Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sebelum Gantung Diri, Pelukis Arshile Gorky Lahirkan Dua Karya Fenomenal

1 Agustus 2024   14:56 Diperbarui: 1 Agustus 2024   21:02 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arshile Gorky (Foto Esoterica Art Agency)

Sepanjang hidupnya, pelukis ekspresionisme abstrak Amerika, Arshile Gorky melahirkan dua karya fenomenal yaitu "Agony" dan "The Ploug And The Song". Dua karya fenomenal ini dilukis Gorky dalam suasana batin yang gundah gulana. Di penghujung hidupnya, Gorky sangat menderita sebelum akhirnya nekad bunuh diri

Sebelum mengakhiri hidupnya, musibah demi musibah tak henti-henti menimpa pelukis Arshile Gorky. Tapi hal yang sangat membuat batinnya menderita adalah saat berpisah dengan kedua puterinya. Dua puteri Gorky ini dibawa mantan isterinya selepas mereka bercerai. Gorky bercerai dengan isterinya setelah wanita pendamping hidupnya itu ditemukan berselingkuh

Setelah bercerai dengan wanita yang selalu dipanggilnya "mougouch" atau "sayang" itu, Gorky sempat menikah dengan penulis Inggris dan pahlawan perang Xan Fielding. Namun pernikahan itu tak mampu menghapus lara yang bergelayut dihatinya. Gorky semakin gundah gulana dan semakin merasa tersiksa

Dirangkum dari berbagai sumber, untuk mengobati rasa luka yang dalam, Gorky kembali berkarya.  Ia tuangkan segala rasa perih yang menyiksa dirinya ke atas canvas. Di sinilah lahir dua karya fenomenal Gorky masing-masing berjudul "Agony" dan "The Ploug And The Song" yang diulas para curator sebagai karya terbaik Gorky

Sedihnya, tak lama setelah "Agony" dan "The Ploug And The Song" selesai, Gorky kembali ditimpa musibah. Ia mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya Gorky mengalami cidera leher dan kelumpuhan tangan. Musibah ini membuat Gorky tidak bisa sama sekali melukis. Ia sangat frustasi, lalu tak berselang lama Gorky ditemukan tewas gantung diri

Sebenarnya dua tahun sebelum gantung diri atau sebelum isterinya ditemukan berselingkuh, Gorky juga mendapatkan musibah besar. Pada tahun 1946, gudang studio Gorky ludes terbakar. Banyak karya lukisnya yang tak bisa terselamatkan. Karya-karya besar Arshile Gorky lenyap menjadi abu

Berhari-hari Arshile Gorky seakan meratapi peristiwa yang terjadi. Ia sangat frustasi. Dalam kondisi galau begitu, pelukis yang malang ini ditimpa musibah lagi. Arshile Gorky didiagnosa terserang kanker. Sejak itu, Gorky menjalani kolostomi secara teratur, sehingga tubuhnya menjadi letih.  

Saat ditemukan gantung diri di Connecticut, Arshile Goreky berusia 44 tahun. Gorky lahir di sebuah desa kecil di tepi Danau Van yang masuk wilayah Kekaisaran Ottoman yaitu Desa Khorgom, Vostanik Manoug Adoian, Armenia, pada 15 April 1904, meninggal 21 Juli 1948.

Arshile Gorky dimakamkan di pemakaman "North Cemetery" di Sherman, Connecticut. Pada hari pemakaman, para kerabat berdatangan, seperti Jackson Polock, Willem de Kooning, Mark Rothko dan tokoh pergerakan ekspresionisme abstrak Amerika lainnya.

Kematian Gorky kala itu, memang mengejutkan dunia seni lukis Amerika khususnya pengikut gerakan ekspresionisme abstrak Amerika. Apa lagi sepanjang karirnya, banyak kritikus seni menggambarkan sosok Arshile Gorky sebagai seniman abad ke 20 yang paling memiliki power dan survivel.

Karakter kuat yang membentuk diri Gorky ini tidak lain disebabkan pengalaman hidupnya yang sangat pahit sebagai imigran Amerika dari Armenia. Gorky lahir ditengah keganasan Genosida yaitu pembunuhan ras Yahudi secara besar-besaran di Armenia, namun ia bisa lolos menyelamatkan diri.

Saat usianya beranjak remaja, 11 tahun, Gorky lari meninggalkan Armenia untuk menghindari kekejaman Genosida. Ia lari bersama ibu dan tiga saudara perempuannya ke Rusia. Dalam pelarian itu, Gorky terpaksa mengurusi ibu dan tiga saudara perempuannya.

Sedihnya dalam pelarian itu, ibu Gorky meninggal karena kelaparan di Yerevan pada tahun 1919. Kematian ibunya itu, membuat bathin Gorky sangat terpukul. Setahun setelah kematian ibunya di Yerevan, Gorky berangkat ke Amerika. Di Amerika Gorky bertemu dengan ayahnya.

Ayahnya sudah 7 tahun lebih dulu meninggalkan Armenia beremigran ke Amerika. Sama alasannya, Ayah Gorky berangkat ke Amerika untuk menghindari Genosida yang tengah marak di Armenia. Ketika itu, seluruh Yahudi Armenia dikejar dan dibunuh.

Kendati sudah lama tak bersua, namun saat Gorky menemui ayahnya di Amerika, pertemuan itu sangatlah hambar. Suasana pertemuan itu hambar disebabkan Gorky sangat sedih mengingat kematian ibunya tanpa didampingi ayahnya. Ayahnya lebih dulu ke Amerika.

Kendati sudah berdomisili di Amerika, Gorky tetap saja cemas dengan ancaman Genosida. Keganasan Genosida Armenia tetap saja menghantui dirinya. Untuk mengurangi rasa cemasnya, anak Yahudi Armenia ini mengganti namanya dan memilih nama yang tepat untuk dirinya yakni Arshile Gorky.

Itulah awalnya pelukis ini bernama Arshile Gorky. Kepada banyak orang, ia menjelaskan kalau dirinya keturunan Georgia dan masih punya hubungan dengan Georgia Arshile. Selain itu Arshile Gorky juga mengaku saudara dari penulis Rusia, Maxim Gorky.

Semua itu ia lakukan agar dirinya tidak lagi dicap sebagai Yahudi dan terhindar dari pembantaian Genosida. Dua tahun di Amerika atau 1922, Gorky mendaftar di sekolah seni "New School of Design" di Boston. Di sekolah itu, Gorky terpilih menjadi instruktur paruh waktu.

Memang sebelum masuk sekolah, Gorky sudah memiliki bakat melukis. Bahkan ketika pertama kali menginjak Amerika, 1920, Gorky sudah mulai berkarya. Namun ketika pertama di Amerika, Gorky masih dipengaruhi aliran impresionisme

Aliran impresionisme adalah aliran yang selalu berupaya menampilkan kesan-kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk. Aliran impresionisme tidak mengenal deformasi warna dan deformasi bentuk

Selang beberapa waktu, barulah karya-karya Gorky berkembang ke aliran post-impresionisme. Ini terjadi karena Gorky dipengaruhi oleh gaya Paul Cezane, pelukis post impresionisme Perancis yang kala itu tinggal di New York.

Mulanya Paul Cezane juga pelukis impresionisme yang selalu didasarkan pada perekaman objektif alam melalui penekanan warna dan cahaya. Kemudian Cezane beralih ke post impresionisme yang melakukan pendekatan dengan cara mengilhami lanskap dan benda mati dengan keabadian dan koherensi yang monumental

Pada tahun 1925, karir Gorky semakin melejit. Ia ditawarkan Edmund Greacen untuk mengajar di Grand Central School of Art, tawaran itu diterimanya. Saat mengajar di "Grand Central School of Arts" tepatnya tahun 1927, Gorky bertemu Ethel Kremer Schwabacher. Mereka menjalin persahabatan seumur hidup.

Schwabacher adalah penulis biografi Gorky yang pertama. Dalam biografi yang terkenal itu tertulis pandangan Gorky terhadap seni. "Hakikat pikiran adalah benih seniman. Bulu-bulu kuas seniman membentuk mimpi. Itulah persepsi terdalam saya melalui seni"

Selama mengajar di "Grand Central School of Arts" , wawasan seni Gorky tentang lukisan semakin luas dan bertambah. Hanya saja Gorky mengajar di sana sampai tahun 1931. Berhenti dari situ, Gorky mulai menjual karya-karyanya dengan harga mulai dari US$ 100 hingga US$ 450.

Karya Gorky dijual sampai ke Galery Downtown di New York. Hanya saja sebagian besar karya Gorky saat itu masih "unsigned".Barulah pada tahun 1935, Gorky menandatangani kontrak tiga tahun dengan Art Gallery Guild yang beralamat di 37 West Fifty-seventh Street, New York.

Art Gallery Guild ini milik Anna Walinska dan Margaret Lefranc. Namun demikian, galeri ini memiliki dana kuat lantaran Art Gallery didanai dan diarahkan oleh Lefranc. Di Art Gallery Guild inilah diselenggarakan pameran tunggal pertama Arshile Gorky.

Pameran tunggal Gorky di Art Gallery Guild ini merupakan pameran tunggal pertama pelukis abstrak New York. Pameran ini juga disebutkan sebagai pameran tunggal pertama yang paling sukses di era itu.

Di sini, Gorky sudah mulai meraup banyak uang, tapi ia masih saja berstatus lajang. Kisah cinta Gorky pertama kali dimulai dengan artis Corinne Michelle West. Hanya saja hubungan Gorky dengan artis ini tidak berlanjut ke jenjang pernikahan.

Pada tahun 1941, barulah Gorky bertemu dan menikah dengan Agnes Magruder. Wanita yang dinikahi Gorky ini adalah putri dari perwira angkatan laut, Laksamana John H Magruder. Gorky memangil wanita cantik ini dalam bahasa Armenia "mougouch" artinya "Sayang".

Dari pernikahannya dengan "mougouch", Gorky dikaruniai dua putri masing-masing Maro dan Yalda. Nama Yalda kemudian digantinya dengan Natasha. Sedihnya pernikahan Gorky tak berlangsung mulus. Keduanya bercerai yang membuat Gorky sangat terpukul

Untuk mengobati rasa luka yang perih akibat perceraian ini, Gorky lari ke canvas. Ia melahirkan dua karya lukis "Agony" dan "The Ploug And The Song". Dua karya ini merupakan karya terakhir dalam hidupnya dan karya paling fenomenal sepanjang karirnya. (said mustafa husin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun