Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melata di Bawah Bayang-bayang Skandal Watergate: Masa-masa Terakhir Kepresidenan Richard Nixon

22 Juli 2022   15:34 Diperbarui: 22 Juli 2022   15:39 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mantan Kepala Staff White House H.R. Haldeman ketika bersaksi di hadapan Senate Watergate Committee | Sumber Gambar: Getty Images
Mantan Kepala Staff White House H.R. Haldeman ketika bersaksi di hadapan Senate Watergate Committee | Sumber Gambar: Getty Images

Pada Bulan Maret tahun 1974, beberapa mantan pejabat Gedung Putih dan orang-orang terdekat Nixon pada akhirnya didakwa atas tuduhan keterlibatan dalam Skandal Watergate dan upaya menutup-nutupi Skandal Watergate ini. Beberapa bekas Pejabat Gedung Putih dan orang-orang terkedat Nixon yang didakwa adalah mantan Kepala Staff Gedung Putih H.R. Haldeman, mantan Jaksa Agung John Mitchell yang juga sempat menjabat sebagai ketua komite pemenangan kampanye Nixon untuk periode kedua dan juga mantan penasehat masalah domestik John Ehrlichman dengan dakwaan berupaya menutup nutupi penyelidikan akan Skandal Watergate ini.

Di sisi lain, Special Prosecutor Leon Jaworski rupanya menolak dorongan Nixon untuk menyerahkan tape rekaman pecakapan di kantor Kepresidenan ke Senate Watergate Committee. Nixon pun mengajukan banding ke Supreme Court atau Mahkamah Agung agar tape rekaman percakapan di kantor Kepresidenan tersebut tidak diserahkan ke Senate Watergate Committee. Sayangnya Supreme Court juga menolak dan menggugurkan tuntutan Nixon tersebut dan mengharuskan Nixon untuk menyerahkan semua bukti-bukti termasuk tape rekaman percakapan di kantor Kepresidenan kepada Senate Watergate Committee.

Presiden Nixon bersama Kepala Staff White House Jenderal Alexander Haig dan Penasihat Permasalahan Domestik Melvin Laird | Sumber Gambar: Getty Images
Presiden Nixon bersama Kepala Staff White House Jenderal Alexander Haig dan Penasihat Permasalahan Domestik Melvin Laird | Sumber Gambar: Getty Images

Posisi Nixon pun sepertinya semakin terhimpit, terutama setelah Senate Watergate Committee mendapatkan tape rekaman percakapan di kantor Kepresidenan, bukti-bukti akan keterlibatan Nixon untuk menutup-nutupi fakta-fakta akan Skandal Watergate ini-pun semakin terkuak. Alhasil House Judiciary Committee atau Komite Peradilan Kongress, pada akhirnya mengesahkan "Article of Impeachment" atau usulan untuk memulai pemakzulan. Sedangkan Gerald Ford yang baru saja menduduki kursi Wakil Presiden dan tengah bersiap-siap untuk pindah ke Number One Observatory Circle atau Kediaman Wakil Presiden Amerika Serikat, mendapatkan panggilan dari Kepala Staff White House Jenderal Alexander Haig pada 1 Agustus tahun 1974. Haig sendiri sebenarnya juga sering disebut-sebut pula sebagai "Acting President" atau Pelaksana Tugas Kepresidenan, karena perannya dalam menjaga kestabilan dan jalannya Pemerintahan Presiden Nixon selagi Nixon disibukan oleh urusan dan perkara Skandal Watergate.

Dalam pertemuan antara Ford dan Haig tersebut, Haig mengatakan kepada Ford bahwa telah ditemukan bukti baru yang berupa tape rekaman percakapan di kantor Kepresidenan yang sepertinya akan menguatkan keterlibatan Presiden Nixon dalam upayanya untuk menutup-nutupi Skandal Watergate. Hal ini kemungkinan besar dapat menuntun pada pemakzulan Nixon yang berujung pada lengsernya Nixon dari kursi Kepresidenan Amerika Serikat atau Mundurnya Nixon dari kursi Kepresidenan Amerika Serikat. Haig pun menyarankan agar Ford membawa barang secukupnya saja ke kediaman Wakil Presiden, karena kemungkinan besar, cepat atau lambat Ford akan naik ke Kursi Kepresidenan Amerika Serikat dan pindah ke White House. Dugaan Haig tersebut ternyata memang benar karena pada awal Agustus tahun 1974 ditemukan tape rekaman percakapan di Kantor Kepresidenan pada tanggal 23 Juni Tahun 1972. Dalam rekaman tersebut terdapat percakapan antara Presiden Nixon dan Kepala Staff White House Haldeman yang berusaha mensiasati upaya untuk menutup-nutupi kasus pembobolan di Kantor Komite Nasional Partai Demokrat di Gedung Perkantoran The Watergate. Rekaman ini dikenal sebagai "The Smoking Gun" dan direkam enam hari setelah pembobolan di Kantor Komite Nasional Partai Demokrat di Gedung Perkantoran The Watergate.


Mundurnya Nixon dan Naiknya Ford Sebagai Presiden Amerika Serikat

gambar-13-62da5d57a51c6f481611d5f2.jpg
gambar-13-62da5d57a51c6f481611d5f2.jpg
Nixon bersama sang Istri Pat, ditemani oleh Gerald Ford dan istri Ford Betty, pasca pengunduran diri Nixon sebagai Presiden | Sumber Gambar: History.comNixon tampaknya sudah tidak ada pilihan lain antara menghadapi pemakzulan atau mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan. Beberapa rekan Nixon di Senate pun menyarankan agar Nixon segera mundur dari kursi Kepresidenan, dikarenakan sudah terdapat cukup suara di Senate untuk memakzulkan Nixon. Hal serupa juga disarankan oleh Kepala Staff White House Jenderal Alexander Haig, agar Nixon sebaiknya mundur dari Kursi Kepresidenan Amerika Serikat. Haig bahkan menyarankan jika Nixon mundur, maka besar kemungkinan jika Ford yang secara otomatis naik menjadi Presiden Amerika Serikat akan memberinya Presidential Pardoned atau pengampunan dari Presiden yang akan membebas dakwakan Nixon dari seluruh tuduhan keterlibatannya dalam menutup-nutupi Skandal Watergate.

Pada Hari Kamis 8 Agustus tahun 1974, Nixon mengumumkan kepada Publik dalam pidatonya di Televisi bahwa ia akan mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan Amerika Serikat. Pada hari berikutnya, Jumat tanggal 9 Agustus tahun 1974, Nixon resmi mengundurkan diri dari sebagai Presiden Amerika Serikat. Tidak lama kemudian pada hari yang sama, Wakil Presiden Gerald Ford pun diambil sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-38 menggantikan Richard Nixon yang baru saja mengundurkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Presiden Gerald Ford ketika mengumumkan untuk memberi mantan Presiden Richard Nixon Presidential Pardon | Sumber Gambar: History.com
Presiden Gerald Ford ketika mengumumkan untuk memberi mantan Presiden Richard Nixon Presidential Pardon | Sumber Gambar: History.com

Lantas, seperti yang disarankan oleh Alexander Haig, Ford pun ternyata memang benar memberi Presidential Pardoned kepada Richard Nixon. Pada tanggal 8 September 1974, Ford mengumumkan bahwa ia akan memberi Presidential Pardoned atau Pengampunan kepada Richard Nixon dan Nixon pun secara resmi bebas dari segala dakwaan terhadap dirinya mengenai keterlibatannya dalam menutup-nutupi Skandal Watergate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun