Mohon tunggu...
Erwin Harahap
Erwin Harahap Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal Rendahnya Kualitas Manajemen Sekolah

28 April 2016   09:18 Diperbarui: 29 April 2016   05:13 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Disamping itu, Komite Sekolah juga belum berhasil menjebatani komunikasi antara Pihak Sekolah dengan Orang Tua. Jembatan komunikasi ini penting dan sangat vital, karena melalui jalinan komunikasi yang baik dan terorganisir, orang tua siswa dapat ikut serta membantu berjalannya institusi pendidikan dan berperan serta aktif untuk pengawasan dalam arti positif. Ketiadaan komunikasi inilah yang akhirnya menyebabkan munculnya asumsi tentang ketidakpedulian sekolah terhadap halaman depan sekolah yang seringkali dijadikan area parkir baik kendaraan roda 2 maupun roda 4. Apabila jembatan komunikasi orang tua dan sekolah terjalin dengan baik, tentunya peristiwa memilukan diatas dapat diminimalisir atau bahkan dihindarkan melalui disampaikannya masukan-masukan positif dan dorongan serta usulan dari orang tua yang menjadi media pengingat dan penegur secara secara membangun kepada pihak sekolah dalam menjalanan amanat pendidikan.

Restrukturisasi Manajemen

Musibah meninggalnya Ananda siswa kelas 3 (Alm) merupakan satu titik indikasi atas rendahnya manajemen dan kualitas pengelolaan institusi pendidikan yang  nahkodai oleh para pimpinan sekolah dalam mewujudkan lingkungan aman bagi para siswa, dalam hal ini para pimpinan adalah Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah. Oleh karena itu, Ikatan Orang tua Siswa (IOS) diharapkan dapat bergerak cepat untuk melakukan restrukturisasi manajemen dan/atau kepemimpinan sekolah (apabila memang diperlukan) untuk menghindari terjadinya kejadian serupa atau bahkan yang lebih berat di kemudian hari.

Restrukturisasi yang dimaksud adalah dengan menelaah kembali kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya yang saat ini yang dinilai tidak mampu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, dan kemudian segera merumuskan perbaikan-perbaikan kebijakan atau bahkan merumuskan kebijakan yang baru yang lebih baik dan lebih peduli dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Rumusan-rumusan ini disampaikan kepada kepada Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah untuk dipelajari dan dilaksanakan berdasarkan pada rapat. Walaupun cara ini terkesan aneh, karena menurut peraturan pemerintah no. 17 tahun 2010 pasal 196 ayat 3 disebutkan secara jelas bahwa Komite sekolah memperhatikan dan menindaklanjuti terhadap keluhan, saran,kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap satuan pendidikan. Namun dalam hal ini, justru orang-tua-siswa lah yang meminta pertanggung jawaban kepala sekolah atas kebijakan-kebijakan apa saja yang telah diterapkan selama ini, kebijakan mana yang salah hingga menyebabkan terjadinya musibah. Juga, orang-tua-siswa lah yang meminta Ketua Komite Sekolah untuk bekerja aktif dalam memperbaiki sistem yang ada. Bukankah ini aneh? Bukankah ini artinya bahwa Komite Sekolah yang ada sekarang sudah tidak relevan, karena tidak lagi mencerminkan Komite Sekolah yang digariskan dalam peraturan pemerintah tersebut diatas. Ini akan menjadi renungan kita semua para orang-tua-siswa juga para perwakilan orang tua siswa melalui ikatan orang tua siswa (IOS) bagaimana restrukturisasi manajemen ini harus dijalankan demi kebaikan kita semua.

Apabila situasi deadlock terjadi dalam perbaikan manajemen ini, mari kita meminta pengarahan kepada Dinas Pendidikan untuk memberikanperhatian dan penanganan untuk restruturisasi manajemen sekolah yang lebih baik dan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang betul-betul aman dan nyaman bagi para siswa dan juga dapat membangun hubungan komunikasi yang harmonis antara orang tua siswa dan sekolah.

Traumatic Syndrom pada beberapa siswa saksi musibah

Peristiwa musibah yang terjadi disekolah kami, rupanya disaksikan secara langsung oleh mata dan kepala beberapa siswa SD yang merupakan teman dari almarhum dan juga beberapa siswa yang ada disekitar halaman sekolah yang saat itu sedang ikut bermain. Pemandangan secara langsung ini berakibat faltal kepada terjadinya traumatic sydrom pada diri para siswa tersebut. Beberapa orang tua siswa melaporkan melalui page facebook sekolah tentang adanya sikap traumatic pada putra-putri mereka, seperti kesulitan tidur dimalam hari, gelisah dan berteriak: "Stoopp, Stoopp", menangis, cemas, serta ketakutan. Situasi ini sangat membutuhkan bantuan yang sangat mendesak dari ahli mental anak dan psikolog untuk untuk memberikan terapi dan pengobatan atas trauma yang mereka alami.

Kami semua berharap dari Komite Sekolah dan Pihak Sekolah, dapat memberikan perhatian, arahan, dan pertolongan dengan menghubungkan dan/atau mendatangkan ahli kejiwaan atau psikolog untuk para penderita trauma.  

Perhatian Dinas Pendidikan dan Kepolisian

Terkait dengan peristiwa musibah yang terjadi dilingkungan sekolah, mohon perhatian kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dan juga Dinas Pendidikan Propinsi jawa Barat, untuk bisa mengevaluasi kembali mandat dan menindak sesuai dengan tata aturan di lingkukan pendidikan nasional terhadap kepala sekolah yang kurang memperhatikan langkah-langkah kebijakan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk para siswa. Selanjutnya semoga Dinas Pendidikan dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah disekolah manapun di seluruh Indonesia untuk memiliki dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan tujuan strategis pendidikan nasional, diantaranya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk para siswa.

Juga kami memohon perhatian kepada pihak kepolisian, agar dapat mengusut tuntas dari aspek hukum, terhadap pihak-pihak yang telibat yang menyebabkan meninggalnya Ananda siswa kelas 3. Semoga Ananda almarhum mendapatkan tempat terbaik disisi Allah Swt. dan kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun