Mohon tunggu...
Esbea Saja
Esbea Saja Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Wanita jogja, yang berada di rantau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sehari Bersama Pak Guru Kakao Tanah Mandar

20 Juli 2010   04:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:44 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekitar dua tahun lalu, Kompas mengulas tentang profil seorang petani tua sekaligus mantan penyuluh pertanian  dari tanah Mandar. yang sukses mengembangkan kakao dengan teknik sambung samping, dan hasilnya bisa membuat orang yang melihatnya berdecak kagum.

kakao hasil Sambung Samping Haji Malik (Dok. Sribudi Astuti)

Sekitar dua bulan lalu, selepas acara Kompasiana Nangkring di Makassar, saya berkesempatan mengunjungi Pak Haji Malik, Sang guru kakao yang tinggal di Mamuju. Senin siang selepas menyelesaikan seluruh kegiatan saya di Ibukota Kabupaten Mamuju, saya bersama seorang teman dan dipandu salah seorang putra haji Malik, kami  berkendara menyusuri jalan trans sulawesi sejauh 30 kilometer kearah utara. Kami sampai di Rumah haji Malik tepat tengah hari, tetapi sayangnya Haji Malik Sedang berada di kebun yang katanya hanya berjarak 2 km saja dari rumahnya.

Pikir saya jarak segitu tidak terlalu jauh, tetapi ternyata sepanjang jalan saya mengumpat "wah kalau ini mah 2 km nya dalam ukuran para raksasa" saking jauhnya. ketika berbelok dari jalan trans Sulawesi, kami memasuki kawasan perkebunan yang sunyi, mirip hutan, saya langsung berpikir, kok Haji Malik berani ya ke kebun yang sepi begini.

Wajah saya yang jutek karena panik melewati kebun yang sepi, serta jalanan yang berbatu dan naik turun langsung menguap ketika memasuki batas kebun milik Haji Malik. begitu memasuki 'pintu utama'kebun, saya dihadapkan pada pohon kakao yan sarat buah, mengkilat dan ranum. Seorang lelaki tua kemudian keluar dari pondok dan menyambut kami dengan keramahannya dan menerima kami berbincang-bincang di kolong rumah panggung yang sekaligus berfungsi sebagai 'kelas' bagi siapa saja yang ingin belajar tentang kakao.

Dengan panjang lebar Haji Malik menceritakan sepak terjangnya sebagai penyuluh, sebagai petani dan tak lupa beliau juga menunjukkan tulisan tentang dirinya di koran Kompas yang dicopy dan dicetak di spanduk fiber yang terpajang di kolong rumah panggung.

Haji Malik dibawah Koran Kompas yang memuat tentang dirinya (sribudi Astuti)

Saking semangatnya, tanpa saya minta Haji Malik mengajak saya berkeliling kebun kakaonya, yang hampir semuanya sudah diremajakan dengan teknik sambung samping, dan saat ini Haji malik juga sedang mempersiapkan bahan tanam yang akan dijadikan sebagai bahan teknik sambung pucuk.

kakao siap panen(Dok. Sribudi Astuti)

ketika saya berkeliling kebun, ternyata jauh didalam kebun terdapat sekelompok mahasiswa yang sudah hampir dua bulan tinggal bersama Haji Malik untuk menimba ilmu tentang budidaya kakao. Dengan senang hati pula Haji Malik mengarahkan mahasiswa tersebut untuk bekerja sesuai prosedur.

Mahasiswa yang berguru pada haji Malik (Dok. Sribudi Astuti)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun