Projek latihan menjadi bakul pun saya paparkan. Sebenarnya proyek ini tidak terkunci pada apa yang dijual. Sehingga jenis barang apa saja yang dijual, boleh. Dengan semangat memiliki mental bakul dan daya kreatif dalam menjajakan barang, projek bakulan ini saya bagi menjadi tingkatan.
"Saya bagi menjadi tingkatan bakul ya. Jadi siapa yang berani memilih projek bakulan paling atas, dijamin mendapatkan pengalaman yang luar biasa," promo ku di depan kelas mereka.
Projek latihan kali ini saya bagi menjadi tiga tingaktan. Tingkat pertama adalah bakul SJ. Tingkat kedua adalah bakul KJ. Tingkat ketiga adalah bakul MKJ.
"Lho, katanya bakul camilan pak?", seloroh protes siswa paling ujung belakang.
"Iya, tetap camilan, tetapi hanya beda tingkat saja," jawabku.
"Bakul SJ, taukah kamu? Apakah  bakul SJ?"
"Bakul Sakit Jiwa pak."
"Bakul Susu Jahe pak,"
Seketika semua tertawa sambil memendam rindu tahu apakah itu bakul SJ.
Bakul SJ bukan bakul sakit jiwa. Dan bukan pula bakul susu jahe. Walaupun memang benar adanya bahwa para bakul sekarang pada saat spekulasi bahkan melebihi pasien sakit jiwa. Tetapi yang dimaksud Bakul SJ kali ini adalah Bakul Siap Jual. Inilah projek kecil tentang pelatihan menjadi bakul tingkat dasar.Â
Konsep SJ adalah bahan dan tempat bakulan telah disiapkan. Siswa langsung berperan menjual barang dagangan. Beberapa barang dagangannya yang dijual dapat berupa alat tani, rempah-rempah, jamu, beras, sayuran, buah-buahan, hingga camilan. jenis praktik bakulan kali ini, siswa dianggap berhasil dengan indikator berani menjual barang dagangan, dan barang dagangan terjual minimal 50% dari jumlah stok barang yang disediakan. Â