Mohon tunggu...
erwin salepe
erwin salepe Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Hello semuanya selamat datang telah berkunjung ke profil kami,,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran PBL pada Materi Pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia Tema 6 Subtema 1

10 Februari 2024   18:54 Diperbarui: 13 Februari 2024   15:41 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru mempersilahkan peserta didik yang lain untuk memberikan tanggapan, persetujuan, ketidak setujuan, atau pertanyaan.

Peserta didik yang tampil dibantu guru menanggapi respon teman- temannya tersebut apabila menemui kesulitan, sehingga mereka dapat memperbaiki kualitas diri dalam pembelajaran berikutnya.

Melalui sintaks PBL di atas, diharapkan siswa dapat secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, sehingga pembelajaran lebih bermakna, serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar mereka lebih termotivasi, aktif, dan kreatif sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat.

B. Hasil Kegiatan

1. Pengelolaan pembelajaran sangat baik diikuti oleh aktivitas belajar peserta didik yang sangat baik pula. hal tersebut teramati dari hasil observasi dan jurnal pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa yang teramati sebagai berikut :

AKSI 2 (PBL) : 

a) Pada kegiatan pembuka, kegiatan yang dilakukan meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, motivasi, dan informasi tujuan 

pembelajaran. Kegiatan pembuka dilakukan guru dengan sangat baik.

  • Guru secara luwes melakukan kegiatan pembuka dan jelas dalam memberikan informasi.
  • Apersepsi yang dilakukan sangat sesuai dengan materi pelajaran
  • Motivasi yang dilakukan berupa fisik dan psikis. Siswa bersemangat saat meneriakkan yel-yel penyemangat.
  • Guru dapat memaparkan tujuan pembelajaran dengan jelas, peserta didik memahami tujuan pembelajaran.
  • Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran dan peserta didik memahaminya.

b) Kegiatan inti dilakukan guru dengan baik.

Kegiatan inti yang dilakukan sudah sesuai dengan sintaks PBL. pendidik dapat memandu aktivitas peserta didik dengan baik melalui panduan langsung maupun langkah-langkah yang sudah disediakan di LKPD.

Pada sintaks 1, yaitu orientasi masalah telah dilakukan dengan sangat baik dan secara variatif, yaitu dengan menyediakan sumber bacaan, video yang menampilkan konteks nyata dan sesuai konten materi, serta gambar yang sesuai dengan konteks dan konten materi. siswa berhasil menemukan minimal tiga kata penting dan membuat pertanyaan sebagai permasalahan yang akan dicari solusinya. Pertanyaan yang dibuat perlu diarahkan oleh pendidik agar minimal mencakup semua tujuan pembelajaran.

Pada sintaks 2, yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar dilakukan dengan sangat baik. guru telah membentuk 4 kelompok beranggotakan lima orang. Anggota kelompok ditetapkan secara heterogen, baik dari segi penguasaan pengetahuan maupun keterampilan berfikir kritis. Semua siswa tergabung dalam kelompok dan terlibat aktif dan antusias dalam mengerjakan tugas dan juga diskusi kelompok.

Pada sintaks 3, yaitu membimbing penyelidikan, pendidik dapat menjadi fasilitator dengan baik. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan pendidik berupa:

  • Pendidik berkeliling kelompok mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi masing-masing kelompok dalam melakukan simulasi dan mengisi LKPD.
  • Pertanyaan dari peserta didik dijawab dengan pemberian pertanyaan panduan sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban sendiri.
  • Pendidik dengan sigap memberikan solusi atas sarana yang digunakan peserta didik mengalami masalah, seperti gawai yang kurang responsif sehingga dapat teratasi dengan segera.
  • Dalam membimbing penyelidikan, motivasi berupa pujian diberikan kepada peserta didik atas kemajuan pencapaian belajarnya, sikap pantang menyerah dalam mencari solusi, kemauan melakukan aktifitas secara runtut. Kegiatan membimbing penyelidikan diiringi aktivitas belajar siswa yang sangat baik pula. selama kegiatan penyelidikan siswa melakukan aktivitas mental menganalisis dan mengevaluasi
  • Menyimak pendapat teman dan mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok
  • Mengamati gambar menggunakan kertas karton dan di tempel pada LKPD 
  • Menulis hasil gamabar yang telah di tempelkan pada LKPD dengan lengkap
  • Mengemukakan pendapat
  • Antusias bekerja sama dalam kelompok

Pada sintaks 4, yaitu membuat dan menyajikan hasil dilakukan dengan baik. Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompok menempel menggambar dan mendeskripsikan berbagai macam sumber energi panas berdasarkan hasil nyata dalam kehidupan sehari-hari. produk yang buat siswa menarik dan sesuai dengan teori. pada pengamatan menggunakan gambar pada kertas karon,. Guru dapat mengakomodasi peserta didik untuk berani memaparkan hasil pemecahan masalah. produk yang dibuat semua kelompok menarik.

Pada sintaks 5, yaitu analisis dan evaluasi proses dilakukan dengan sangat baik. Guru memfasilitasi kegiatan ini dengan memberikan pertanyaan panduan pada LKPD untuk diisi peserta didik. Siswa merespon positif dengan aktif menganalisis proses belajarnya serta mengevaluasi dengan cara memberikan saran pada diri sendiri guna mengatasi hal yang masih sulit dilakukan.

c) Kegiatan penutup dilakukan guru dengan sangat baik.

Kegiatan penutup yang dilakukan berupa kesimpulan, refleksi, evaluasi, asesmen, rencana tindak lanjut pembelajaran, doa dan salam penutup.

  • Guru dapat memandu siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dengan memberikan pertanyaan lisan sesuai tujuan pembelajaran. siswa secara aktif menjawab pertanyaan guru.
  • Soal evaluasi yang dikerjakan siswa relevan dengan tujuan dan langkah – langkah pembelajaran. guru memberikan tuntunan dengan meminta siswa  mengingat kembali cara mengevaluasi pada aktivitas sintaks ketiga.
  • Guru juga menyampaikan rencana tindak lanjut dengan jelas, sehingga siswa memahami kegiatan pembelajaran berikutnya. Pembelajaran direspon peserta didik dengan baik. siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dan teramati dengan acungan jempol semua peserta didik.
  • Secara keseluruhan, pengelolaan pembalajaran yang dilakukan guru sangat baik, perlu pengelolaan waktu yang lebih baik agar setiap kegiatan dalam pembelajaran selesai tepat waktu.


KESIMPULAN

 

A. Refleksi

Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut:

  • Proses pembelajaran materi panas dan perpindahannya pada topik suhu dan kalor dengan menerapkan model pembelajaran PBL pada Aksi 2 berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
  • Proses pembelajaran materi panas dan perpindahannya dengan menerapkan model pembelajaran PJBL pada Aksi 2 menjadikan peserta didik lebih aktif, dapat berpikir analisis dan kreatif. model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan sehingga menghasilkan suatu karya/produk yang bernilai dan realistik. hal tersebut dapat dibuktikan dengan kegiatan refleksi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
  • Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TPACK dalam bentuk video yang ditampilkan dalam slide powerpoint dan penggunaan media gambar pada Aksi 2 memudahkan peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi, lebih bersemangat dan tidak cepat bosan, sehingga keaktifan dan kemampuan berpikir analisis peserta didik dapat ditingkatkan. Hanya saja ketersediaan gambar yang terbatas membuat siswa menunggu kesempatan/giliran menggunakan bahan tersebut sehingga cukup menyita banyak waktu.
  • Hasil belajar tentang pada Aksi 2 dengan materi panas dan perpindahannya dalam kategori baik. setelah melakukan pembelajaran diperoleh 100% siswa memiliki hasil belajar sikap pada kategori sangat baik. sikap yang diamati merupakan sikap menerima (tingkatan taksonomi Bloom: A1), yaitu mengikuti langkah-langkah kegiatan sesuai LKPD. Hasil belajar ranah pengetahuan diperoleh 10% pada kategori cukup, 60% pada kategori baik, dan 30% pada kategori sangat baik dengan rerata 84,17. Hasil belajar ranah keterampilan juga pada kategori baik, yaitu 70% siswa dalam kategori baik dan 30% peserta didik pada kategori sangat baik dengan rerata 84,58%.

Melalui refleksi dan dampak aksi yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa praktik baik yang disusun sedemikian rupa dan dapat diterapkan dalam pembelajaran menghasilkan pembelajaran yang efektif, dimana pengelolaan pembelajaran menjadi sangat baik, proses komunikatif antara guru dan siswa sangat baik, pembelajaran direspon positif oleh siswa, dan siswa berpartisipasi aktif dalam belajar dan hasil belajar yang diperoleh juga optimal.

Keberhasilan dalam menyusun dan melaksanakan praktik baik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: adanya analisis capaian pembelajaran, pemilihan pendekatan, model, dan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik dan karakteristik tujuan pembelajaran, Guru menyediakan LKPD berbasis sintaks PBL yang sangat baik dan dapat menuntun langkah-langkah pembelajaran secara runtut dan memandu siswa dalam melakukan keseluruhan aktivitas belajar, guru menyediakan video simulasi yang dapat mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang bersifat abstrak, guru membiasakan peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi selama proses pembelajaran, sehingga peserta didik terbiasa menghadapi soal uraian pada level analisis dan evaluasi, guru menyediakan kegiatan yang menantang dan terjangkau kepada peserta didik sehingga peserta didik termotivasi untuk menyelesaikan aktivitas, guru dapat mengelola kelas dengan baik, sehingga setiap individu mendapatkan perhatian sesuai kebutuhannya, sarana dan prasarana yang memadai, seperti ketersediaan laptop/gawai yang mencukupi memperlancar pembelajaran, adanya kerjasama yang baik dengan teman sejawat, adanya dukungan dari Kepala Sekolah, dan adanya bimbingan dari Dosen serta Guru Pamong

Praktik baik yang berhasil disusun ternyata mendapatkan respon positif dari rekan-rekan guru. Mereka menyatakan bahwa pendekatan, model dan media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan pengembangan kemampuan peserta didik era ini, kegiatan diskusi melibatkan siswa aktif belajar, apresiasi yang diberikan pendidik kepada peserta didik setelah mencapai kemajuan menumbuhkan suasana pembelajaran yang menyenangkan, simulasi yang disediakan sangat bermanfaat mempermudah siswa memvisualisasikan konsep, LKPD yang disusun pendidik sangat detil dalam memberikan tuntunan kepada peserta didik secara bertahap, pembelajaran menumbuhkan kreatifitas siswa karena berhasil membuat produk simulasi berbasis teknologi dan relevan dengan era siswa saat ini.

Setelah merancang, melaksanakan, menganalisis dan mengevaluasi hasil serta merefleksi keseluruhan proses, guru mendapatkan pembelajaran, bahwa dalam mengemban profesi guru, kita perlu kompeten baik dari sisi pribadi, sosial, profesional, dan pedagogik. Kompetensi pribadi yang baik akan dapat menumbuhkan suasana pembelajaran yang baik pula, dimana pendidik menjadi teladan dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan. Kompetensi sosial guru yang baik dapat menumbuhkan suasana kelas yang baik pula, karena guru dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan peserta didik. Hubungan sosial yang baik dengan rekan sejawat seperti saling membantu dalam mengobservasi dan mengevaluasi pembelajaran secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kompetensi profesional guru sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran, dimana guru harus menguasai konten dan konteks materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran melalui pemilihan pendekatan, model, dan media yang sesuai dengan materi pelajaran, dan yang terakhir, kompetensi pedagogik yang baik diperlukan guru untuk mengemas pembelajaran dengan tepat. Penguasaan terhadap model-model pembelajaran era abad 21 dan penguasaan teknologi sebagai media pembelajaran sangat diperlukan untuk memberikan kondisi belajar peserta didik yang menyenangkan, menantang, dan menumbuhkan kemampuan yang relevan dengan tuntutan zaman.

B. Tindak Lanjut

Menyadari betapa pentingnya pembelajaran yang demikian, maka pendidik dapat menyusun rencana tindak lanjut dari praktik baik ini. Pendidik dapat meningkatkan kualitas pembelajarn secara berkelanjutan dengan melakukan beberapa hal berikut:

  • Menelaah cakupan materi pelajaran agar sesuai dengan kompetensi atau capaian pembelajaran peserta didik dan dapat merancang pembelajaran yang kontekstual, bermakna dan efektif.
  • Mempertahankan serta meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan konsisten menerapkan pendekatan, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakterstik tujuan pembelajaran dan kemampuan peserta didik, serta pembelajaran yang mengembangkan keterampilan abad 21.
  • Menyajikan pembelajaran yang menyediakan proses serta evaluasi yang mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) atau kategori berfikir analisis (C4), evalusi (C5), dan kreatif (C6).
  • Menyediakan media pembelajaran yang menarik, inovatif, dan interaktif agar dapat mempermudah peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan dan pembelajaran lebih menyenangkan melalui media pembelajaran yang berbasis TPACK.
  • Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar agar secara rinci memperlihatkan keterkaitan model, pendekatan, kompetensi yang akan dicapai peserta didik secara jelas, sebagai contoh:

Modul ajar mencakup bagian-bagian berikut:

a. Identitas

  • Capaian Pembelajaran
  • Alur Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
  • Tujuan Pembelajaran
  • Informasi materi pelajaran yang menyajikan materi esensial dan advance material), pendekatan, model, metode, sumber dan media pembelajaran yang relevan dengan paradikma pembelajaran abad 21.
  • Langkah-langkah kegiatan menyajikan informasi aktivitas pembelajaran secara runtut dan rinci. setiap aktivitas dibubuhkan keterangan spesifik terkait bagian pendekatan yang diintegrasikan, pengembangan kompetensi yang dituju dan halaman LKPD yang digunakan. setiap aktivitas agar disertakan waktu yang dibutuhkan agar pembelajaran dapat berlangsung efisien (tepat waktu). Langkah-langkah pembelajaran memuat minimal bagian pembuka (berisi salam, doa, presensi, apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran), bagian inti memuat langkah langkah sesuai sintaks model yang dipilih, bagian penutup (memuat evaluasi, kesimpulan, refleksi, RTL, doa dan salam penutup).
  • Evaluasi disertakan secara detil baik evaluasi proses maupun hasil belajar. evaluasi disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan dan mengacu pada kompetensi yang telah ditetapkan untuk dicapai.
  • Asesmen penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri. Penyusunan rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
  • Melakukan penilaian autentik melalui penilaian proses dan hasil belajar, diikuti dengan meningkatkan keterampilan dalam menyusun instrumen baik itu observasi, rubrik, maupun tes dan meningkatkan keterampilan mengobservasi peserta didik.
  • Menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang selalu terbuka terhadap pengetahuan baru dan kemajuan teknologi agar dapat mendampingi kemajuan belajar peserta didik sesuai dengan tuntutan zaman.

DAFTAR PUSTAKA 

Ahmad, J. (2018). Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis) (UIN Syarif Hidayatullah). Retrieved from https://www.researchgate.net
Ananda, R. (2019). Perencanaan pembelajaran. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Harahap, A. (2018). Implementasi Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Tematik Kelas 6 SDN 06 Semade.
Khairani, M., Sutisna, & Suyanto, S. (2019). Studi Meta-Analisis Pengaruh Video
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Biolokus, 2(1), 158–166.
Bell, B. & Cowie, B. (2001). Formative assessment and science education. Dordretch: Kluwer Academic Press Bennett, R. E. (2011). Formative assessment: a critical review. Assessment in Education: Principles, Policy & Practice, 18(1), 5–25

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun