Mohon tunggu...
Erwansyah NasrulFuad
Erwansyah NasrulFuad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang Belajar

سعدنا في الدنيا * فوزنا في الأخرى

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pakai Model Ini, Siswa SMK akan Antusias dalam Belajar Sejarah

12 Juni 2023   21:56 Diperbarui: 12 Juni 2023   22:39 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Perkenalkan, kami mahasiswa Asistensi Mengajar tahun 2023 dari Universitas Negeri Malang, Program Studi Pendidikan Sejarah. Pada kesempatan ini kami akan membagikan beberapa model yang kami terapkan pada sekolah mitra AM kami yakni di SMKN 1 Jenangan Ponorogo. Model pembelajaran yang kami gunakan adalah Cooperative Learning, apa saja dan bagaimana penerapannya, mari ikuti penjelasan berikut.

1. Model Teams Games Tournament (TGT).

Teams Games Tournament merupakan model pembelajaran yang mengadopsi permainan cerdas cermat. Pada prosesnya berisikan beberapa pertanyaan yang kemudian akan dijawab siswa secara berkompetisi. Menurut (Kusumandari, 2011) "Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku/ras yang berbeda. 

Berdasarkan pengertian di atas, siswa tentunya berperan penuh dalam pembelajaran, sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Adapun Sintaks atau langkah-langkah dari model TGT yang diterapkan guru sebagai berikut:

1.Orientasi (materi, cara bermain, sistem penghitungan poin).

2.Membuat kelompok.

3.Memberikan PowerPoint untuk pendalaman materi.

4.Guru membuat tabel penilaian di papan tulis.

5.Masing-masing kelompok sudah menyiapkan 1 lembar kertas untuk jawaban.

6.Permainan dimulai, guru menyampaikan pertanyaan secara lisan.

7.Setelah semua pertanyaan dijawab, lembar jawab dikumpulkan dengan segera.

8.Pembahasan dan Penilaian.

9.Scoring untuk mencari kelompok yang menang.

10. Memberikan penghargaan dan menyimpulkan pembelajaran.

Langkah-langkah tersebut tidak harus seperti yang dilakukan di atas, bapak/ibu guru bisa mengubahnya sesuai dengan kebutuhan mengajar anda. Secara inti yang harus dilakukan adalah penyampaian materi, cara dan peraturan bermain.

2. Model Picture and Picture

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

Asistensi Mengajar di satuan pendidikan khususnya mahasiswa dari prodi pendidikan sejarah Universitas Negeri Malang mulai mengajar di SMKN 1 Jenangan Ponorogo yang dimulai sejak tanggal 6 Februari 2023. Tidak hanya dari prodi pendidikan sejarah yang mengajar di SMKN 1 Jenangan Ponrogo melainkan ada prodi Pendidikan Teknik Bangunan. Ketika mengajar di kelas mahasiswa dari prodi pendidikan sejarah menggunakan beberapa jenis metode mengajar yang boleh dibilang sedikit berbeda dari metode-metode yang lainnya. Setelah melalui tahap beberapa konsultasi dari guru pamong, akhirnya guru pamong menyarankan salah satunya metode Picture and Picture.

Bagi yang belum tahu apakah itu metode Picture and Picture. Metode ini merupakan metode yang lebih memfokuskan kepada penekanan gambar yang di tempel di kertas manila atau buffalo. Kemudian ditempel menggunakan isolasi kertas yang ditempatkan di papan tulis. Sebenarnya metode Picture and Picture ini bisa ditampilkan dalam bentuk digital yaitu ditampilkan melalui PPt (Power Point). Berhubung di SMKN 1 Jenangan Ponorogo beberapa kelas yang akan dituju untuk dilakukan praktik mengajar, LCD proyektor masih dalam tahap perbaikan, dan hampir terjadi perbaikan di semua kelas.

Kemudian tidak kehilangan akal begitu saja, mahasiswa dan guru pamong menemukan ide kreatif yaitu ketika menyajikan metode Picture and Picture meskipun tidak menggunakan media digital, disajikan menggunakan cara manual yaitu ditempelkan di kertas manila dan ditempelkan di papan tulis menggunakan isolasi kertas. Selain ditempelkan di papan tulis, tampilan dari media tersebut juga menarik dan membuat beberapa peserta didik menjadi lebih penasaran apa sebenarnya metode yang digunakan oleh mahasiswa yang sedang melakukan praktik mengajar di sekolah tersebut.

Dengan menggunakan metode Picture and Picture yang disajikan dengan manual yaitu lebih membutuhkan banyak kertas untuk dikemas menjadi media yang menarik. Ternyata dengan cara yang manual juga mempunyai dampak positif. Dampak positif yang dirasakan oleh mahasiswa sebagai praktikan di SMKN 1 Jenangan Ponorogo, yaitu perhatian peserta didik menjadi 80% teralihkan ke metode tersebut. 

Mengapa demikian, karena dalam menjelaskan materi khususnya Akulturasi Perkembangan Budaya Hindu-Buddha dengan metode tersebut, peserta didik menjadi semakin penasaran dan ingin tahu lebih mendalam. Di samping itu, juga dapat mengurangi ketergantungan peserta didik terhadap telepon seluler. Karena penyajian materi menggunakan cara yang manual.

Untuk lebih jelasnya bagaimana penggunaan media tersebut yaitu pertama mahasiswa asistensi mengajar menyampaikan tentang sintaks pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran) dan membagikan beberapa pernyataan yang telah dikemas rapi sedemikian rupa. 

Sebelum itu dibentuk kelompok yang berjumlah 3-4 orang peserta didik. Kemudian kelompok yang bisa menjodohkan pernyataan dengan gambar yang sesuai akan diberi hadiah untuk mengapresiasi antusias semangat belajar sejarah. Setelah itu mahasiswa asistensi mengajar tidak tinggal diam begitu saja, melainkan juga melakukan ulasan tentang gambar yang digunakan untuk menjelaskan materi tersebut. Hal itu merupakan salah satu cara mengatasi kebosanan peserta didik dalam belajar sejarah khususnya di SMKN 1 Jenangan Ponorogo.

3. Model Pembelajaran Domino Card

sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi

Kegiatan Asistensi mengajar merupakan sebuah peluang bagi di siswa untuk mengembangkan diri dalam hal manajemen mengelola kelas secara langsung. Pada kegiatan kali ini saya berkesempatan untuk mengajar di SMKN 1 Jenangan Ponorogo bersama 3 teman dari prodi Pendidikan Sejarah didampingi guru pamong dan dosen pembimbing. Dalam pembelajaran saya menggunakan media Domino Card untuk menunjang hasil belajar siswa. 

Hal ini karena keterbatasan saran dan prasarana seperti WIFI dan LCD Proyektor kami menggunakan media kooperatif. Media ini memfokuskan pada kerja sama siswa dalam menjodohkan jawaban dengan soal karena ada sisi yaitu sebalah kanan soal dan sebelah kiri jawaban, Pembelajaran ini seperti bermain kartu domino. 

Untuk tahapan pertama yaitu memberikan materi penghantar dimana guru menyampaikan beberapa soal terkait judul materi Teori Masuknya Agama Islam Di Indonesia, hal ini bertujuan untuk memancing minat siswa. Untuk tahapan kedua yaitu menyebarkan kartu domino yang sudah berisi soal dan jawaban. Kemudian siswa menjodohkan antara jawaban satu dengan soal yang satunya dengan urut, pada tahapan ketiga guru mengoreksi susunan dari anak-anak apakah ada kesalahan atau sudah benar. Tahap keempat dan terakhir adalah refleksi dari murid untuk evaluasi pembelajaran. 

4. Model Pembelajaran Index Card Match

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Model pembelajaran index card match merupakan model pembelajaran yang bersifat aktif dan menyenangkan yang bertujuan untuk meninjau ulang materi pelajaran yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Model pembelajaran index card match ini juga merupakan salah satu teknik instruksional dari belajar aktif dengan metode pembelajaran pengulangan (reviewing strategies). Model ini dilakukan dengan cara menguji pengetahuan serta kemampuan siswa dengan teknik mencari pasangan kartu yang terdiri dari kartu jawaban dan kartu soal. Adapun kelebihan dari model pembelajaran index card match ini diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Model index card match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. Kognitif disini berarti hasil belajar sejarah dapat meningkat, sementara kemampuan fisik yang dimaksud disini adalah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sejarah dengan cara bergerak mencari pasangan kartu yang tepat.    

  2. Melalui model ini materi pelajaran yang disampaikan juga jauh lebih menarik perhatian siswa karena mengandung unsur permainan. 

  3. Model index card match juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. 

  4. Efektif sebagai sarana melatih kepercayaan diri dan melatih kedisiplinan siswa dengan menghargai waktu pada saat proses pembelajaran dimulai.

Adapun langkah-langkah atau sintak model pembelajaran index card match yang dapat diterapkan guru pada saat pembelajaran di kelas antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Guru menyiapkan kartu soal dan jawaban. Disini kartu soal berisi kalimat pernyataan berisi informasi mengenai kerajaan-kerajaan Hindu-Budha maupun Islam, sedangkan kartu jawaban berisi nama-nama kerajaan yang dimaksud dalam kartu soal.

  2. Guru membagikan kartu soal kepada setiap siswa.

  3. Guru meminta siswa untuk menganalisis kartu soal yang berisi pernyataan.

  4. Guru memanggil siswa secara acak dan meminta siswa untuk maju ke depan

  5. Guru meminta siswa untuk membacakan kartu soal serta menjodohkan dengan kartu jawaban yang tersedia di papan tulis.

  6. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan kartu tersebut.

  7. Guru maupun siswa menyampaikan refleksi atau kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun