Keberadaan seseorang sendiri itu dibuktikan pula dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri sehingga lahirlah adagium " Cogito Ergosum" atau "Aku Berpikir maka Aku Ada" yang cukup terkenal di kalangan filsuf modern
Mulanya Descartes ingin mencari kebenaran. Ia memulainya dengan meragukan semua hal termasuk meragukan keberadaan dirinya sendiri. Dengan meragukan semua hal dia telah membersihkan dirinya dari berbagai prasangka yang bisa menuntunnya ke jalan yang salah   Â
Descartes ragu, mungkin saja berpikir sebenarnya tidak membawanya menuju kebenaran. Mungkin saja bahwa pikiran manusia pada hakikatnya tidak membawa manusia kepada kebenaran, tetapi sebaliknya membawanya kepada kesalahan.
Descartes yakin ada semacam kekuatan tertentu yang lebih besar dari dirinya yang mengontrol pikirannya dan selalu mengarahkan pikirannya ke jalan yang salah. Sampai di sini, Descartes tiba-tiba sadar bahwa bagaimanapun ia tetap berpikir.
Berpikir, inilah satu-satunya yang jelas. Inilah satu-satunya cara untuk membuktikan keberadaannya. Keberadaan seseorang sendiri itu dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri. Ia pun sampai pada kesimpulan "Cogito Ergosum"
Meragukan segala hal merupakan  dasar dari pertanyaan-pertanyaan filsafat. "Apakah ada nilai moral" "Apakah orang lain punya pikiran yang sama denganku" Apakah ada kehendak bebas" " Mengapa bahasa memiliki makna" "Mengapa kita semua mati"
Pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan filsafat yang lahir dari sikap meragukan segala hal. Karena itu disebutkan jika dalam filsafat keraguan dianggap tabu maka seketika itu pula filsafat akan menghembuskan nafas terkahir alias mati
Filsafat punya metodologi dalam mengkaji pertanyaan-pertanyaan umum dan asasi, misalnya pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, penalaran, nilai-nilai luhur, akal budi dan lainnya. Metodolgi yang lazim digunakan Socrates adalah dialektika.
Dari dialektika Socrates inilah lahir pemikiran-pemikiran filsafat yang terus berkembang hingga kini. Bahkan di era digitalisasi dengan maraknya interaksi dunia maya saat ini lahir juga filsafat yang disebut hyperealitas. Filsafat tak akan pernah berhenti sepanjang di bumi ini masih ada orang berpikir (said mustafa husin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H