Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amerika Seakan Ditampar, Resolusi PBB soal Iran Diveto Rusia

28 Februari 2018   21:07 Diperbarui: 1 Maret 2018   08:08 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikki Haley (Foto Reuters/Lucas Jackson)

Eksekusi mati yang dilakukan Arab Saudi terhadap ulama syiah terkemuka Syeikh Nimr al Nimr itu membuat warga Iran naik pitam. Kedutaan besar Arab Saudi di Teheran diserang pengunjuk rasa. Akhirnya Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

Dari berbagai keterkaitan ini, Amerika semakin berani menuduh rudal Iran telah digunakan kelompok pemberontak Houthi dalam serangan ke Arab Saudi. Bahkan Arab Saudi pernah menembak jatuh rudal Houthi yang menrgetkan Bandara Internasional King Khaled pada awal November 2017 lalu. Dari serpihannya diyakini sebagai senjata buatan Iran.

Apalagi operasi militer Arab Saudi yang sudah berlangsung di Yaman sejak beberapa tahun lalu, namun tak jua berhasil menundukkan kelompok pemberontak Houthi. Sehingga kecurigaan Amerika dan Arab Saudi terhadap Iran yang bermain dibelakang kelompok pemberontak Houthi semakin tajam.

Iran sendiri sebenarnya sudah banyak sekali mendapatkan tekanan lewat resolusi PBB. Bukan saja larangan membuat senjata nuklir tapi juga embargo dalam hal-hal lain di bidang perdagangan. Namun tekanan itu tidak membuat Iran patah arang. Rakyat dari negara Ayatollah Khomeini ini  tetap saja tampil garang.

Sikap Iran ini tak pernah surut karena selalu mendapatkan dukungan Rusia. Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dubim Vladimir Safronkov berulangkali meminta Dewan PBB untuk meninggalkan bahasa ancaman dan sanksi terhadap Iran. Ia meminta Dewan PBB untuk mulai menggunakan instrumen dialog untuk memperluas kerja sama dan sikap saling percaya.

Atas dukungan Rusia pula sanksi terhadap Iran dicabut pada 2016 lalu. Pencabutan sanksi itu berlangsung dibawah kesepakatan nuklir yang ditengahi oleh kekuatan dunia dan diabadikan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi tersebut masih mengarah ke embargo senjata dan pembatasan lainnya di luar kesepakatan nuklir.

Kendati begitu, Amerika Serikat memang tak pernah berhenti menekan Iran. Itulah, pada Senin (27/12/2018), Amerika sudah memvotingkan draft tekanan untuk Iran. Tinggal selangkah lagi draft yang mempersempit ruang gerak Iran itu akan dikodifikasi menjadi resolusi dewan kemanan PBB. Namun Rusia menunjukkan taringnya. Rusia memveto resolusi tersebut.

Apakah Amerika Serikat diam begitu saja dengan sikap Rusia ini. Ternyata tidak, Duta Besar Amerika untuk PBB, Nikki Haley langsung angkat bicara. Wanita bertubuh langsing ini justeru mengancam akan melakukan tindakan sendiri jika Rusia masih saja membela Iran.

"Jika Rusia akan terus melindungi Iran maka AS dan mitra-mitra kami perlu bertindak sendiri. Jika kita tak akan mendapatkan tindakan di dewan maka kita harus bertindak sendiri," Tegas Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (27/2/2018).

Namun Haley tidak menjelaskan lebih rinci mengenai tindakan apa yang akan diambil terhadap Iran. Haley hanya terkesan mulai emosional. Ia berbicara lantang soal sikap Rusia dalam memveto resolusi Dewan Keamanan PBB soal Iran. Haley menyatakan akan mengambil tindakan sendiri. Ini semua tentu karena kecewa.

Sebenarnya, apa yang tengah dirasakan Amkerika ini telah pula pernah dirasakan oleh 128 negara yang pernah memilih mendukung resolusi PBB yang berisi penolakan keputusan Trump soal ibu kota Yerusalem. Kendati voting jauh unggul tapi kemudian dipatahkan oleh veto Amerika. Duta besar dari 128 negara itupun terdiam. Begitulah politik dunia. (Said Mustafa Husin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun