Mohon tunggu...
Erwin Jajang Mawarna
Erwin Jajang Mawarna Mohon Tunggu... Lainnya - Instruktur Sekolah Mengemudi

Drive safe stay alive

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mitos Tabrak Kucing di Jalan Saat Berkendara

31 Juli 2022   11:00 Diperbarui: 31 Juli 2022   11:04 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mitos Tabrak Kucing Dijalan Saat Berkendara

Saat itu siang menjelang sore sekitar jam 14.20 Wib,saya sedang kedapatan mengantar penumpang dari arah rawa mangun menuju pisangan jati negara jakarta timur.

Penumpang saya berjumlah dua orang yang masih belia,keduanya berasal dari wilayah Indonesia bagian timur tepatnya daerah Nusa Tenggara Timur.

Dari obrolan ringan yang kami lakukan saya jadi tau rupanya kedua pemuda itu belum lama berada di ibukota dan berencana untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Sedang asyiknya ngobrol,maps alias peta digital yang selalu saya gunakan mengarah dan melintasi jalan yang kecil lewat pemukiman padat penduduk dikawasan Kebon Nanas.

Seperti biasanya saya mengambil sikap hati-hati dan menambah kewaspadaan.Menjaga konsentrasi berkendara khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika lewat jalur kecil sekitaran pemukiman.

Apa yang saya khawatirkan jadi kenyataanan,ketika ada sekelompok kucing berkeliaran dan berlarian dijalanan persis didepan mobil saya.

"Hus,hus!"seru saya sambil melongok keluar jendela mobil yang terbuka guna mengusir sekawanan kucing itu.Penumpang sayapun ikut melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan.

Pejalan kaki yang kebetulan lewat juga turut membantu mengusir kucing yang berlarian kesana kemari,bagaikan tim sepak bola yang sedang merayakan kemenangan setelah berhasil mencetak gol.

Setelah kondisi terpantau aman dengan tenang dan perlahan saya majukan kendaraan untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Namun tiba-tiba ada bunyi suara terdengar bersamaan dengan saya rasakan roda belakang mobil sebelah kiri seperti melindas sesuatu.Jangan-jangan itu...

Saya bergegas turun dan langsung ke kebelakang mobil.Ya Tuhan! Saya melindas seekor kucing kecil warna putih,tergeletak di dekat roda dan terlihat diam tidak bernyawa.

Banyak mitos yang beredar dikalangan para pengemudi kendaraan roda dua (R2) maupun kendaraan roda empat (R4) perihal kejadian pengendara yang menabrak atau melindas kucing.

Mulai dari pertanda buruk akan mendapatkan musibah,apes atau kesialan sampai hal-hal berbau mistik dan menyeramkan

Ada yang bilang pelaku tabrak kucing akan mengalami sakit dan selalu tertimpa musibah bahkan tidak sedikit yang percaya dan meyakini mitos semacam itu benar adanya.

Bagi saya selaku mitra pengemudi online yang hampir setiap hari turun kejalan,bahkan bisa dibilang "jarang dirumah suka pergi" sebutan yang jika disingkat mirip dengan nama salahsatu merek rokok.

Mitos tersebut tidak sepenuhnya benar dan saya yakini.'percaya tidak percaya',namun selayaknya yang mesti saya lakukan adalah bertanggung jawab dengan merawat dan membumikan kucing tersebut.

Bukankah setelah melakukan keburukan atau kejahatan walaupun tanpa niat dan kesengajaan lalu dibarengi dengan berbuat kebaikan adalah perbuatan baik dan mulia juga?

Sejatinya semua yang terjadi didunia ini adalah kuasa Tuhan dan saya sebagai manusia biasa hanya bisa sedikit menunjukan  rasa kasih dan sayang kepada sesama mahluknya.

Pemilik kucing ikhlas dan rida serta memaafkan saya atas apa yang terjadi,hanya berpesan agar saya menguburkan salahsatu kucing kesayangannya itu.

Dengan peralatan seadanya dan berkat bantuan kedua penumpang,akhirnya kucing itu kami kebumikan pada sebuah taman kecil tidak jauh dari samping rel kereta sekitaran Jatinegara.

Melanjutkan perjalanan mengantar penumpang ketujuan,tidak lupa saya mengucapkan terima kasih atas bantuan mereka berdua.

"Santai saja Om,kami menghormati adat dan tradisi tanah jawa tentang kejadian 'tabrak kucing' yang mesti dikubur pelakunya"komentar salah seorang penumpang saya.

"Didaerah kami tidak ada tradisi semacam itu,jika kucing tertabrak ya sudah.Biasa saja,tidak ada ritual tertentu yang mesti kami lakukan"mereka menuturkan.

Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung

Dua pemuda yang menghormati perbedaan tradisi dengan ikut membantu menggali kubur demi seekor kucing.

Jatinegara
#Sebuah catatan Perjalanan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun