Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Willem de Kooning dan Gerakan Ekspresionisme Abstrak Amerika

29 Juli 2024   20:52 Diperbarui: 30 Juli 2024   17:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

”Gerakan ekspresionisme abstrak berkembang di Amerika setelah perang dunia ke 2. Para pelukis seperti Willem de Kooning, Jackson Pollock sebagai tokoh utama. Karya lukis mereka terjual mahal, tapi mereka tak sempat menikmatinya.“

Suatu siang, tahun 2015 lalu, rumah lelang lukisan Heritage Auction di negara bagian California Amerika Serikat tepatnya di Beverly Hills melelang sebuah lukisan ekspresionisme abstrak karya Willem de Kooning berjudul Interchange

Pelelangan ini dihadiri Kenneth C. Griffin, seorang miliarder asal Amerika Serikat yang akhirnya jadi pemenang lelang. Lukisan ekspresionisme abstrak karya de Kooning ini terjual dengan harga yang sangat fantastis US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun

Setelah Griffin memenangkan lelang, pembelian dilakukan melalui David Geffen Foundation yaitu sebuah yayasan yang didirikan oleh David Geffen. Geffen sendiri seorang produser film dan musik asal Amerika Serikat. Saat ini lukisan itu berada di Institut Seni Chicago.

Interchange dibuat pada tahun 1955. Lukisan ekspresionis abstrak karya Willem de Kooning ini sepintas seperti coretan-coretan garis tanpa makna. Lukisan ini menggambarkan bentuk-bentuk geometris yang saling bertabrakan dengan warna-warna cerah.

Interchange menjadi lukisan termahal kedua di dunia dan lukisan termahal dari seluruh karya de Kooning. Lukisan lain de Kooning yang juga terjual mahal berjudul Women III. Lukisan Women III karya de Kooning ini terjual dengan harga US$ 137,5 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun pada tahun 2006

Interchange (Foto Amazone.in)
Interchange (Foto Amazone.in)

Willem de Kooning memang dikenal sebagai eksponen gerakan ekspresionisme abstrak Amerika. Bahkan de Kooning merupakan salah satu eksponen terkemuka dari ekspresionisme abstrak, khususnya penerapannya dalam bentuk lukisan

Bersama de Kooning ada nama besar lainnya seperti Jackson Pollock, Barnet Newman, Mark Rothko, Arshile Gorky dan banyak lagi. Gerakan ekspresionisme abstrak Amerika ini berhasil mengalihkan pusat seni dunia barat dari Paris ke New Yor setelah perang dunia II.

Sama seperti sebagian besar pelukis aliran ekspresionisme abstrak Amerika lainnya, Willem de Kooning juga bukan asli Amerika. Ia berimigrasi ke Amerika. Di Amerika, de Kooning berkembang pesat setelah melalui berbagai proses rumit dalam perjalanan karirnya

Willem de Kooning lahir di Rotterdam, Belanda 24 April 1904, meninggal 19 Maret 1997 di East Hampton, New York, Amerika Serikat. Sejak usia 12 tahun de Kooning mulai berlatih melukis, bahkan ia ikut kursus malam di kelas melukis di Roterdam.

De Kooning belajar di Rotterdam Academie voor Beldende Kunsten en Wetenschappen Technische (Rotterdam Academy) sampai 1924. Kemudian pada usia 20 tahun, hijrah ke Brussel, Belgia. Dua tahun di Brusel, Willem de Kooning berimigrasi ke Amerika.

Di Amerika de Kooning bergabung dengan Jhon Graham, Stuart Davis dan Arshile Gorky. Karena itu awalnya de Kooning dipengaruhi oleh gaya Surealis Gorky dan Picasso. Surealisme adalah aliran yang berkaitan erat dengan fantasi atau imajinasi

Namun sejak de Kooning dekat dengan Jackson Pollock dan Franz Kline, ia mulai menggandrungi action painters atau gesture abstrak dan tachisme. Ini seperti kaedah lukis Jackson Pollock yakni meneteskan, memercikkan atau juga memoleskan cat secara spontan ke kanvas

Karya yang dihasilkan dalam action painters sering kali menekankan pada tindakan fisik pelukis itu sendiri. Tindakan ini sebagai aspek penting untuk hasil akhir karya. Dalam action painters pelukis mengandalkan gerak tubuh dalam proses penciptaan lukisan

Biasanya karya action painters ini dibubuhi abstrak Tachisme yaitu gerakan menetes-neteskan cat ke atas kanvas sehingga menghasilkan titik-titik yang estetis. Teknik ini sering digunakan tokoh utama ekspresionisme abstrak Amerika, Jackson Polock.

Kendati telah bergabung dalam ekspresionisme abstrak Amerika, Willem de Kooning dalam melukis sedikit berbeda dengan pelukis lainnya. De Kooning selalu mengandalkan sapuan kuas lebar untuk menciptakan ritma abstraks, sehingga menimbulkan kesan ruang tanpa batas.

Ada juga pelukis ekspresionisme abstrak seperti Mark Rothko yang menciptakan warna-warna dalam bentuk bujur pada karyanya. Hampir setiap pelukis ekspresionisme abstrak Amerika memiliki ciri khas dalam melukis dan hasil karya lukisnya

Karena itu, kritikus lukis atau curator Amerika, Harold Rosenberg menyebutkan kanvas bagi pelukis ekspresionisme abstrak bukanlah media untuk merekam fenomena.

Rossenberg menyebutkan kanvas bagi pelukis ekspresionisme abstrak adalah arena yang melahirkan fenomena. Pelukis ekspresionisme abstrak tidak mengenal gerakan halus. Mereka menolak kaedah akademik.

Untuk penekanan kaidah lukis ekspresionis dalam karyanya, pelukis ekspresionisme abstrak melakukan deformasi bentuk dan deformasi warna. Terkadang, tangan pelukis ekspresionisme abstrak bergerak bebas, seperti naluri pelukis itu sendiri.

Sampai saat ini, karya-karya ekspresionisme abstrak merajai pasar lelang dunia. Misalnya Number 17 A karya Jackson Pollock, Nafea faa Ipoipo karya Paul Gauguin, Violet, Green and Red karya Mark Rothko, bahkan Interchange karya de Kooning terjual dengan harga fantastis Rp 4,2 triliun

Hanya saja, nasib Willem de Kooning sama dengan pelukis ekpsresionisme abstrak lainnya. Karya-karya mereka terjual dengan harga fantastis tapi tidak sempat dinikmatinya. Sepanjang usia mereka hidup menderita.

De Kooning meninggal dunia pada 19 Maret 1997 di East Hampton, New York, Amerika Serikat. Sementara karya-karya de Kooning terjual dengan harga fantastis dimulai tahun 2006. Sangat menyedihkan (Said Mustafa Husin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun