Sebelum itu dibentuk kelompok yang berjumlah 3-4 orang peserta didik. Kemudian kelompok yang bisa menjodohkan pernyataan dengan gambar yang sesuai akan diberi hadiah untuk mengapresiasi antusias semangat belajar sejarah. Setelah itu mahasiswa asistensi mengajar tidak tinggal diam begitu saja, melainkan juga melakukan ulasan tentang gambar yang digunakan untuk menjelaskan materi tersebut. Hal itu merupakan salah satu cara mengatasi kebosanan peserta didik dalam belajar sejarah khususnya di SMKN 1 Jenangan Ponorogo.
3. Model Pembelajaran Domino Card
Kegiatan Asistensi mengajar merupakan sebuah peluang bagi di siswa untuk mengembangkan diri dalam hal manajemen mengelola kelas secara langsung. Pada kegiatan kali ini saya berkesempatan untuk mengajar di SMKN 1 Jenangan Ponorogo bersama 3 teman dari prodi Pendidikan Sejarah didampingi guru pamong dan dosen pembimbing. Dalam pembelajaran saya menggunakan media Domino Card untuk menunjang hasil belajar siswa.
Hal ini karena keterbatasan saran dan prasarana seperti WIFI dan LCD Proyektor kami menggunakan media kooperatif. Media ini memfokuskan pada kerja sama siswa dalam menjodohkan jawaban dengan soal karena ada sisi yaitu sebalah kanan soal dan sebelah kiri jawaban, Pembelajaran ini seperti bermain kartu domino.
Untuk tahapan pertama yaitu memberikan materi penghantar dimana guru menyampaikan beberapa soal terkait judul materi Teori Masuknya Agama Islam Di Indonesia, hal ini bertujuan untuk memancing minat siswa. Untuk tahapan kedua yaitu menyebarkan kartu domino yang sudah berisi soal dan jawaban. Kemudian siswa menjodohkan antara jawaban satu dengan soal yang satunya dengan urut, pada tahapan ketiga guru mengoreksi susunan dari anak-anak apakah ada kesalahan atau sudah benar. Tahap keempat dan terakhir adalah refleksi dari murid untuk evaluasi pembelajaran.
4. Model Pembelajaran Index Card Match
Model pembelajaran index card match merupakan model pembelajaran yang bersifat aktif dan menyenangkan yang bertujuan untuk meninjau ulang materi pelajaran yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Model pembelajaran index card match ini juga merupakan salah satu teknik instruksional dari belajar aktif dengan metode pembelajaran pengulangan (reviewing strategies). Model ini dilakukan dengan cara menguji pengetahuan serta kemampuan siswa dengan teknik mencari pasangan kartu yang terdiri dari kartu jawaban dan kartu soal. Adapun kelebihan dari model pembelajaran index card match ini diantaranya adalah sebagai berikut.
Model index card match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. Kognitif disini berarti hasil belajar sejarah dapat meningkat, sementara kemampuan fisik yang dimaksud disini adalah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sejarah dengan cara bergerak mencari pasangan kartu yang tepat.
Melalui model ini materi pelajaran yang disampaikan juga jauh lebih menarik perhatian siswa karena mengandung unsur permainan.
Model index card match juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Efektif sebagai sarana melatih kepercayaan diri dan melatih kedisiplinan siswa dengan menghargai waktu pada saat proses pembelajaran dimulai.