Kendati isu Islamophobia terus diumbar, namun populasi muslim di dunia justeru berkembang pesat. Mengutip laman web Populasi Muslim Global, populasi muslim di dunia diperkirakan mencapai 2.006.931,770 jiwa. Sementara laporan Morocco World News (MWN) menyebutkan populasi muslim mencapai 25 persen lebih dari populasi global Â
Islam juga berkembang pesat di Inggeris. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggeris, dalam rentang 2011 -- 2021 pemeluk Islam di Inggeris meningkat 44 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Meski masih minoritas, namun peningkatan populasi umat Islam di Inggeris cukup signifikan
Dalam waktu 10 tahun, ada peningkatan 1,2 juta penduduk dari total keseluruhan muslim di Inggris Raya. Seperti dilaporkan Arab News, dari 4,9 persen atau 2,7 juta pemeluk Islam di negara bagian Inggris dan Wales, pada 2011 meningkat menjadi 3,9 juta muslim atau sebesar 6,5 persen dari total penduduk pada 2021.
Kota London tercatat sebagai wilayah dengan konsentrasi muslim terbesar. Data dari ONS mencatat, ada 15 persen warga London yang memeluk Islam per 2021. Angka ini meningkat 12,6 persen dari sebelumnya.
Sementara The Guardian melaporkan, wilayah di Inggris yang memiliki persentase populasi muslim terbesar pada tahun 2011 adalah Tower Hamlets. Kemudian disusul oleh wilayah lainnya yakni Blackburn dan Darwen sebesar 35 persen, Newham sebanyak 34,8 persen.
Karena itu, masa kerusuhan yang mengenakkan bendera Inggeris dan Union Jack mendapatkan aksi tandingan dari massa pendukung emigran yang meneriakkan slogan-slogan pro-emigran sebagai tanggapan terhadap sentiment anti emigrant. Ketegangan kedua kelompok semakin memicu ketidakstabilan situasi
Bentrok dua kubu ini mengakibatkan sejumlah polisi dilaporkan terluka. Pelaku kerusuhan bertopeng melemparkan potongan kayu dan kursi ke arah petugas polisi yang telah membentuk barisan untuk mencoba mengendalikan situasi. Namun pelaku kerusuhan semakin beringas. Ratusan orang telah dilakukan penangkapan. Â
Seperti dilansir NBC News, Senin (5/8/2024), biang dari kerusuhan ini adalah teori konspirasi yang tersebar di media sosial. Kurang dari tiga jam setelah serangan terhadap tiga gadis kecil itu, gambar-gambar hasil AI, menampilkan seorang pria berpakaian muslim tradisional
Pria berpakaian muslim tradisional ini mengacungkan pisau di luar gedung Parlemen Inggris, dibagikan di X oleh akun bernama Europe Invasion. Unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 900.000 kali.
Juru Bicara Tech Against Terrorism seperti dikutip The Guardian menyebutkan sebuah akun TikTok tanpa konten sebelumnya menyerukan protes di dekat lokasi serangan dilihat hampir 60.000 kali dalam beberapa jam. Kekerasan akhirnya meletus pada malam berikutnya
Aksi kerusuhan ini sangat menampar Perdana Menteri Inggeris, Keir Starmer yang baru saja dilantik. Keir Starmer mengutuk "tindakan premanisme ekstremis sayap kanan" di jalanan Inggris. Pihaknya juga berjanji segera menjatuhkan hukuman.