Jurnal Refleksi dwi mingguan ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas calon guru penggerak yang dibuat secara rutin tiap dua minggu sekali setelah selesai mempelajari sebuah modul. Kali ini saya Eryani Kusuma Ningrum Angkatan 10_095 akan menulis mengenai refleksi saya tentang seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif. Jurnal ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu ke-2 mengikuti kegiatan Pendidikan CGP yang kedepannya akan ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak.
Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
Fact (Peristiwa)
Mulai dari diri yaitu diminta untuk membuka tautan "Mulai dari Diri" di modul 1.4, tugas pertama adalah menjawab empat pertanyaan: 1) Apa pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan Anda? 2) Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah, bagaimana Anda dapat menciptakan suasana positif di lingkungan Anda selama ini? 3) Apakah hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid? 4) Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu diperbaiki dan dikembangkan?, dan juga terdapat pertanyaan tambahan tentang refleksi diri, harapan pribadi, harapan untuk murid, dan ekspektasi.
Eksplorasi konsep. Dibagian eksplorasi konsep ini, saya mempelajari secara mandiri maupun secara diskusi melalui LMS. Di eksplorasi konsep ini setidaknya ada 6 poin yang dibahas yaitu poin pertama tentang 1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal; 2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi; 3) Keyakinan Kelas; 4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas; 5) Lima Posisi Kontrol; dan 6) Segitiga Restitusi.
Selanjutnya di ruang kolaborasi terdapat dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Ruang Kolaborasi dipandu dan difasilitasi oleh Bapak Amik Setiadji selaku Fasilitator. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring memalui Google Meet. Diskusi kelompok di ruang kolaborasi pertama dilakukan pada hari Selasa, 21 Mei 2024 pukul 13.00- 15.15 WIB. Sementara itu, presentasi hasil diskusi dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Mei 2024 pukul 15.30 - 17.45 Â WIB Bersama Ibu Hari dan Ibu Tika teman kelompok saya.
  Koneksi Antar Materi. Pada kegiatan ini yaitu mengaitkan materi yang sudah dipelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, 1.3 dan 1.4 serta menjelaskan pemahaman serta sorotan pribadi tentang konsep-konsep inti modul 1.4 Modul Positif yang telah dipelajari.Â
  Aksi Nyata dalam modul 1.4 ini melibatkan penerapan langsung dari materi yang dipelajari, di sini saya berbagi pemahaman tentang Pemahaman & Penerapan Budaya Positif bersama rekan sejawat di Sekolah serta penerapan pemahaman pada murid di SDN Semper Barat 05 Jakarta berupa pembuatan keyakinan kelas.
Feeling (Perasaan)
Setelah mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif dan mengikuti serangkaian kegiatan baik belajar secara mandiri maupun diskusi secara virtual, saya merasa senang dan semakin termotivasi dalam menjalankan pendidikan guru penggerak. Saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pelatihan Guru Penggerak ini karena dengan demikian saya tahu tentang budaya positif. Ilmu yang sangat berharga bagi saya untuk modal saya dalam mendidik murid di sekolah.
Findings (Pembelajaran)
Setelah mempelajari modul 1. 4 ini, pembelajaran yang dapat saya petik dari kegiatan pada modul 1.4 ini adalah saya mengetahui bahwa untuk menciptkan budaya positif di sekolah sangat membutuhkan kerjasama dan kekompakan serta keselarasan dari semua pihak di sekolah. Budaya Positif tidak bisa diciptakan oleh satu orang saja tetapi harus ada kerjasama dari semua pihak di sekolah termasuk orang tua siswa dan masyarakat. Kerjasama yang baik dari semua unsur akan memudahkan terciptanya budaya positif dan juga terbentuknya Profil Pelajar Pancasila di kalangan murid.
  Future (Penerapan)
Setelah menggali pengetahuan dari modul 1.4 Budaya Positif, saya berusaha berkomitmen untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kompetensi diri serta berusaha menjadi contoh yang baik bagi peserta didik dalam menumbuhkan budaya positif. Saya akan lebih mendekati siswa, memahami kebutuhan mereka, dan menjalankan peran dalam membentuk karakter positif di lingkungan sekolah. Tujuan akhirnya adalah menghasilkan pelajar yang memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pelajar Pancasila. Dalam hal ini saya telah melakukan proses penerapan keyakinan kelas, segititiga restitusi dan akan melakukan desiminasi di sekolah. Saya Bersama kelompok mendapatkan sebuah hal yang berharga dengan mengetahui tingkatan posisi guru. Menurut Diane Gossen, terdapat 5 posisi kontrol seorang guru terhadap siswanya, yaitu:
1) Penghukum; seorang penghukum dapat menggunakan hukuman fisik dan verbal. Guru yang menjalankan posisi penghukum akan berkata:
"Patuhi aturan saya atau awas nanti"
"Kamu selalu saja salah"
2) Pembuat Orang Merasa Bersalah; pada posisi ini, biasanya guru akan bersuara lebih lembut, menggunakan keheningan yang membuat siswa menjadi tidak nyaman, bersala, atau rendah hati. Contoh kata-kata guru dalam posisi ini, misalnya:
"Ibu sangat kecewa dengan kamu"
'Berapa kali Ibu harus memberitahu kamu ya?"
3) Teman: Dalam posisi ini, guru tidak akan menyakiti murid, tetapi akan selalu berusaha mengontrol siswa melalui persuasi. Posisi ini dapat berdampak positif dan negatif. Positif berupa hubungan yang baik antara guru dan siswa. Contoh kata-kata guru yaitu:
"Ayo bantulah, demi Ibu ya"
"Ayo, ingat tidak semua bantuan Ibu selama ini?"
Hal negatif dari posisi teman adalah bila guru tidak dapat membantu, maka siswa akan kecewa dan berkata, "Saya pikir Bapak adalah teman saya". Murid menjadi tidak mau lagi berusaha. Siswa hanya mau bertindak untuk guru tertentu, tidak untuk guru lain, dan siswa akan tergantung pada guru tersebut.
4) Monitor/Pemantau; Posisi pemantau berdasarkan peraturan-peraturan dan konsekuensi dengan memisahkan hubungan pribadi. Pertanyaan yang biasa diajukan biasanya:
"Peraturannya apa?"
"Apa yang telah kamu lakukan?"
5) Manajer; merupakan posisi mentor dimana guru berbuat bersama dengan murid, mengajak siswa mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung siswa menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Murid diajak menganalisis kebutuhan dirinya dan kebutuhan kebutuhan orang lain. Yang terpenting adalah kolaborasi dengan siswa. Kata-kata seorang manajer, yaitu:
"Apa yang kita yakini?" (Keyakinan Kelas)
"Apa yang kamu yakini?"
"Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?"
"Jika kamu memperbaikinya, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?"
"Apa rencanamu untuk memperbaikinya?"
Seorang manajer tidak untuk mengatur perilaku siswanya, tetapi untuk membimbing murid agar dapat mengatur dirinya.
Tujuan dari 5 posisi kontrol guru terhadap siswa adalah mencapai posisi manajer, dimana pada posisi ini siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H