Pada tahun berikutnya, 1959 Angkatan Udara Amerika Serikat kembali memperkenalkan ballistic missile terbaru mereka sebagai moda transport pembawa senjata nuklir yang lebih baru dan lebih canggih.Â
Ballistic Missile kali ini merupakan intercontinental ballistic missile atau rudal balistik antarbenua yang mampu menjelajah seluruh belahan dunia dalam waktu yang cukup singkat melalui permukaan bumi dengan kekuatan jelajah yang lebih unggul.Â
Ballistic Missile pertama Angkatan Udara Amerika Serikat adalah SM-65 Atlas yang mulai beroperasi pada Oktober 1959 dan disusul dengan LGM-25C Titan II yang mulai beroperasi 3 tahun kemudian pada tahun 1962. Dengan dilengkapinya persenjataan-persenjataan dengan teknologi yang lebih canggih, Strategic Air Command pun menjadi jauh lebih kuat dan besar dari sebelumnya.
Namun pembangunan Strategic Air Command di bawah era Jenderal Power juga tidak hanya terpusat pada satu bidang senjata saja. Jenderal Power juga terus mempusatkan pengembangan pada kekuatan armada pesawat-pesawat bomber strategis.
Pada tahun 1960 Strategic Air Command kembali mendapatkan Pesawat Bomber Strategis yang terbaru, yaitu Convair B-58 Hustler yang merupakan pesawat bomber strategis pertama yang mampu terbang dengan kecepatan Mach 2 atau dua kali kecepatan suara.
Tujuh tahun kemudian pada tahun 1967, Strategic Air Command juga kembali mendapatkan pesawat bomber strategis terbaru yaitu General Dynamics F-111 Aardvark yang merupakan pesawat bomber strategis pertama yang dapat terbang dengan kecepatan supersonic.
Kekuatan Strategic Air Command rupanya tidak hanya berpusat pada pengendalian dan pengoperasian senjata nuklir, tetapi juga pada pengawasan dan pengintaian guna mengobservasi gerak-gerik negara musuh yang memiliki senjata nuklir dan berpotensi menjadi ancaman.
Hal ini dilakukan pasca peristiwa "Cuban Missile Crisis" atau Krisis Missile Kuba pada tahun 1962, di mana pesawat mata-mata Amerika Serikat Lockheed U-2 memergoki Uni Soviet yang sedang membangun instalasi missile ballistic di Kuba dan membawa hubungan Amerika Serikat dan Uni Soviet pada ujung tanduk, bahkan nyaris memicu Perang Nuklir dan Perang Dunia ketiga.