Operation Ivy ini dilakukan di kepulauan archipelago Enewetak Atoll yang terletak di kepulauan Marshall di Pasifik.
Perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pun sepertinya semakin memanas pada masa-masa genting di era perang dingin. Pada 1 Maret tahun 1954, Amerika Serikat kembali melakukan uji coba senjata thermonuklirnya yang baru yaitu Castle Bravo, yang berkekuatan 15 megaton TNT that merupakan bomb nuklir pertama yang dilengkapi lithium deuteride.Â
Melihat Amerika Serikat berhasil mengembangkan bomb thermonuclear yang lebih kuat, Uni Soviet rupanya tidak mau tinggal diam. Pada Tanggal 30 Oktober tahun 1961, Uni Soviet kembali melakukan uji coba bomb nuklirnya yang terbaru. Bomb Nuklir Soviet yang terbaru satu ini dikenal dengan nama TSAR Bomba dan berkekuatan 50 hingga 58 megaton TNT dan sampai sekarang dikenal sebagai bomb nuklir dengan ledakan terdahsyat dalam sejarah.
Di sisi lain, negara-negara lainnya pun sepertinya tidak mau kalah dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet, mereka pada akhirnya juga turut mengembangkan senjata berkekuatan nuklirnya masing-masing. Â Pada Tanggal 3 Oktober tahun 1952, Inggris berhasil melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama kali pada Operation Hurricane.Â
Pada tanggal 13 February tahun 1960, Perancis juga berhasil melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama kali yang diberi nama Gerboise Bleue, disusul dengan Republik Rakyat China yang juga berhasil menguji coba senjata nuklirnya yang pertama kali pada tanggal 16 Oktober 1964.
Melihat perlombaan senjata nuklir yang sepertinya semakin tidak terbendung, maka dunia-pun seperti berada diujung tanduk akan suatu bencana nuklir yang sepertinya tidak dapat dihindari. Perang Nuklir juga sepertinya semakin menghantui penduduk seisi bumi, melihat semakin bertambahnyaÂ
negara-negara yang mengembangkan senjata nuklir. Bayangan akan Perang Nuklir dan Nuclear Holocaust juga pada akhirnya membuat beberapa negara paranoid akan kemungkinan terjadinya Perang Nuklir dan Nuclear Holocaust, sehingga melakukan tindakan inisiatif untuk pencegahan jika sewaktu-waktu terjadi Perang Nuklir dan bencana Nuclear Holocaust.
Langkah-langkah pencegahan yang dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana Nuclear Holocaust adalah seperti mengajarkan penduduk-penduduk bagaimana caranya berlindung jika sewaktu-waktu terjadi serangan nuklir di wilayah mereka.Â
Pelajaran akan perlindungan diri jika sewaktu-waktu terjadi serangan nuklir ini tidak hanya diajarkan kepada orang-orang berusia produktif dan lansia, namun anak-anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar pun juga diberi pembekalan pelajaran bagaimana cara melindungi diri jika sewaktu-waktu terjadi serangan nuklir di wilayah mereka.