Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah
Pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali, menganalisis dan memetakan potensi sumber daya/aset utama baik di daerah maupun di sekolah, dan mampu mendukung komunitas agar dapat memanfaatkan dan memberdayakan seluruh sumberdaya aset-aset tersebut secara optimal.
Dalam memetakan sumber daya tersebut, pemimpin pembelajaran harus menerapkan pendekatan berbasis aset, yakni berfokus pada aset dan kekuatan sehingga akan melihat segala sesuatu dengan sudut pandang positif, bukan pendekatan berbasis masalah yakni fokus pada masalah yang akhirnya akan menggunakan cara pandang negatif.
SDN Rawa Bunga 12 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang berfokus pada peningkatan karakter dan prestasi murid baik akademik maupun non-akademik. Beberapa kejuaraan diraih dalam setiap tahunnya oleh peserta didik dalam berbagai lomba. Guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu memetakan aset yang ada di sekolah, baik biotik maupun abiotik yang kemudian dari peta tersebut untuk bisa menjadi dasar pengambilan langkah berikutnya untuk memaksimalkan potensi murid, guru, maupun sekolah.
Adapun cara mengimplementasikan pengelolaan sumber daya di kelas misalnya,
- Memaksimalkan minat dan potensi murid untuk mengikuti lomba.
Setiap awal tahun pelajaran, guru memetakan bakat dan minat murid, sehingga guru dapat menyiapkan diferensiasi yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Selain itu, dapat mengoptimalkan untuk memotivasi murid mengikuti berbagai perlombaan.
- Menggunakan sarana prasarana yang tersedia secara efektif dan efisien.
Di SDN Rawa Bunga 12 Jakarta seluruh kelas menggunakan laptop dan proyektor, sehingga pembelajaran sudah digitalisasi pada kegiatan pembelajaran maupun asesmen. Sekolah juga telah menyediakan internet yang memadai untuk kegiatan tersebut, sehingga pembelajaran dengan digitalisasi dapat berjalan dengan baik.
- Mengoptimalkan kolaborasi guru dan murid dalam melaksanakan suatu kegiatan.
- Memaksimalkan barang-barang yang ada sebelumnya, maupun lingkungan kelas untuk menunjang pembelajaran dan menghias kelas agar kelas menjadi nyaman dan menyenangkan.
Cara mengimplementasikan pengelolaan sumberdaya di sekolah, antara lain.
- Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien, salah satunya dengan digitalisasi sekolah yang kemudian menjadi percepatan trasnformasi di SDN Rawa Bunga 12 Jakarta.
- Memaksimalkan komunitas sekolah dengan visi bersama untuk kemajuan sekolah.
- Kolaborasi dengan orang tua untuk mendukung program-program sekolah.
Adapun implementasi pengelolaan sumberdaya di masyarakat sekitar sekolah, antara lain,
- Kolaborasi dengan puskesmas untuk sosialisasi kesehatan remaja dan kesehatan mental.
- Kolaborasi dengan damkar Matraman untuk sosialisasi penanganan kebakaran.
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.Â
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas, yaitu dengan memiliki pemikiran positif dan menerapkan pendekatan berbasis aset yang pada akhirnya akan memaksimalkan potensi. Adapun contohnya antara lain:
- Modal Manusia
Guru dan staff TU yang mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif,dan berpihak pada murid akan mampu menciptakan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.
- Modal Sosial
Kolaborasi dengan Komunitas Belajar baik tingkat sekolah maupun gugus dapat meningkatkan kompetensi guru. Kolaborasi dengan Puskesmas untuk meningkatkan mutu kesehatan di sekolah. Kolaborasi dengan Pemadam Kebakaran untuk sosialisasi cara pemadaman api saat terjadinya peristiwa kebakaran.
- Modal Fisik
Sarana prasarana sekolah yang memadai akan sangat menunjang proses kegiatan pembelajaran. Dengan digitalisasi di sekolah dengan internet yang memadai dari sekolah sehingga transformasi pendidikan bisa berjalan cepat.
- Modal Finansial
Dana BOS, Dana Komite, dan lain lain yang dapat membantu operasional sekolah dengan membuat rencana kerja anggaran sekolah (RKAS) sesuai prioritas dan kebutuhan sekolah sehingga mendukung keberlangsungan proses pembelajaran lebih berkulitas.
- Modal Politik
Kerjasama dengan instansi/dinas terkait yang di pemerintah daerah untuk mendukung program sekolah
- Modal Lingkungan
Lingkungan yang asri dapat membuat murid merasa nyaman saat pembelajaran dan dapat menjadi lab alam bagi murid.
- Modal Agama & Budaya
Pembiasaan kegiatan keagamaan seperti membaca Juz Amma dan kitab suci dapat meningkatkan keimanan dan 5S dapat meningkatkan karakter dan toleransi antarwarga sekolah.
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Filosofi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yaitu kegiatan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Sehingga guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat melakukan proses pembelajaran yang menyenagkan, dan berpihak pada murid, sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid memiliki potensi dan minat yang berbeda-beda sehingga guru menuntun dan menebalkan potensi yang sudah mereka miliki (Nilai Filosofi Ki Hajar Dewantara Modul 1.1).
Nilai dan peran guru penggerak yakni mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid harus diterapkan dalam guru untuk membangun komunitas yang dapat memaksimalkan potensi/aset. (Nilai dan Peran Guru Penggerak Modul 1.2)
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memilki Visi guru penggerak yang berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) melalui alur BAGJA. Pada konsep tersebut dapat juga digunakan sebagai pengelolaan sumber daya yang ada disekolah sebab Inkuiri Apresiatif merupakan suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. (Visi Guru Penggerak Modul 1.3)
Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala bentuk perkembangan murid dengan tujuan memanusikan manusia dengan menerapkan disiplin positif, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan produk murid yang memiliki karakter kuat di masa depan. Ini merupakan salah satu perwujudan modal agama dan budaya di sekolah. (Budaya Positif Modul 1.4)
Dalam pembelajaran dengan memenuhi kebutuhan belajar murid melalui diferensiasi, ini juga merupakan penerapan aset karena guru harus melakukan pemetaan di awal dengan asesmen awal tentang kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar murid. Selain itu, pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai modal lingkungan baik alam maupun teknologi yang tersedia juga merupakan perwujudan pemanfaatan aset untuk memaksimalkan potensi murid. (Pembelajaran diferensiasi Modul 2.1)
Selain pembelajaran diferensiasi, Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan strategi seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, yang menekankan pada keterampilan dan pengelolaan mengenai aspek-aspek sosial emosional. (Pembelajaran Sosial dan Emosional Modul 2.2)
Coaching merupakan sebuah strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk melakukan pengembangan kekuatan diri pada diri murid dengan menuntun, mendampingi, menggali potensi dan memaksimalkannya. Pada proses coaching memberikan kesempatan murid berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak, yang didalamnya terdapat coach sebagai pengembangan kekuatan dan potensi pada coachee sebagai lawan bicara. (Coaching  Modul 2.3)
Sebagai pemimpin pembelajaran dalam prosesnya akan selalu berhadapan dengan dua situasi yakni, dilema etika dan bujukan moral yang dituntut pada pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang baik, harus berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dengan menerapkan hal tersebut, dalam pengelolaan sumber daya diharapkan pada pengambilan keputusan mengedepankan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi seluruh elemen yang terlibat didalamnya. (Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab Modul 3.1)
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari modul 3.2 pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, saya masing sering berfikir tentang kekurangan yang ada, artinya saat akan melangkah sering berfokus pada kekurangan dan minim sumber daya termasuk dana. Tetapi setelah mempelajari modul 3.2 ini, saya menjadi lebih terbuka bahwa paradigma kita harus berubah.
Kita tidak harus menunggu dukungan dana, sarapan prasarana dari pihak lain yang bisa jadi belum tentu ada dan belum tentu sesuai, tetapi kita harus memaksimalkan yang ada. Tentu kesemuanya itu diawali dengan berfikir positif dan growth mindset agar dapat memaksimalkan potensi sumber daya yang ada sehingga kita bisa segera bergerak, bukan malah pesimis atau berhenti tidak melakukan apa-apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H