Sebagai seorang mitra pengemudi online, saya tentu banyak melayani pelanggan dengan beragam karakter dan latar belakang yang berbeda-beda.
Dari beragam karakter itulah,saya menerima banyak masukan berupa ilmu dan pengetahuan yang bisa saya ambil hikmah dan pelajaran saat bekerja.
Pada suatu kesempatan,saya pernah mengantarkan seorang penumpang dari kawasan Kemang menuju sebuah apartemen dibilangan Kalibata Jakarta Selatan.
Sesaat sebelum berangkat,penumpang meminta saya untuk mematikan audio mobil.Karena Beliau membutuhkan suasana yang tenang untuk melakukan meditasi selama perjalanan.
Tanpa banyak tanya,segera saya matikan audio tersebut.Yang tadinya memang dalam kondisi menyala, namun dengan volume suara kecil.
Dalam perjalanan,saya beberapa kali memantau perilaku penumpang yang duduk dibelakang.Rasa penasaran alias kepo merasuki,sebenarnya apa yang dilakukan penumpang?
Dari pantauan saya melalui kaca spion tengah,terlihat penumpang mengangkat kedua telapak tangan lalu mempertemukan ujung jari tepat diatas kepalanya
Sebuah pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan baru pertama kali saya alami selama bekerja sebagai mitra pengemudi online.
Menurut Wikipedia meditasi adalah sebuah praktik yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik,membebani maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.
Dalam sebuah buku berjudul Meditasi Jalan Menuju Kesembuhan Lahir dan Batin dijelaskan bahwa,ada 4 tingkatan dalam meditasi.Yaitu tingkatan pemula,lanjutan,pendalaman dan tingkatan variasi meditasi.
Buku tentang meditasi yang ditulis Ayahanda Tjiptadinata Effendi itu juga banyak menjelaskan tentang manfaat dari meditasi.Baik manfaat secara fisik maupun manfaat secara spiritual.Tentu saja buku itu juga bisa menjadi tuntunan praktis mengubah sikap mental menuju pencerahan.
Sebelum turun,penumpang menjelaskan bahwa meditasi yang dilakukan sebagai media untuk berdialog dengan Sang pencipta.Malah terkadang bisa juga untuk komunikasi dengan beberapa orang teman dan orang-orang dekatnya.
Penumpang mengucapkan terima kasih karena meditasinya lancar, karena gaya mengemudi saya yang katanya nyaman tidak menyebabkan banyak guncangan.Penumpang juga bilang maaf jika aktifitas meditasinya mengganggu saya.
Tentu saja hal itu tidak membuat saya terganggu,justru malah bikin saya senang dan bangga. Bagaimana tidak? Mobil yang saya gunakan menjadi tempat sakral dadakan untuk melakukan hal positif seperti meditasi selama diperjalanan.
Ternyata bukan hanya sambal dan tahu saja yang dadakan!
Salam.
#Sebuah Catatan Perjalanan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H