Mohon tunggu...
Erzandi Rimawan
Erzandi Rimawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Remaja dan Lingkungan Hidup

1 Januari 2018   11:22 Diperbarui: 5 Juni 2018   10:14 8447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja adalah usia yang meginjak remaja. Sebentar lagi akan melangkah ke tahap dewasa. Persiapan matang di saat remaja adalah menjadi bekal untuk melangkah ke dunia dewasa. Benar, masa remaja yang dipenuhi oleh rasa kepdulian menjadi bekal saat menginjak dewasa. Masa remaja yang banyak pihak sebagai masa untuk berhura-hura menjadi ciri khas yang tidak terbantahkan.

Masa remaja selalu diselimuti oleh perasaan ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin mencoba sesuatu yang baru dan menjadi masa untuk menjadi jati diri yang sesungguhnya. Tidak heran, jika masa remaja yang tidak bisa terkendali akan mudah tergelincir ke hal-hal yang tidak sepantasnya untuk dilakukan.

Bagaimana dengan kepedulian remaja terhadap lingkungan hidup? Lingkungan hidup yang merupakan tempat kita berpijak dan menghirup udara segar sebgai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Rasa kepedulian remaja terhadap lingkungan perlu diapresiasi setinggi mungkin. Perlunya remaja memahami betul tentang lingkungan hidup merupakan hal penting.

Perlakuan lingkungan hidup yang salah akan memberikan dampak negative yang luar biasa. Banyak hal yang telah merusak kondisi lingkungan hidup. Kejadian tanah longsor, banjir, menumpuknya sampah di aliran sungai, aksi corat-coret di tempat wisata merupakan sedikit contoh perlakuan jelek terhadap lingkungan hidup.

Remaja harus siap menyisngsingkan bajunya untuk ikut andil dalam mencegah atau mengatasi dampak negative yang terjadi pada lingkungan hidup. 

Kejadian tanah longsor di beberapa tempat di Indonesia telah menghilangkan mata pencaharian penduduk setempat yang menyebabkan masyarakat bertindak nekad seperti menjadi peminta-minta atau pengemis dan mencari sumbangan dengan tidak resmi.

Peran remaja melalui sukarelawan PMI atau paguyuban remaja menjadi oase ketika fungsi remaja tersebut disalurkan melalui aksi penggalangan dan untuk korban. Bukan hanya itu, aksi ikut mencari korban yang hilang menjadi contoh bahwa peran serta pemuda menjadi penting. 

Kita memahami bahwa remaja adalah darah baru yang bisa kita support untuk melakukan hal terbaik.

Kejadian tanah longsor adalah merupakan bagian terkecil dari akibat yang timbul jika lingkungan hidup tidak diperlakukan dengan istimewa. Perlunya pemahaman terhadap remaja bahwa pengelolaan lingkungan hidup harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Tanah lereng gunung seharusnya dilarang untuk menanam pohon yang berakar serabut, tetapi harus pohon yang berakar keras. Hal ini bertujuan untuk menahan tanah dari ganggunan loncor pada musim penghujan

Remaja juga harus memahami bahwa dampak membuang sampah yang tidak pada tempatnya akan berpengaruh besar terhadap lingkungan. Sampah-sampah yang dibuang sembarangan ke sungai semakin lama akan menumpuk dan membentu gunungan yang akan mengganggu aliran air. Bukan hanya itu, tumpukan sampah tersebut akan berpengaruh besar terhadap kualitas air, Kita sering lihat bahwa air akan menghitam saat dipenuhi dengan sampah. Dampaknya akan membuat bau yang tidak sedap dan menyebabkan berbagai penyakit bagi masyarakat yang ada di sekitar.

dok. pri
dok. pri
Aksi corat-coret di tempat yang tidak semestinya seperti di tempat wisata akan membuat pemandangan tidak enak dilihat. Apalagi coret-coretan yang berbau porno atau percintaan ssangat tidak layak dipertontonkan. Jadi bukan hanya merusak citra pariwisata, tetapi juga merangsang tangan-tangan jahil lainnya untuk melakukan perbuatan yang sama. 

Aksi corat-coret bagi remaja yang bermanfaat hendaknya dilakukan pada tempat yang telah disediakan atau resmi. Seperti aksi mural di pinggir jalan yang telah memenuhi ijin dari pemerintah setempat. Coretan yang akan merngsang orang lain berbuat baik seperti: merangsang pemuda untuk peduli terhadap lingkungan hidup akan memberikan aura postif.

Itulah sebabnya, peran serta untuk memanfaatkan fungsi lingkungan hidup menjadi tanggung jawab besar di pundak remaja. Apalagisebagai siswa sekolah hendaknya ikut aktif dalam pemanfaatan lingkungan hanya terjun langsung ke lokasi untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup, seperti penanaman mangrove di pantai, tetapi remaja bisa menyuarakan kegitan positif melalui tulisan-tulisan bermanfaat atau mengajak remaja lainnya melalui media social. Ajakan yang positif akan berdampak ke arah yang positif juga.

Siswa sekolah juga perlu berpartisipasi dalam mengelola lingkungan hidup di tempat tinggalnya dan lingkungan sekolah. Perlunya menjaga kebersihan sekolah merupakan tanggung jawab yang bisa ditawar lagi. 

Penanaman pohon-pohon peneduh di lingkungan sekolah agar lingkungan sekolah menjadi lebih asri perlu digalakkan kembali. Penanaman apotik juga mengajarkan remaja bahwa banyak tanaman berkhasiat yang ada di lingkungan kita khususnya lingkungan sekolah.

Ada pepatah bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati. Mencegah lingkungan hidup menjadi lebih baik dari pada dampak sesudahnya. Ingat, bahwa biaya yang dikeluarkan sebelum lingkungan terjaga lebih murah dibandingkan dengan setelah lingkungan hidup menjadi rusak. 

Biaya yang besar harus kita keluarkan setelah lingkungan hidup megalami kerusakan. Sebagai contoh, berapa biaya yang dikeluarkan untuk normalisasi sebuah daerah yang telah mengalami tanah longsor. Bukan hanya biaya besar tetapi, mamapu merusak tatanan atau kearifan local sebuah daerah.

Menjaga lingkungan hidup memang menjadi tugas semua lapisan masyarakat. Tetapi, remaja calon pemimpin masa depan mempunyai tanggung jawab untuk berperan serta dalam mengelola lingkungan hidup menjadi lebih baik. 

Tularkan jiwa-jiwa remajanya untuk hal-hal yang positif dalam membuat lingkungan hidup tetap terjaga. Kita tidak bisa membayangkan jika jiwa remaja kita dipenuhi dengan karakter yang menyepelekan peran lingkungan hidup. Lingkungan hidup akan menjadi lingkungan yang sangat tidak bersahabat dengan alam dan manusia.

Oleh sebab itu, jangan pernah menyalahkan lingkungan hidup yang tidak bersahabat dengan kita. Tetapi, salahkan diri kita sebagai remaja yang tidak pernah peduli dengan lingkungan hidup yang ada di sekitar kita. 

Mari jadilah jiwa remaja yang penuh tenggang rasa dan tepa salira terhadap lingkungan hidup kita seperti kita memperlakukan dengan baik terhadap barang kesayangan kita. Kita akan telaten menjaganya dari hal-hal yang tidak bersahabat dengan lingkungan. 

Jadi, sadarilah bahwa sebagai remaja jangan menjadi penonton dalam menjaga lingkungan hidup tetapi jadilah pemain yang bisa memberikan kontribusi nyata bahwa lingkungan hidup adalah milik kita yang sesungguhnya.         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun