Mohon tunggu...
erwinsyah
erwinsyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Saya Mahasiswa dengan Hobi menggambar dan membuat Content pada sosial media IG, Tiktok atau iseng membuat tulisan di Wattpad. Saya pribadi yang tenang dan berpikir kreatif. Topik Konten yang saya sukai adalah seputar Fashion, Digital, Film dan Game.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengukur Konsekuensi: Sejauh Mana Jurnalis tetap Berpegang pada 10 Prinsip di Era Digital?

8 Desember 2024   16:25 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era digital yang berkembang pesat saat ini, informasi dapat menyebar dengan sangat cepat melalui media sosial dan berbagai platform online. Meskipun teknologi memberikan akses yang lebih luas, tantangan yang dihadapi jurnalis juga semakin kompleks pada berbagai tekanan yang mengarah pada pelanggaran atau kompromi. Artikel ini akan mengupas sepuluh prinsip jurnalisme yang relavan di era digital.  

1. Kewajiban untuk Mencari Kebenaran dan Melaporkan Fakta

Masih dijalankan, namun dengan tantangan: Di era digital saat ini, jurnalis menghadapi tantangan besar berupa berita palsu dan disinformasi. Media sosial dan aplikasi pesan memungkinkan informasi menyebar cepat tanpa verifikasi. Jurnalis berusaha mencari kebenaran, namun tekanan untuk cepat melaporkan sering mengalahkan komitmen terhadap akurasi. Prinsip ini sering terabaikan karena dorongan untuk mendapatkan klik (clickbait) sering mengorbankan kebenaran.

2. Kesetiaan kepada Warga

Sering kali terpengaruh: Jurnalis harus mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Di tengah tekanan untuk mendukung narasi tertentu, jurnalis perlu tetap menjaga netralitas dan obyektivitas. Karena beberapa media lebih mementingkan profit dan audiens spesifik. Prinsip ini sering kali dilanggar, terutama oleh media yang lebih fokus pada audiens tertentu untuk meningkatkan pengaruh dan pendapatan.

3. Disiplin Verifikasi

Kurang konsisten: Verifikasi merupakan prinsip krusial dalam dunia media sosial. Proses ini melibatkan pengecekan terhadap sumber informasi dan memastikan bahwa konten yang disampaikan tidak menyesatkan. Agar kredibilitas tetap terjaga, jurnalis harus siap untuk mengoreksi setiap kesalahan yang mungkin terjadi. Prinsip ini sering diabaikan di media sosial, dengan jurnalis lebih mementingkan kecepatan berita dibandingkan keakuratan beritanya.

4. Independensi

Sering kali terpengaruh: Prinsip ini sangat penting meskipun ada tekanan dari pemilik media, iklan, dan politik. Jurnalis harus menghindari konflik kepentingan agar berita tetap objektif. Dengan independensi, mereka dapat memberikan berita tidak berpihak tanpa memikirkan kepentingan tertentu. Media yang sangat bergantung pada iklan atau model bisnis berbasis klik (clickbait) dapat mengorbankan independensi demi keuntungan finansial.

5. Kewajiban untuk Memberikan Informasi yang Relevan dan Bermanfaat

Tidak sepenuhnya dijalankan: Jurnalisme adalah melaporkan peristiwa dan memberikan informasi relevan bagi masyarakat. Jurnalis harus memilih berita yang penting untuk dampak positif, bukan sensasi. Media digital, terutama yang berbasis iklan, cenderung memilih berita yang lebih menarik atau kontroversial, meskipun berita tersebut tidak selalu relevan atau bermanfaat bagi publik.

6. Menggunakan Sumber yang Terverifikasi

Sering diabaikan: Sumber yang terpercaya sangat penting untuk kredibilitas berita. Jurnalis harus memilih sumber yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam dunia digital, jurnalis perlu berhati-hati menggunakan sumber yang belum terverifikasi. Di banyak kasus, prinsip ini tidak diterapkan secara konsisten. Banyak jurnalis terpaksa menggunakan sumber yang tidak terverifikasi demi berita cepat. Namun, banyak media juga menerapkan sistem pengecekan fakta yang ketat untuk memastikan kualitas dan kredibilitas informasi.

7. Menghormati Hak Jawab

Tidak sepenuhnya dijalankan: Setiap individu atau lembaga yang diberitakan memiliki hak klarifikasi atau tanggapan. Menghormati hak jawab adalah bagian dari etika jurnalistik yang harus dijaga. Jurnalis harus memberi kesempatan bagi pihak terkait untuk menjelaskan posisi mereka agar pembaca mendapatkan gambaran yang utuh. Pemberitaan sering tidak memberi ruang untuk hak jawab, terutama oleh media sensasional dan cepat.

8. Kewajiban untuk Menanggapi Konflik Kepentingan

Tidak sepenuhnya dijalankan: Media dan jurnalis harus mengenali serta menangani konflik kepentingan agar tetap objektif. Misalnya, kepemilikan media oleh pihak politik dapat memengaruhi berita. Jurnalis perlu kode etik untuk menghindari atau mengungkapkan konflik kepentingan demi menjaga kredibilitas media. Media besar dan pihak politik kadang tidak jelas tentang konflik kepentingan, dan jurnalis enggan mengungkap afiliasi mereka.

9. Menghindari Diskriminasi

Masih dijalankan, meskipun tantangannya besar: Media atau Jurnalis harus menyajikan berita tanpa bias atau diskriminasi terhadap ras, agama, gender, atau kelompok sosial. Media wajib memberikan representasi adil kepada semua pihak. Diskriminasi dalam pemberitaan dapat merusak reputasi media dan memperburuk polarisasi sosial. Prinsip ini terkadang sering diabaikan saat media lebih fokus pada popularitas, meski dapat memperburuk ketegangan sosial.

10. Menghormati Privasi Individu

Tidak dijalankan: Menghormati privasi individu adalah prinsip penting, kecuali dalam situasi mendesak dengan kepentingan publik yang lebih besar. Jurnalis harus memahami batasan privasi dan menjaga hak individu dalam pemberitaan. Prinsip ini sering dilanggar dalam berita sensasional, terutama untuk menarik perhatian audiens.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun