Posisi H.R. Haldeman sebagai Kepala Staff White House digantikan oleh Jenderal Alexander Haig yang baru saja naik pangkat sebagai Jenderal Bintang Empat dan merupakan mantan tangan kanan salah satu orang kepercayaan Nixon yang menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional dan juga Menteri Luar Negeri, Henry Kissinger. Bayang-bayang akan Skandal Watergate pun terus menghantui Kepresidenan Richard Nixon. Di sisi lain Haig mengambil langkah yang lebih tegas dalam menangani masalah skandal watergate yang terus membayang-bayangi Kepresidenan Richard Nixon. Haig meminta transparasi F.B.I. dalam penyelidikan mereka terhadap skandal ini, tetapi Haig berusaha terus menjaga citra Nixon sebagai Presiden agar tidak semakin ternodai karena skandal ini.
Senate dan Kongress yang pada waktu itu keduanya masih dikuasai oleh Partai Demokrat, mengambil langkah yang lebih dalam dan turut menginvestigasi biduk perkara skandal watergate ini. Senate pun membentuk "Senate Watergate Committee" yang bertugas untuk menyelidiki dan mencari fakta mengenai Skandal Watergate ini dan memulai sidang terbuka yang disiarkan di televisi terhadap saksi-saksi penting akan Skandal Watergate ini pada 17 Mei Tahun 1973. Senate Watergate Committee sendiri dipimpin oleh Senator Partai Demokrat dari North Carolina, Sam Ervin. Dua hari kemudian pada tanggal 19 Mei 1973, Justice Department atau Department Kehakiman menunjuk Archibald Cox sebagai Special Prosecutor yang bertugas untuk melakukan penyelidikan akan Skandal Watergate ini dan menjadi penghubung antara Senate Watergate Committee dan Pemerintahan Presiden Nixon. Salah satu tugas terberat Cox adalah mencari tahu apakah ada keterlibatan Presiden Nixon dan apa peran Presiden Nixon dalam Skandal Watergate ini.
Hari demi hari investigasi akan skandal watergate ini-pun terus melahirkan temuan-temuan terbaru yang akan menuntun kepada fakta di balik skandal ini. Tidak hanya itu saja, satu demi satu saksi kunci juga mulai bersaksi di hadapan Senate Watergate Committee dan dari kesaksian tersebut, investigasi akan Skandal Watergate ini selalu mendapatkan temuan baru yang pada akhirnya terus membebani Kepresidenan Richard Nixon. John Dean pun pada akhirnya juga bersaksi di hadapan Senate Watergate Committee, pada 3 Juni 1973 dan mengungkapkan bahwa ia juga sempat mendiskusikan dengan Presiden Nixon untuk menutup-nutupi fakta di balik Skandal Watergate ini selama lebih kurang 35 menit.
Sebulan kemudian pada tanggal 13 July tahun 1973, mantan deputy assissten Kepresidenan, Alexander Butterfield bersaksi di hadapan Senate Watergate Committee. Kesaksian Alexander Butterfield dapat dibilang sebagai kesaksian yang menghebohkan bahkan menggemparkan Kepresidenan Richard Nixon, karena dalam kesaksian tersebut, Butterfield mengungkapkan suatu fakta terbaru yang memungkinkan untuk mengungkapkan semua temuan terbaru yang akan menuntun pada fakta akan tabir dari Skandal Watergate ini. Pada kesaksiannya, Butterfield mengungkapkan bahwa selama ini semua percakapan, baik percakapan di ruangan maupun di telephone selama ini direkam menggunakan mesin sistem perekam yang telah dipasang sejak tahun 1971, terutama percakapan di kantor Presiden Nixon sendiri, Oval Office atau Ruang Oval, yang juga direkam melalu mesin sistem perekam tersebut. Sontak kesaksian Butterfield ini menggemparkan Presiden Nixon dan orang-orang terdekatnya, karena rahasia akan rekaman di kantor Kepresidenan pada akhirnya terungkap. Setelah kesaksian tersebut, Presiden Nixon pun memerintahkan agar semua mesin sistem perekam di Kantor Kepresidenan, terutama di ruang oval segera dicabut dan dinon-aktifkan.
Setelah mendengar kesaksian dari Alexander Butterfield tersebut, para anggota Senate Watergate Committee termasuk sang ketua Senator Sam Ervin memerintahkan agar semua rekaman percakapan di kantor Kepresidenan untuk diserahkan kepada dewan Senate Watergate Committee dan juga Special Prosecutor Department of Justice Archibald Cox untuk diselidiki lebih lanjut. Namun sayangnya Presiden Nixon menolak untuk menyerahkan rekaman tersebut.
Memasuki bulan-bulan terakhir tahun 1973, bayang-bayang akan fakta Skandal Watergate ini-pun seolah-olah semakin menghantui Kepresidenan Richard Nixon dan seakan skandal ini seperti sudah melekat erat pada Kepresidenan Richard Nixon. Kepresidenan Richard Nixon dan juga reputasi Nixon sebagai Presiden Amerika Serikat pun seperti berada diambang kehancuran. Bayangan yang lebih menakutkan lagi adalah, Nixon sepertinya berada diambang "Impeachment" atau pemakzulan yang akan melengserkannya dari kursi Kepresidenan Amerika Serikat akibat dari Skandal Watergate ini. Walaupun hingga Bulan July tahun 1973 bukti kuat yang akan menuntun pada pemakzulan Nixon sebagai Presiden Amerika Serikat masih belum ditemukan.
Mundurnya Spiro Agnew dari Kursi Wakil Presiden