Hari itu adalah hari Senin tanggal 15 Oktober tahun 1962, hari sepertinya berjalan layaknya hari-hari Senin seperti biasanya. Para penduduk di kota Washington, D.C. memulai kegiatan rutinitas mereka, seperti hari-hari normal di weekdays.
Namun tidak untuk para pekerja di National Photographic Interpretation Center (NPIC), pada hari itu mereka dikagetkan oleh sebuah temuan dari hasil photo yang diambil oleh pesawat mata-mata Amerika Lockheed U-2 yang terbang di atas Kuba.Â
Photo itu menunjukan bahwa Medium-Range Ballistic Missile (MRBM) atau Rudal Missile Ballistic Jarak menengah Uni Soviet telah diletakkan di Negara Kepulauaan Kuba di Karibia tepatnya di Kota San Cristbal, Kuba. Menanggapi temuan ini, orang-orang di NPIC pun segera melaporkan temuan ini ke Gedung Putih dan Pentagon.Â
Betapa kagetnya para pejabat di Washington mendengar laporan mengenai missile Uni Soviet di Kuba. Terlebih lagi mengingat jarak antara Kuba dan Amerika Serikat yang sangat berdekatan, bahkan berdekatan sekali dengan salah satu negara bagian Amerika Serikat yaitu Florida, maka sangatlah mungkin untuk Missile MRBM Soviet ini untuk ditembakan ke kota-kota terbesar di Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat pada saat itu John F. Kennedy pun segera mengumpulkan anggota kabinet dan para petinggi militer untuk rapat darurat menanggapi peletakan Missile Jarak menengah Uni Soviet di Kuba. Peletakan Missile Jarak Menengah Uni Soviet di Kuba ini pun memicu krisis yang membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet mencapai puncak ketegangan tertinggi dalam sejarah hingga hari ini.Â
Bahkan krisis ini pun menjadi salah satu krisis di mana nyaris membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet pada perang terbuka yang pada akhirnya akan memicu Perang Dunia Ketiga atau bahkan Perang Nuklir sekalipun.
Krisis ini dikenal sebagai "The Cuban Missile Crisis" atau Krisis Missile Kuba.
Akar dari Krisis Missile Kuba