Mohon tunggu...
Esa Jati Manunggal Sukma Adhi
Esa Jati Manunggal Sukma Adhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Sosiologi UNS

Mengisi waktu luang dengan menulis. Suka mengamati isu sosbud, gender, dan ilmu sosial lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buruh Terus Meninggal di Perusahaan Tambang Nikel China di Indonesia

14 Maret 2023   10:24 Diperbarui: 14 Maret 2023   10:29 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi telah menangkap 71 orang dan menetapkan 17 sebagai tersangka dalam kasus bentrok pekerja di PT GNI. Foto: Humas Polda Sulteng

Efek dari perlindungan politik tingkat atas ini sangat terasa di lapangan. Amirullah, seorang pekerja Indonesia dan ketua Serikat Pekerja Morowali Utara, menghabiskan 13 bulan di Gunbuster. Tugasnya adalah melacak bijih dan batu bara yang diangkut ke gudang. Namun pada Juli, sebulan setelah perusahaan mengetahui keterlibatannya dengan serikat pekerja, dia dipecat tanpa alasan.

Pejabat pemerintah daerah tampaknya setidaknya mengetahui sebagian dari pelanggaran ketenagakerjaan, tetapi kekuasaan mereka terbatas. Arnold Firdaus Bandu, kepala kantor provinsi Kementerian Tenaga Kerja, mengatakan para pejabat dikirim untuk menyelidiki pabrik pengolahan nikel setelah kebakaran pada bulan Desember, tetapi Gunbuster tidak memberi mereka akses. 

Namun, para pejabat nasional telah memperjelas apa yang menjadi prioritas pemerintah. Mengunjungi lokasi beberapa hari setelah operasi dilanjutkan, Noor, Wakil Menteri Tenaga Kerja, mengatakan kementerian telah memberikan panduan kepada perusahaan tentang cara meningkatkan keselamatan kerja dan suasana kembali normal. Dan Menteri Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyayangkan bentrokan itu berdampak buruk bagi bisnis dan mendesak media untuk mengecilkannya. 

Tapi ada masalah di lapangan, dan tidak akan hilang dengan sendirinya, kata Ikhsan dari Lembaga Kebijakan Publik Paramadina.  

@niisell55

1 video + 12 foto Lon Rindu -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun