Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Eksistensialisme dalam Kubu Religius dan Atheis

28 Juli 2024   22:21 Diperbarui: 30 Juli 2024   13:47 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heideger lama menggali konsep tentang "Ada" dalam pengertian tradisional Plato hingga pandangan filsafat eksistensialisme. Bahkan Heideger sempat melahirkan karya terkenal Being and Time

Namun dalam memahami filsafat eksistensialisme Heideger tidak pula berpijak pada autentisitas tapi pada kebebasan. Ia sepemikiran dengan Startre dan Albert Camus yang cenderung atheis

Filsuf eksistensialisme yang berada di kubu religius atau kubu agama yakni Soren Kierkegard, Karl Jasper dan Gabriel Marcel. Melalui pandangan eksistensialisme yang berpijak pada autentisitas mereka selalu bergerak menuju Tuhan.

Kendati begitu, seluruh filsuf eksistensialis berpegang pada doktrin fundamental yakni eksistensi mendahului esensi. Artinya manusia terlebih dahulu bereksistensi, berkiprah di dunia dan baru sesudah itu mendefinisikan dirinya.

Para pengikut eksistensialis biasanya berpikir bagaimana sesuatu yang ada dapat berada dan untuk apa ada. Etika eksistensialis terbilang positif dalam memandang hidup, tidak seperti nihilsme yang menganggap hidup itu tak berarti.

Etika eksistensialis mendorong manusia untuk hidup dan bereksistensi, mencari makna kehidupan, merubah sesuatu yang dianggap tak dapat dirubah, belajar sesuatu yang baru, bekerja, semua dilakukan demi kelangsungan hidup. (said mustafa husin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun