Mereka jadi pemimpin formal sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi didesanya dengan memberdayakan para mantan PMI menjadi entrepreneur dari skalaekonomi  mikro dan kecil.Â
Kulkas di rumah tangga eks TKI di Indramayu berisi es siap jual begitu pula ruang -- ruang keluarga berisi produk --produk rumahan siap dijemput pengepul untuk di jual kembali ke pasar --pasar. Sejumlah desa yang dikunjungi penulis di Cirebon, Ngawi dan Kediri memperlhatkan kondisi yang sama. Â Desa mereka produktif.
Di Desa Kanigoro,Kecamatan Kras, Kediri, Jawa Timur, penulis bertemu dengan Hadi Mustangin (42 thn) namun dia lebih  beken disapa Andi Murai Rimba Kediri. Dikenal sebagai salah satu pengusaha burung murai batu terkemuka di tanah air. Sebelum pandemik Covid-19 omzet usahanya berkisar Rp 500 juta per bulan. Dia mempekerjakan beberapa mantan PMI.Â
Pandemik membuat usaha burung murainya bankrupt. Namun dia bangkit dengan inovasi memproduksi pakan burung murai dengan formula yang diperolehnya saat belajar dari pakar burung Murai di Malaysia. Pakan burung nya laku keras dan usaha Hadi Mustangin bertahan.
Andi Murai Kediri jadi pemimpin komunitas eks pekerja migrant di Kediri dengan mendirikan grup music dan  koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi para mantan PMI sehingga para mantan PMI itu tidak ada yang nganggur atau balik lagi jadi PMI.Â
Grup musiknya di tanggap keluarga yang punya hajatan. Bagi kalangan muda di sekitar desanya, Andi Murai jadi panutan dan ceritera hidup mantan PMI yang sukses dengan berwiraswasta. Bahkan ada sejumlah pemuda yang membatalkan niatnya bekerja di luar negeri dengan mengikuti jejaknya membuka usaha bengkel perakitan khusus sepeda motor gede.Â
Hadi Mustangin alias Andi Murai memotivasi tetangga desanya itu dengan mengatakan, "buat apa kerja di luar negeri jika bisa mencari uang dengan hasil lebih besar dengan ketrampilan yang sampean miliki". Tetangga desanya ini memilki ketrampilan memodivikasi motor -- motor gede tua yang terbengkalai menjadi motor gede  trendy.
Motivasi yang diberikan membuat tetangganya itu membatalkan niatnya bekerja di luar negeri dan berani membuka bengkel motor gede. Hasilnya, bengkel khusus motor gede itu terus mendapatkan order hingga dari  daerah lain di Jawa dari komunitas motor gede.
Dan, itu semua tumbuh dengan sendirinya. Mereka jadi entrepreneur dan pemimpin karena lahir dari kemauan dan kerja keras sendiri, termotivasi atas keberhasilan teman lainnya dan bukan di dorong -- dorong atau lahir dari bimbingan teknis (bimtek).
Disinilah yang penulis gambarkan diawal tulisan ini bahwa layanan khusus pada PMI di bandara adalah  langkah besar. Dengan apa yang PMI rasakan sebagai orang yang dihormati, dihargai dan diperlaukan sebagai orang "kaya" akan memotivasi pada pekerja migrant itu untuk menjadi "orang".Â