Israel dengan hasabra.
Propaganda Hasbara pada hakikatnya sudah dilakukan sejak zaman dulu. Namun di era modern, propaganda ini pun mulai beralih ke dalam bentuk video, infografis, serta unggahan viral media sosial maupun tagar (hashtag) yang lebih cepat mempengaruhi opini publik. Inilah yang dimainkan Hasbara (said mustafa husin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H