Mohon tunggu...
Erza Heksa Arifin
Erza Heksa Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Universitas Udayana dan Universitas Padjadjaran

Doyan mikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Tipes, Gorengan, dan Kemiskinan

27 Juni 2024   13:59 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:04 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gorengan adalah produk favorit di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, gorengan sepertinya berasal dari Tionghoa. Karena Teknik menggoreng dan alat-alat masak yang digunakan merupakan produk budaya Tionghoa.

Teknik yang digunakan dalam menggoreng seperti teknik stir-fry (Jian chao) dan deep-fry (zha) adalah teknik yang biasa digunakan masyarakat Tionghoa dalam menggoreng.

Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya sangat menggandrungi gorengan. Entah itu dimakan sebagai camilan bersantai, sebagai pendamping lauk ketika makan nasi, ataupun sebagai hidangan untuk menyambut tamu.

Pisang goreng, bakwan, tahu isi, tempe mendoan, adalah nama-nama gorengan yang begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Begitu digemari karena harganya yang terbilang sangat murah. 

Harga yang murah ini disebabkan bahan-bahan yang digunakan dalam menggoreng memiliki harga yang murah. Seperti t epung-tepungan dan minyak goreng.

Namun, selain dari harga tepung dan minyak goreng yang murah, ada faktor lain yang menyebabkan harga gorengan begitu murah. Misalnya, proses dari pembuatan gorengan yang bisa disebut cukup memprihatinkan. Minyak penggorengan akan dipakai berulang kali hingga hitam pekat. 

Gorengan juga biasanya dipilih-pilih oleh pembeli dengan cara dipegang-pegang layaknya sebuah barang non-makanan. Perilaku seperti ini yang tentunya akan menghubungkan tali antara penyakit tipes yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia dengan gorengan yang tidak higienis dari cara pembuatan dan penyajian. 

Bakteri Salmonella Typhi dengan mudah mampu menyebar melalui metode seperti ini. Orang yang mungkin terkena bakteri ini, lalu memilah gorengan dengan tangannya secara langsung, sangat memungkinkan untuk menularkan sang bakteri ke makanan tersebut dan menjangkit orang lain yang terkena kontak fisik dengan gorengan yang sudah terkontaminasi. 

Gorengan juga merupakan pantangan bagi pasien penderita demam tifoid. Gorengan bisa merusak proses pencernaan dan usus sang pasien. Hal ini akan memperparah penyakitnya yang bisa berujung pada kematian.

Gorengan dan kemiskinan

Gorengan yang merupakan produk makanan murah dan terjangkau, tentunya lahir dari bagaimana masyarakat Indonesia begitu membutuhkan sesuatu untuk dicerna sebagai dasar makhluk hidup untuk bertahan hidup. 

Gorengan bisa dikategorikan sebagai Junk Food atau makanan sampah yang ketika dikonsumsi dalam jangka panjang akan berakibat fatal bagi kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun