Venezeula lumpuh tak berdaya. Uang kertas Venezeula, Bilovar tidak bernilai sama sekali, malah uang kertas itu dijadikan bahan membuat tas tangan. Rakyat kelaparan karena tidak ada ketersediaan bahan makanan. Saking laparnya, rakyat Venezeula yang terbiasa hidup mewah kini tak segan menjarah toko makanan.
Diperkirakan dua pertiga toko makanan dan minuman di perbatasan Kolombia kala itu tutup. Bahkan warga Venezeula saat itu tak segan merampas dan menyembelih hewan ternak yang tengah digembalakan.
Tak sanggup menghadapi kondisi yang ada, lebih dari satu juta warga Venezeula akhirnya menerobos perbatasan negara tetangga seperti Kolombia, Peru, Cile, Brasil dan Argentina. Mereka meninggalkan Venezeula yang tengah dilanda krisis ekonomi, kekurangan bahan makanan dan Hyperinflasi.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR), meminta negara-negara yang diterobos masuk oleh warga Venezeula untuk menganggap mereka sebagai pengungsi. Badan pengungsi PBB meminta negara-negara itu tidak mendeportasi, mengusir atau memaksa mereka kembali terkait situasi saat ini di Venezuela.
Seperti dilansir Miami Herald, UNHCR menyampaikan permintaannya dalam laporan bertajuk "Guidance Note on the Outflow of Venezuelans" atau "Pedoman soal Aliran Warga Venezuela". Dalam laporan tiga halaman itu, UNHCR meminta negara-negara tujuan untuk menjamin tempat tinggal dan hak bekerja bagi warga Venezuela.
Memang tak ada yang menyangka, Venezeula negara yang diperkirakan lebih kaya dari Arab Saudi itu, sempat terpuruk dalam kemiskinan. Cadangan minyak Venezeula berdasarkan data OPEC, sekitar 300 miliar barel, diperkirakan bisa bertahan hingga 200 tahun.
Cadangan minyak Venezeula ini jauh lebih besar dari cadangan minyak Arab Saudi hanya sekitar 250 miliar barel. Namun, perseteruan dua kubu politik yang tak kunjung reda membuat negara kaya ini sempat terpuruk secara ekonomi, rakyat kelaparan hingga mengungsi ke nagara lain. Inikah yang disebut kutukan sumber daya alam ?? (said mustafa husin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H