Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melata di Bawah Bayang-bayang Skandal Watergate: Masa-masa Terakhir Kepresidenan Richard Nixon

22 Juli 2022   15:34 Diperbarui: 22 Juli 2022   15:39 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompleks Gedung The Watergate yang juga lokasi markas pusat Komite Nasional Partai Demokrat dan asal dari nama "Watergate Scandal" | Sumber Gamber: naragetarchive

Namun tersirat kabar pula jika sudah terjadi negosiasi terselubung antara Haig, Nixon dan Ford. Haig disebut-sebut telah mendesak Nixon untuk segera mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan dan sebagai imbal baliknya, Ford sudah pasti akan memberi Nixon Pardoned setelah naik sebagai Presiden Amerika Serikat yang tampak seperti "quid pro quo" dan atas imbal balik Ford karena telah diberi Kursi Kepresidenan. Tetapi hal tersebut dibantah keras baik oleh Haig dan Ford. Ford pun mengaku jika ia memberi Pardoned kepada Nixon memang atas inisiatifnya sendiri. Karena jika terbukti telah terjadi negosiasi tersebut, maka kemungkinan besar baik Haig atau bahkan Ford sendiri bisa didakwa "Obstruction of Justice" atau menghalangi keadilan, hal ini disebabkan karena setelah Nixon menerima Pardoned dari Ford, seakan-akan penyelidikan Skandal Watergate sudah "Case Closed" atau diakhiri. Satu hal yang pasti Nixon tidak akan pernah didakwa sama sekali jika ia terbukti melakukan upaya guna menutup-nutupi kebenaran akan Skandal Watergate ini, karena kuatnya Presidential Pardoned yang dapat membebasdakwakan siapa-pun dari segala tuntutan. Presidential Pardoned Ford kepada Nixon memang hingga saat ini masih menimbulkan tanda tanya besar dan masih menjadi misteri, apakah memang benar Ford berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk memberi pardoned kepada Nixon atau memang benar telah terjadi "quid pro quo" atau imbal balik, di mana Nixon mundur dari kursi Kepresidenan dan Ford naik menjadi Presiden Amerika Serikat dan sebagai gantinya Ford wajib memberi Pardoned kepada Nixon.

Jenderal Alexander Haig ketika menjabat sebagai Supreme Allied Commander Europe atau Panglima N.A.T.O. | Sumber Gambar: Getty Images
Jenderal Alexander Haig ketika menjabat sebagai Supreme Allied Commander Europe atau Panglima N.A.T.O. | Sumber Gambar: Getty Images

Jenderal Alexander Haig sendiri memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Kepala Staff White House guna kembali ke dinas Militer dan posisinya sebagai Kepala Staff White House digantikan oleh Donald Rumsfeld yang merupakan Protg atau anak didik Ford ketika keduanya masih menjadi Anggota Kongress. Haig ditunjuk oleh Presiden Ford untuk menjabat sebagai Supreme Allied Commander Europe atau Komandan Pasukan North Atlantic Treaty Organization (N.A.T.O.) pada Desember 1974. Haig pensiun dari dinas militer pada tahun 1979 dan pada tahun 1981 Haig ditunjuk oleh Presiden Ronald Reagan untuk menjabat sebagai Secretary of State atau Menteri Luar Negeri.

Sedangkan Gerald Ford sendiri menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat dari Agustus tahun 1974 hingga Januari 1977, menghabiskan sisa masa jabatan periode kedua Richard Nixon. Ford sempat maju dalam ajang Pemilihan Presiden tahun 1976, namun dirinya kalah oleh kandidat dari Partai Demokrat yaitu Gubernur Negara Bagian Georgia Jimmy Carter. Gerald Ford sendiri kelak akan dikenal sebagai satu-satunya Presiden Amerika Serikat yang tidak pernah terpilih baik sebagai Presiden maupun Wakil Presiden, karena notabene Ford hanya mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan oleh pendahulunya dan bukan terpilih sebagai Wakil Presiden atau Presiden pada ajang Pemilihan Umum. Ford walaupun memang berhasil mengantongi 240 suara electoral dan menang di 27 negara bagian pada Pemilu tahun 1976, sedangkan Jimmy Carter berhasil mengantongi 297 suara electoral dan menang di 24 Negara Bagian, namun banyak yang menduga kuat jika pemberian Presidential Pardoned Ford kepada Nixon-lah yang membuat pamornya menurun hingga kalah pada Pemilihan Presiden tahun 1976.

Richard Nixon bersama Presiden Ronald Reagan dan mantan Presiden Jimmy Carter dan Gerald Ford pada tahun 1981 | Sumber Gambar: Reaganlibrary
Richard Nixon bersama Presiden Ronald Reagan dan mantan Presiden Jimmy Carter dan Gerald Ford pada tahun 1981 | Sumber Gambar: Reaganlibrary

Sedangkan Richard Nixon, pasca mengundurkan diri dari kursi Kepresidenan Amerika Serikat sempat mundur dari sorotan publik. Setelah mengundurkan diri dari kursi Kepresidenan Amerika Serikat, Nixon memilih untuk menetap di La Casa Pacifica in San Clemente, California. Nixon bahkan sempat jatuh sakit pada bulan Oktober tahun 1974 atau sebulan setelah Ford memberinya Pardoned akibat terserang penyakit Phlebitis. Nixon baru muncul kembali di hadapan publik pada tahun 1977, di mana ia pada akhirnya setuju untuk diwawancara oleh wartawan Inggris David Frost. Wawancara David Frost dengan Richard Nixon pun terbilang berhasil dan menjadi program wawancara yang cukup populer, terutama karena Nixon yang pada akhirnya mau menceritakan kembali apa yang terjadi ketika selama masa jabatannya sebagai Presiden dan juga menceritakan biduk perkara dari Skandal Watergate.

Nixon sendiri pada akhrinya juga mulai aktif kembali di kegiatan publik, seperti ketika mendampingi Presiden Jimmy Carter ketika pemimpin China Deng Xiaoping berkunjung ke Amerika Serikat pada tahun 1979 dan ketika menghadiri pemakaman Presiden Mesir Anwar Sadat tahun 1981. Nixon juga kembali aktif dalam menulis dan menerbitkan beberapa buku serta tampil dalam wawancara di televisi.

Prosesi Pemakaman Richard Nixon yang dihadiri oleh Presiden Bill Clinton dan beberapa mantan Presiden Amerika Serikat | Sumber Gambar: History.com
Prosesi Pemakaman Richard Nixon yang dihadiri oleh Presiden Bill Clinton dan beberapa mantan Presiden Amerika Serikat | Sumber Gambar: History.com

Pada tanggal 22 April Tahun 1994, Richard Milhous Nixon menghembuskan nafas yang terakhirnya setelah sakit yang cukup lama pasca terserang penyakit stroke. Pemakamannya dihadiri oleh Presiden Bill Clinton dan hampir seluruh mantan Presiden Amerika Serikat termasuk Gerald Ford juga datang menghadiri pemakaman Nixon.

Skandal Watergate yang sudah menghancurkan Kepresidenan Richard Nixon, sehingga membuat Nixon yang pada akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri memang tidak pernah bisa lepas dari sosok Richard Nixon. Skandal Watergate ini juga memang dapat dikatakan sebagai Skandal terbesar dalam sejarah Amerika Serikat dan dapat dikatakan sebagai satu-satunya Skandal Politik dalam sejarah Amerika Serikat yang membuat Presiden Incumbent harus rela meletakan jabatannya dan mengundurkan diri.

Bahkan kata "Gate" yang diambil dari nama "Watergate" atau lokasi Kantor Komite Nasional Partai Demokrat yang dibobol oleh orang-orang suruhan pejabat Gedung Putih di bawah pemerintahan Presiden Richard Nixon, sendiri pada akhirnya menjadi terkenal hingga menjadi "suffix" atau kata akhiran untuk menyebutkan atau menamai sebuah skandal, terutama skandal politik. Beberapa skandal politik yang juga mendapat julukan "Gate" di antara lain adalah "MonicaGate" yang menyebutkan skandal politik hubungan Presiden Clinton dengan selingkuhannya Monica Lewinsky, skandal ini juga dikenal sebagai The Lewinsky affair, dan juga "IranGate" yang menyebutkan skandal politik di mana beberapa pejabat Gedung Putih di bawah Pemerintahan Presiden Ronald Reagan diketahui melakukan transaksi penjualan senjata illegal kepada Iran yang ketika itu sedang di embargo oleh Amerika Serikat dan menggunakan dananya untuk mendanai gerakan Kontra di Nicaragua guna menggulingkan pemerintahan Komunis Daniel Ortega, skandal ini juga dikenal sebagai Iran-Contra Affair.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun