Tulisan singkat ini merupakan buah hasil dari kunjungan Penulis bersama kawan-kasan guru Sosiologi se-Jawa Tengah di SMA Taruna Nusantara, Magelang. Tentu telah banyak yang tahu bahwa SMA yang satu ini adalah buah dari perpaduan dua sistem pembelajaran, yaitu antara Taman Siswa dan Pendidikan TNI. Tetapi, belum tentu banyak yang tahu tentang bagaimana keadaan terkini SMA TN ini. Â Terlebih bagi orang tua dan para adik-adik SMP yang tertarik melanjutkan studi di sini. Semoga tulisan ini bermanfaat.Â
Pada hari Kamis, 06 Desember 2018, perwakilan pengurus inti MGMP Sosiologi Jateng berkunjung ke SMA Taruna Nusantara, Magelang. Kunjungan kali ini adalah penjajakan awal dalam kesiapan pelaksanaan kegiatan "Pelatihan Video Tutorial Pembelajaran Pada Kelas Maya & Penulisan Best Practice " yang akan dilaksanakan pada awal tahun 2019 ini. Kami adalah Ibu Widi, Ibu Darsini, Ibu Yuni, Ibu Esther, Ibu Luluk, Pak Ibe, Pak Fendy, Pak Endri, dan senior serta kolega kami, Pak Bambang dan Pak Gufron.Â
Kami segenap perwakilan pengurus inti MGMP Sosiologi Jateng berterimakasih kepada pihak SMA Taruna Nusantara, karena surat permohonan penyelenggaraan kegiatan awal tahun kami, disetujui disini.Â
Pagi itu, kami diterima dengan penuh hangat di Wisma Tamu LB. Moerdani. Sungguh hangat sambutan dari pihak SMA Taruna Nusantara atau yang juga kerab di sebut SMA Tarnus dan SMA TN ini. Pak Bambang dan Pak Gufron, guru Sosiologi SMA Tarnus yang langsung menyambut kami.Â
Persiapan kegiatan pun dibahas dengan runtut. Sesuai dengan struktur kepanitian yang disepakati saat rapat koordinasi kali pertama di LPMP Semarang, Ibu Luluk, sembari mengingat siapa diposisi apa, dan diperjelas berperan apa. Identifikasi pun berjalan dengan detail. Semua alternatif dan maping masalah diulas dengan mendalam besarta solusi yang menarik, efektif, dan tentu pilihan-pilihan yang efesien serta rasional.Â
Menginjak pada hal teknik, diantaranya ruang yang digunakan untuk pelatihan, ruang makan peserta pelatihan, asrama penginapan, Masjid Tarnus, kolam renang, hingga lokasi-lokasi menarik yang perlu dikunjungi para peserta, dibahas dengan detail. Kami pun tidak sabar untuk melakukan observasi hal-hal yang berkaitan dengan teknis tersebut. Dengan semangat kami beranjak dari Wisma yang sarat dengan perjuangan berdirinya SMA TN ini.Â
(Sumber: Doc. MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah, 06 November tahun 2018)
Lokasi yang kami kunjungi adalah kolam renang. Entah mengapa pilihan kunjungan pertama adalah kolam renang. Untuk hal ini, yang lebih tahu adalah Pak Ibe selaku ketua panitia dan Pak Fendy selaku sekretaris dalam pelaksaan kegiatan pelatinan nanti. Kami pun mengikui dari belakang. Ternyata apa yang dilakukan di serambi kolam renang? Kami di serambi kolam renang tetap berlanjut mengurai masalah yang nantinya kegiatan pelatihan berjalan dengan lancar.Â
Sembari memainkan sudut pandang mata kami tertuju pada kolam renang yang eksotis, hijau, rindang, bersih, dan penuh dengan hamparan oksigen, kami mendapatkan kesan bahwa tempat diskusi di outdoor juga menarik untuk dilakukan. Kadangkala banyak ide menarik dan bermanfaat muncul seketika saat kita menyatu dengan alam.Â
Usai dari beranda kolam renang SMA Tarnus, kami bersama-sama di-ajak berkunjung ke Asrama yang nantinya akan dijadikan tempat penginapan peserta pelatihan. Kami tertegun, bahwa SMA Tarnus cukup detail dalam mengelola tata ruang asrama. Asrama penginapan yang nantinya akan dijadikan asrama tamu orang tua dan wali murid para Taruna Tarnus ini cukup lengkap. Ukuran kamar yang lebar, berlantai luas, dilengkapi ruang dapur dan kamar mandi, serta ventilasi udara yang pas. Sungguh ideal untuk desain ruangan yang bertema istirahat, edukasi dan pengasuhan.Â
Kami pun bergegas mengikuti instruksi dari Pak Bambang, senior kami, kolega sekaligus tour leader siang itu. Kami diajak mengunjungi ruang yang akan digunakan pelatihan di awal tahun nanti. Semua semangat sembari sendau gurau,  pak Bambang selalu menjawab hal-hal yang menjadi pertanyaan kecil seputar insfrastruktur SMA Taruna Nusantara itu.Â
(Sumber: Doc. MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah, 06 November tahun 2018)
Tampak siang itu, Pak Bambang membawa rombongan guru Sosiologi Jawa Tengah di jalur khusus. Menuju ruang pelatihan, kami melalui fasilitas gedung olahraga indoor yang megah dan gedung Ki Hadjar Dewantara yang sarat dengan sejarah. Saat itu bertepatan akan dilangsungkannya kegiatan temu wali siswa SMA TN, sehingga banyak kegiatan persiapan tata panggung yang besar dan deretan kursi kokoh.Â
Dan pada saat melintas gedung Tokoh Pendidikan Indonesia sekaligus Pahlawan Nasional, kami menyempatkan diri berfoto ria di altar gedung tersebut. Nama tokoh besar pendidikan Indonesia di SMA Tarnus cukup diapresiasi dengan lebih. Terlebih keberadaan SMA Taruna ini tidak lepas dari Taman Siswa yang menjadi payung konsep pendidirian lembaga pendidikan yang prestisius ini.Â
Ternyata kami tidak langsung dibawa ke ruang kegiatan. Kami bergegas mengikuti aroma kuliner yang khas sekolah berasrama. Apakah itu? Adalah dapur umum. Langsung kami dipertemukan kepada dapur umumnya, Bapaknya cukup familier dan terbuka menerima kami rombongan MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah.Â
Kami pun diajak langsung masuk di ruangan makan para Taruna Tarnus ini. Ribuan lebih deretan piring, gelas, mangkuk sayur, tumpukan lauk, dan nasi putih tersaji di atas meja makan dan enam buah kursi duduk yang nyaman, "Dua untuk siswa kelas sebelas, dua untuk kelas dua belas, dan dua untuk kelas sepuluh", tutur Kepala Dapur. Ternyata di Tarnus, dalam satu meja makan saja diatur sedemikian rupa. Tidak hanya takaran gizi saja, tidak hanya keragaman menu tidak harinya, hingga siapa berperan apa, di atur dengan seksama.Â
(Sumber: Doc. MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah, 06 November tahun 2018)
"Kami disini menakar gizi yang dibutuhkan para siswa. Semua yang diberikan disini harus sudah melewati catatan uji. Bahkan dalam memilih buah-buahan, kami memilih buah yang tertutup alias aman, contohnya buah pisang," tegas Kepala Dapur sambil mempersilahkan kami duduk di ruang sudut untuk diskusi persiapan kebutuhan makan peserta pelatihan para guru sosiologi se Jawa Tengah nanti.Â
Kami berdiskusi panjang di anjungan ruang dapur itu. Ibu-ibu dengan semangatnya memilih dan memilah menu yang bergizi, menarik, dan kemungkinan disukai banyak peserta pelatihan ini. "Silahkan dibolak balik Ibu, itu semua menu yang sudah teruji gizinya, jangan hawatir," sambut Asisten Kepala Dapur dengan senyum. Kami pun tersipuh malu. Tapi tetap lanjut, Ibu-ibu siang itu memilih menu yang khas dan terjamin lezat pada saat disajikan nanti. Setelah dipilih dan dikalkulasi harga, kamipun mencapai kesepakatan.Â
Kami sebenarnya ingin melihat tradisi makan di ruang makan ini, tetapi waktu makan belum tiba. Kamipun bergegas menuju ruang pelatihan, yang sebelunya kami lakukan foto persama Kepala Dapur di anjungan ruang makan dan ruang layanan pendidikan dan pengasuhan lainnya.Â
(Sumber: Doc. MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah, 06 November tahun 2018)
Selanjutnya kami diajak menyusuri dari gedung satu ke gedung lainnya. Kami menaiki tangga sembari bercerita dan berandai-andai ini dan itu. Melintasi ruang berlabel WakasekDik, seloroh pak Bambang, "Nanti kita ke sini setelah dari situ," pas di penghujung jalan terpampang besar replika Jenderal Soedirman. Kami pun harus tahu diri, karena di penghujung sudah ada tanda simbolik, kami pun segera atur langkah menuju ruang pelatihan yang bersebelahan dengan ruang Perpustakaan SMA Tarnus.Â
Ruang itu sangat menawan. Pas dihati kami untuk kegiatan MGMP nanti. Deretan kursi empuk dan meja belajar yang ramah badan tertata rapi. Lighthing dan teknologi peredam audio tampak selesai di ruangan itu, Fasilitas free wifi tertera dengan password lengkapnya, ditambah alur arus kabel yang didesain aman di setiap titik lantai tiga mejanya. Ruang ini juga disertai ruang lobby untuk persiapan nara sumber dan transit tamu dalam menyajikan hal ihwal yang diperlukan. Setiap sudut telah dilengkapi spaceperkakas dan perangkat pelatihan. Dan terpampang besar, pas di tengah depan, simetris, terdapat alur panjang menuju podium dengan background yang khas Tarnus. Dalam bisik kami, tentu kami bisa menambah tanpa batas bagi yang ingin ikut pelatihan nanti.
Kamipun mencoba kursinya, kami duduki kursi itu, dengan terasa empuk dan perasaan ingin duduk berlama-lama di ruangan itu. Ruangan yang cukup ideal untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran dan pelatihan. Seusai mencoba odium dan lain-lain, kami bergegas ke Perpustakaan.Â
Sejuk, tenang, dan bermagned ingin berliterasi di ruangan itu. Anjungan yang menarik untuk ruang penyapa pengunjung literasi ini. Namun tampak sepi siang itu. Hanya beberapa siswa di ruang itu sedang menyelesaikan tugas yang selalu dalam pendampingan dan pengasuhan para gurunya. Mungkin karena belum jam istirahat karena saat itu telah dilangsungkan ujian akhir semester.Â
(Sumber: Doc. MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah, 06 November tahun 2018)
Ruang baca, ruang menyusun kertas kerja, dan luasan ruangan yang penuh dengan buku referensi lengkap diruang itu. Sistem katalogisasi digital, telah memudahkan layanan peminjaman buku di sini. Dan yang lebih asyik, terdapat ruangan khusus dengan dikelilingi rak berbuku berlimpah, yang tampaknya digunakan untuk menyusun kertas kerja akademik para siswa dan para guru di SMA TN ini. Cukup memanjakan bagi mereka para penikmat buku di Perpustakaan ini.Â
Kembali langkah mundur kami di sebuah ruang yang berlabel WakasekDik usai dari ruang perpus siang itu. Disinilah ruangnya Pak Henang, orang penting yang tahu betul seluk beluk kurikulum pembelajaran dan pengasuhan di SMA Tarnus ini. Beliau adalah guru teladan bidang studi Kimia. Peraih medali perak saat Olimpiade Guru Nasional (OSN) Kimia, dengan humanis menerima rombongan kami. Kami duduk melingkar sesuai tata tamu ruangan WakasekDik. Beliau bercerita panjang lebar tentang perjalanan SMA Tarnus.Â
Tutur tentang kurikulum umum dan kurikulum khusus, tiga orientasi SMA Tarnur, dan hingga perubahan sosial, beliau ceritakan dengan detail. Dan hal menarik yang disampaikannya adalah konsistensi SMA TN yang selalu mengedepankan pendidikan karakter. Dari situlah, kami yang diwakili ibu Luluk meminta beliau untuk berbagi pengalaman saat kegiatan pelatihan nanti. Dan alhamdulillah, kami dan pak Henang sepakat, akan mengadakan kegiatan nge-trip School Culture di SMA Taruna Nusantara ini.Â
Tak terasa waktu berkeliling cukup lama. Semua hal teknis yang berhubungan dengan kegiatan pelatihan telah kami kunjungi. Kami serombongan segera menuju Masjid SMA TN. Inilah tempat penting yang perlu kami jajaki pula. Disela-sela perjalanan menuju masjid, kami melihat pandangan menarik. Saatnya makan siang untuk para siswa. Mereka berbaris rapi, berjajar, dan berjarak dengan pasti. Mereka berarak menuju satu titik. Dan hal menarik yang kami lihat, mereka selalu hormat ketika ada guru dan tamu.Sikap hormat dengan mengangkat tangannya tepat antara pelipis dan dahi yang ceria. Sikap hormat itu dilakukan dengan badan tegap dan mata memandang hormat kepada guru dan tamu yang ada. Saat itu, kami merasa terhormat pula.Â
Melintasi barisan para siswa sungguh hal menarik bagi kami serombongan semua. Kamipun tetap pada jalur beda, yaitu menuju Masjid untuk segera melaksanakan sholat dzuhur. Kamipun melintasi suatu altar luas dengan bangun identitas SMA Tarnus, tidak lain adalah Balairung Pancasila. Bangunan indentitas penting inilah yang menjadi sentral kegiatan ekstrakulikuler serta pengasuhan para siswa. Kami pun tidak menyia-nyiakan moment tersebut. Kami bergeges meminta tolong siswa yang sangat ramah, untuk memotretkannya. Berganti HP, berganti gaya, ah itu soal biasa. Yang jelas kami serombongan cukup puas di sana,Â
(Sumber: Doc. MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah, 06 November tahun 2018)
Agak berjarak antara pusat kegiatan pembelajaran dengan masjid nya. Walaupun demikian, konsep tata ruang yang cukup ideal, dimana lokasi masjid cukup tenang untuk melangsungan ibadah sholat dan yang lainnya. Masjid yang cukup besar untuk ukuran sekolah SMA yang lengkap disertai tempat air wudhu, waktu istiwak sholat, hingga karpet masjid yang halus tergelar dengan lebarnya. Kamipun dengan mendapatkan kekhusukan dalam sholat dzuhur siang itu.Â
Usai melaksanakan kuwajiban sholat, rombongan bergegas ke Wisma LB Moerdani. Namun Pak Bambang masih saja menjamu kami semua dengan memperlihatkan kegiatan di SMA TN tercinta. Sembari melintas, kami di-ajak melihat ragam sarana transportasi yang lengkap. Mobil yang biasanya kita lihat dipakai saat upacara penting kenegaraan, pun ada di sana. Deretan mobil itu, juga kerap digunakan untuk memberi layanan para tamu saat berkunjung di SMA Tarnus yang megah dan perkasa ini.Â
Tidak hanya deretan mobil serbaguna, Kami juga di ajak ke lokasi budidaya ikan lele milik SMA Taruna Nusantara ini. Cukup inspiratif, berjajar rapi kolam lele berterpal bundar, telah terintegrasi dengan budidaya sayur mayur diantaranya lombok, terong, dan jenis saruran lainnya. Tabulapot itu terhubung dengan pipa yang rapi dengan stop kran yang digunakan untuk mengatur kapan dan berapa liter kebutuhan nutrisi tumbuhan tersebut. Nutrisi tanaman tersebut didapat dari limbah kolam lele. Sungguh ramah lingkungan pola yang digelar untuk para pembelajaran para siswa. Maka beruntunglah pada siapa saja yang pernah belajar di SMA Taruna Nusantara. Dan kamipun merasakan hal itu semua.Â
(Sumber: Doc. MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah, 06 November tahun 2018)
Sampailah kami pada Wisma LB Moerdani. Tentu saja kami tidak berharap segera keluar dari area SMA TN tercinta. Setelah mereview dari hal teknis yang dibuthkan kegiatan awal tahun nanti, sembari menikmati kudapan dan sajian minuman yang penuh hangat, kamipun bergegas meringkas segala hal. Point-point penting telah yang telah disepakati bersama, dibacakan ulang oleh ketua kami, ibu Luluk. Usai itu, kami segera pamitan kepada Tuan Rumah.Â
Pak Bambang, pak Gufron, pak Henang, Kepala Dapur dan Asistennya yang baik hati, dan tentu pula guru pamong SMA Tarnur semua, Â tentu kami serombongan semakin semangat untuk menjadi garda depan dalam memfasilitasi kegiatan profesi para guru sosiologi. Kami haturkan terimakasih kepada keluarga besar SMA Taruna Nusantara.Â
Namun kesan ini tentu menjadi pintu awal akan kegiatan kami ditanggal 19 dan 20 Januari tahun 2019 nanti. Sembari melintas di Balairung Pancasila, tampak para Siswa Taruna dan Guru Pamong semua yang sedang berburu waktu untuk melaksanakan sesi foto bersama, kami lambaikan tangan sebagai simbol semangat untuk kegiatan Pelatihan Tutorial Pembelajaran Pada Kelas Maya, & Penulisan Best Practice nanti.Â
Salam rindu selalu,Â
Salam SMA TN,
Salam dari kami, MGMP Sosiologi Jateng.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H