Mohon tunggu...
Erwin Harahap
Erwin Harahap Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal Rendahnya Kualitas Manajemen Sekolah

28 April 2016   09:18 Diperbarui: 29 April 2016   05:13 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada hari senin 18 April 2016, sore hari saat tiba di rumah saya dikejutkan oleh kabar dari keluarga yang menyampaikan bahwa telah terjadi peristiwa memilukan di sekolah tempat anak kami, menimba ilmu, yaitu di Sekolah Dasar yang berlokasi tidak begitu jauh dari tempat kami tinggal.

Ada banyak versi berita mengenai bagaimana peristiwa memilukan tersebut terjadi, namun saya ambil peristiwa secara umum bahwa telah meninggal seorang siswa kelas 3 SD karena tubuhnya tergilas oleh mobil pengangkut air mineral "didalam" lingkungan sekolah. Kejadian ini sungguh membuat syok, sedih, khawatir, marah, semua bercampur. Bagaimana tidak, sebuah lingkungan yang seharusnya menjadi tempat yang "paling aman" untuk para siswa saat menimba ilmu untuk masa depan mereka. Namun malah menjadi tempat yang justru paling berbahaya dan telah merenggut nyawa salah satu teman dari anak kami para siswa sekolah dasar.

Mendengar kabar tersebut, untuk sementara waktu saya hanya bisa diam membisu, memandangi putra kami yang saat ini duduk di kelas 4 SD. Bersyukur kepada Allah Swt masih diberikan kesempatan merawat harta titipan yang paling berharga dari-Nya. Tanpa terasa menetes air mata membayangkan bagaimana penderitaan orang tua dari almahum siswa yang terkena musibah.

Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Manajemen sekolah merupakan titik tombak berhasilnya tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah dalam mewujudkan insan-insan terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun apabila manajemen sekolah tidak diperhatikan, maka eksesnya akan berakibat fatal dan menghambat jalannya roda pelaksanaan sistem pendidikan di instansi tersebut. Lebih jauh, rendahnya mutu manajemen tampak terlihat jelas pada performansi kepemimpinan seorang Kepala Sekolah, dengan indikasi pada peristiwa meninggalnya Ananda (alm) kelas 3 SD yang tergilas mobil saat bermain bola dihalaman sekolah. Kejadian ini tentunya menjadi parameter akan rendahnya sistem manajemen dari Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai amanat Negara dan orang tua siswa.

Seorang pemimpin, dalam hal ini adalah kepala sekolah, seyogyanya dan seharusnya sudah terlatih untuk bisa memprediksi atas kemungkinan akan terjadinya situasi buruk yang mungkin ada apabila suatu kondisi dibiarkan atau tidak diperbaiki. Sebagai contoh, kita semua sebagai orang tua telah melihat bagaimana semrawutnya halaman depan sekolah tempat putra-putri kami menempuh pendidikan dasar,  yang dijadikan sebagai halaman parkir kendaraan. Kepala sekolah yang setiap hari berkantor di sekolah, sudah seharusnya mengetahui keadaan kesemrawutan lapangan parkir di halaman sekolah tersebut. Sebagai seorang pemimpin dan pengambil keputusan, seharusnya seorang kepala sekolah dapat mengambil sikap untuk menertibkan halaman sekolah yang menjadi gabungan sebagai area bermain dan belajar siswa, juga sebagai halaman parkir. Karena apabila dibiarkan, lambat laun, pasti akan terjadi pelanggaran atau musibah, sebagaimana terjadinya musibah seorang siswa meninggal dunia karena kelalaian pengamanan dan kurang perhatian terhadap sistem manajemen yang diterapkan.

Rendahnya Manajemen Komunikasi

Faktor lain penyebab rendahnya mutu manajemen di sekolah ini adalah karena minimnya media komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Kualitas suatu Sekolah Dasar, salah satunya, dapat dilihat dari tersedia atau tidaknya media komunikasi "yang relevan dan mumpuni" yang bisa dijadikan sebagai jembatan informasi dan komunikasi diantara kedua belah pihak. Ada banyak orang tua siswa yang sudah mengeluhkan semrawutnya area parkir SD yang juga merupakan halaman depan sekolah dan seringkali dijadikan area bermain, belajar, dan olah raga untuk para siswa. Orang tua mencoba dan berusaha untuk menyampaikan keluhan serta usulan mengenai area parkir tersebut, namun pihak sekolah hingga saat ini hanya mampu menyediakan media komunikasi yang cenderung satu arah sehingga penyampaian usulan-usulan atau juga masukkan-masukkan yang membangun dari orang tua siswa menjadi terhambat.

Usulan-usulan dari orang tua siswa yang ingin disampaikan, salah satunya adalah mengenai pelarangan masuknya kendaraan roda empat ke halaman sekolah pada saat proses belajar berlangsung atau pada saat jam sekolah. Terlebih lagi, sikap kurang perhatian dari kepala sekolah dan rendahnya manajemen sekolah, membuat kesemrawutan area parkir dihalaman sekolah tersebut menjadi tidak terkendali dan tidak dapat diperhatikan, yang mana pada akhirnya berujung pada terjadinya peristiwa memilukan bagi keluarga besar sekolah kami.

Rendahnya Etos Kerja Komite Sekolah

Faktor tambahan penyebab musibah adalah karena rendahnya mutu komite sekolah yang dipimpin oleh Ketua Komite Sekolah yang tidak dapat bekerja optimal sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional  No. 20/2003 untuk berperan bersama orang tua siswa dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan, dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Disamping itu, Komite Sekolah juga belum berhasil menjebatani komunikasi antara Pihak Sekolah dengan Orang Tua. Jembatan komunikasi ini penting dan sangat vital, karena melalui jalinan komunikasi yang baik dan terorganisir, orang tua siswa dapat ikut serta membantu berjalannya institusi pendidikan dan berperan serta aktif untuk pengawasan dalam arti positif. Ketiadaan komunikasi inilah yang akhirnya menyebabkan munculnya asumsi tentang ketidakpedulian sekolah terhadap halaman depan sekolah yang seringkali dijadikan area parkir baik kendaraan roda 2 maupun roda 4. Apabila jembatan komunikasi orang tua dan sekolah terjalin dengan baik, tentunya peristiwa memilukan diatas dapat diminimalisir atau bahkan dihindarkan melalui disampaikannya masukan-masukan positif dan dorongan serta usulan dari orang tua yang menjadi media pengingat dan penegur secara secara membangun kepada pihak sekolah dalam menjalanan amanat pendidikan.

Restrukturisasi Manajemen

Musibah meninggalnya Ananda siswa kelas 3 (Alm) merupakan satu titik indikasi atas rendahnya manajemen dan kualitas pengelolaan institusi pendidikan yang  nahkodai oleh para pimpinan sekolah dalam mewujudkan lingkungan aman bagi para siswa, dalam hal ini para pimpinan adalah Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah. Oleh karena itu, Ikatan Orang tua Siswa (IOS) diharapkan dapat bergerak cepat untuk melakukan restrukturisasi manajemen dan/atau kepemimpinan sekolah (apabila memang diperlukan) untuk menghindari terjadinya kejadian serupa atau bahkan yang lebih berat di kemudian hari.

Restrukturisasi yang dimaksud adalah dengan menelaah kembali kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya yang saat ini yang dinilai tidak mampu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, dan kemudian segera merumuskan perbaikan-perbaikan kebijakan atau bahkan merumuskan kebijakan yang baru yang lebih baik dan lebih peduli dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Rumusan-rumusan ini disampaikan kepada kepada Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah untuk dipelajari dan dilaksanakan berdasarkan pada rapat. Walaupun cara ini terkesan aneh, karena menurut peraturan pemerintah no. 17 tahun 2010 pasal 196 ayat 3 disebutkan secara jelas bahwa Komite sekolah memperhatikan dan menindaklanjuti terhadap keluhan, saran,kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap satuan pendidikan. Namun dalam hal ini, justru orang-tua-siswa lah yang meminta pertanggung jawaban kepala sekolah atas kebijakan-kebijakan apa saja yang telah diterapkan selama ini, kebijakan mana yang salah hingga menyebabkan terjadinya musibah. Juga, orang-tua-siswa lah yang meminta Ketua Komite Sekolah untuk bekerja aktif dalam memperbaiki sistem yang ada. Bukankah ini aneh? Bukankah ini artinya bahwa Komite Sekolah yang ada sekarang sudah tidak relevan, karena tidak lagi mencerminkan Komite Sekolah yang digariskan dalam peraturan pemerintah tersebut diatas. Ini akan menjadi renungan kita semua para orang-tua-siswa juga para perwakilan orang tua siswa melalui ikatan orang tua siswa (IOS) bagaimana restrukturisasi manajemen ini harus dijalankan demi kebaikan kita semua.

Apabila situasi deadlock terjadi dalam perbaikan manajemen ini, mari kita meminta pengarahan kepada Dinas Pendidikan untuk memberikanperhatian dan penanganan untuk restruturisasi manajemen sekolah yang lebih baik dan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang betul-betul aman dan nyaman bagi para siswa dan juga dapat membangun hubungan komunikasi yang harmonis antara orang tua siswa dan sekolah.

Traumatic Syndrom pada beberapa siswa saksi musibah

Peristiwa musibah yang terjadi disekolah kami, rupanya disaksikan secara langsung oleh mata dan kepala beberapa siswa SD yang merupakan teman dari almarhum dan juga beberapa siswa yang ada disekitar halaman sekolah yang saat itu sedang ikut bermain. Pemandangan secara langsung ini berakibat faltal kepada terjadinya traumatic sydrom pada diri para siswa tersebut. Beberapa orang tua siswa melaporkan melalui page facebook sekolah tentang adanya sikap traumatic pada putra-putri mereka, seperti kesulitan tidur dimalam hari, gelisah dan berteriak: "Stoopp, Stoopp", menangis, cemas, serta ketakutan. Situasi ini sangat membutuhkan bantuan yang sangat mendesak dari ahli mental anak dan psikolog untuk untuk memberikan terapi dan pengobatan atas trauma yang mereka alami.

Kami semua berharap dari Komite Sekolah dan Pihak Sekolah, dapat memberikan perhatian, arahan, dan pertolongan dengan menghubungkan dan/atau mendatangkan ahli kejiwaan atau psikolog untuk para penderita trauma.  

Perhatian Dinas Pendidikan dan Kepolisian

Terkait dengan peristiwa musibah yang terjadi dilingkungan sekolah, mohon perhatian kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dan juga Dinas Pendidikan Propinsi jawa Barat, untuk bisa mengevaluasi kembali mandat dan menindak sesuai dengan tata aturan di lingkukan pendidikan nasional terhadap kepala sekolah yang kurang memperhatikan langkah-langkah kebijakan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk para siswa. Selanjutnya semoga Dinas Pendidikan dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah disekolah manapun di seluruh Indonesia untuk memiliki dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan tujuan strategis pendidikan nasional, diantaranya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk para siswa.

Juga kami memohon perhatian kepada pihak kepolisian, agar dapat mengusut tuntas dari aspek hukum, terhadap pihak-pihak yang telibat yang menyebabkan meninggalnya Ananda siswa kelas 3. Semoga Ananda almarhum mendapatkan tempat terbaik disisi Allah Swt. dan kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun