Teori filsafat idealisme Hegel telah membuat keimanan lebih rendah dari akal manusia. Padahal menurut Kierkegard, agama mengajarkan iman dan iman selalu berada di atas akal manusia.
Semasa hidupnya, Kierkegard tak pernah berpikir kalau pandangannya akan menjadi akar tumbuhnya pandangan filsafat eksistensialisme. Apalagi di masa itu, tulisan Soren Kierkegard tak pernah ditanggapi filsuf modern.
Dalam tulisan-tulisannya, Kierkegard menyebutkan bahwa manusia selalu berupaya menggapai kebenaran melalui relitas objektif. Padahal katanya kebenaran itu sendiri sebagai subjektivitas.
Subjektivitas ini yang menjadi poros utama argument Kierkegaard. Kendati begitu, Kierkegaard dalam tulisan-tulisannya tidak bicara mengenai semua bentuk kebenaran.
Dalam tulisannya, Kierkegard hanya berbicara mengenai bentuk kebenaran yang secara konkret menentukan cara manusia menjalani hidupnya, yakni kebenaran moral dan religius.
Kierkegaard meyakini kebenaran moral dan religius secara hakiki menentukan cara kita menghayati hidup sehari-hari. Penghayatan itu dilakukan melalui nilai-nilai moral dan religius yang kita anut.
Pengaruh Kierkegaard sebagai bapak Eksistensialisme baru mulai dirasakan pada abad 20. Penulis dan filsuf seperti Jean-Paul Sartre, Martin Heidegger banyak terinspirasi oleh karya-karya Kierkegaard
Namun dari sejumlah filsuf yang terinspirasi oleh tulisan-tulisan Kierkegaard justeru berpandangan lain. Misalnya Jean Paul Sartre. Filsuf ini lebih menekankan tema-tema tulisannya pada absurditas karena eksistensialisme bagi Sartre adalah kebebasan.
Dalam pandangan filsafatnya Sartre menyatakan manusia modern harus menghadapi fakta bahwa "Tuhan Tidak Ada". Dunia dan benda-benda yang membentuknya adalah benda yang ada tanpa alasan dan tujuan
Menurut Sartre mereka sekadar ada. Manusia berbeda dari benda, dalam artian manusia menciptakan hakikat keberadaannya sendiri. Benda tidak bisa memilih moralitas yang diinginkannya.
Heideger juga terinspirasi oleh faham eksistensialisme. Namun filsuf yang pada mulanya seorang pengikut fenomenolgi ini berseberangan dengan pemikiran eksistensialisme Kierkegard