Setelahnya, Rohana sempat berpindah-pindah memenuhi panggilan mengajar sebagai guru. Ia pernah ke Medan, Lubuk Pakam, dan sempat kembali ke Koto Gadang, daerah Kerajinan Amai Setia (KAS) berada.Â
Rohana ternyata masih rajin menulis untuk Soenting Melajoe bahkan ketika ia diterpa banyak peristiwa yang tidak mengenakkan. Ia meninggal pada 17 Agustus 1972 di usia 88 tahun dan dimakamkan di Pemakaman Umum Karet, Jakarta.
Rohana Koeddoes dan Soenting Melajoe seperti perwujudan kritik dunia terhadap ketidakadilan di negeri manusia. Keduanya memiliki wujud yang berbeda namun esensinya sama. Mereka tetap berjalan tegak dan terus bertahan dari kejamnya arus yang mampu membuat siapa saja menyerah jika menghadapinya. Terimakasih telah menjadi perempuan yang hebat, Rohana!
Referensi
Surat Kabar
Het Vanderland, Den Haag, 1912. Diterbitkan oleh M. Nijhoff. https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=soenting+melajoe&coll=ddd&identifier=MMKB23:001496200:mpeg21:a00022&resultsidentifier=MMKB23:001496200:mpeg21:a00022&rowid=4Â
Soenting Melajoe, Padang, 1912. Diterbitkan oleh Rohana Koeddoes. https://khastara.perpusnas.go.id/landing/search?q=soenting+melajoe&f=title&fq=-1&layout=grid&__g0cwswk0o0kk0g88o0s44c8gsgwo4ss4s840ko40=dd8f8ded5f2f04ceae8385d6b53715e6. Â
Buku
Darwati. 2022. Nasionalisme dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Klaten: Penerbit Lakeisha
Ohorella, G. A. 1992. Peranan Wanita Indonesia dalam masa Pergerakan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wulandari, Triana. 2017. Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan. Jakarta: Kemendikbud
Artikel online