Mohon tunggu...
Erwan Saripudin
Erwan Saripudin Mohon Tunggu... Insinyur - Trainer Pertanian

Tertarik dengan isu isu pertanian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi, Sepeda dan Kepemimpinan

26 Maret 2016   07:00 Diperbarui: 26 Maret 2016   09:00 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Roda merupakan penyebab laju.  semakin cepat roda berputar semakin tinggi laju yang dihasilkan.  Setiap pemerintahan senantiasa mengharapkan roda pembangunan berjalan cepat untuk menghasilkan kemajuan, namun banyak pemerintahan di dunia tidak menyadari bahwa perputaran roda didasarkan pada mekanisme perpindahan energi di kabinet dan memerlukan singkronisasi menyeluruh.

Pengendalian laju sepeda terdiri dari stang dan rem, stang yang kuat dan rem yang kuat menyebabkan kepercayaan diri sipengemudi dalam mengarahkan dan mengendalikan kecepatan sepeda.  Pada pemerintahan, stang dapat dianalogikan sebagai kekuasaan pemimpin yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun, dan rem sebagai kemampuan pemimpin dalam mengakselerasi gerakan sepeda agar sesuai dengan tantangan pemerintahan yang tengah dihadapi.

Sistem rangka sepeda sangat menunjang dalam menyatukan semua komponen fungsional baik sistem penyaluran energi, sistem roda, saddle, dan stang.  Kekuatan rangka sangat ditentukan oleh bahan yang digunakan.  Massa bahan rangka baik ringan ataupun berat menjadi nilai tambah untuk pertimbangan kualitas, semakin kuat dan ringan tentunya kualitas sepeda semakin baik.  Pemerintahan dengan kerangka kabinet yang kuat, sangat menunjang roda pemerintahan untuk menjalan fungsinya.  Biasanya dalam kabinet terdapat kementerian koordinator sebagai tempat melekatnya beberapa kementerian, kemenetrian koordinator inilah sebagai simpul simpul kerangka kabunet yang harus diperkuat agar fungsi kabinet berjalan dengan lebih baik.

Kepribadian yang kuat dari Pak Jokowi dapat dimaknai bahwa bersepeda bukan hanya tentang Sepedanya (alat), tetapi lebih jauh lagi tentang kemampuan si pengayuhnya dalam menggerakkan sistem sepeda secara berirama.  Nafas yang panjang belum tentu bertahan dalam medan datar mulus sekalipun, kaki yang kokoh belum tentu kuat memutar pedal meskipun berbetis besar dan keras, dan tangan yang kuat belum tentu sanggup mengarahkan sepeda secara terus menerus pada arah yang benar meskipun otot bisep dan trisep yang menonjol. 

Pemerintahan Pak Jokowi yang kabinetnya terdiri dari kalangan politisi dan profesional secara alami terjadi mekanisme penyeimbangan, sesekali terlihat sangat jelas riuh di media dalam menanggapi suatu kebijakan, namun hal ini merupakan tuntutan penyeimbangan, agar tangan, kaki dan nafas pemerintahan berjalan secara seimbang.  Tentunya kita sering mendengar sindiran pak Rizal Ramli kepada kementerian lain bahkan kepada Pak JK sang wakil Presiden, yang pada intinya menunjukkan arah keseimbangan.

Jika dilihat lebih dalam mengenai program program pembangunan yang di “gong” kan oleh pak Jokowi, pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara bukan hanya tentang bergerak maju, tetapi juga tentang keseimbangan.  Hal ini dapat dirasakan ketika Pak Jokowi mencanangkan pembangunan infrastruktur besar-besaran untuk kemajuan masa depan bangsa, namun disisi lain kebijakan untuk menyeimbangkan kesejahteraan rakyat sebagai akibat pembangunan infrastruktur juga sangat berlimpah termasuk pembiayaan usaha usaha yang digeluti masyarakat, salah satunya seperti penambahan anggaran Kementerian Pertanian yang dapat membantu menyejahterakan petani.

Mungkin bagi Pak Jokowi, bersepeda itu tentang mencapai tujuan dengan tenaga seefisien mungkin.  Hambatan internal dari sistem sepeda itu sendiri harus dikurangi sebanyak mungkin, sebagaimana dalam memimpin Pak Jokowi selalu berprinsip bahwa rantai birokrasi harus dipangkas sedemikian rupa, agar hambatan dibuat seminimal mungkin. Hal ini terlihat dalam kebijakannya yang baru baru ini dirilis mengenai penghapusan ribuan Peraturan Daerah yang menghambat investasi domestik dan asing di bumi pertiwi.

 Mungkin bagi Pak Jokowi, Jalan kehidupan tidak melulu datar, ada kalanya terjal menanjak dan ada kalanya menukik turun.  Seni bersepeda adalah bagaimana menjadikan setiap momen kayuhan begitu berharga baik pada saat jalan datar, jalan turunan dan jalan menanjak.

Pesepeda terkadang memanfaatkan turunan sebagai momen mengayuh pedal sekuat-kuatnya, padahal momen turunan menyebabkan perputaran roda semakin cepat karena tambahan energi potensial sebagai akibat gaya gravitasi.  Memutar pedal sekuat mungkin saat turunan merupakan pemborosan energi si pesepeda, selayaknya ketika turunan hendak berakhir, barulah pedal dikayuh sekuat mungkin sebagai tambahan dorongan kedepan untuk memudahkan tanjakan yang menghadang setelah turunan.

Pemerintahan pak Jokowi juga demikian, sebagai contoh pada Kementerian yang mengurusi parisiwisata pada mulanya mendapatkan anggaran yang besar untuk membenahi infrastruktur pariwisata, namun setelah pertumbuhan wisatawan telah dianggap tinggi maka anggaran yang besar dialihkan ke sektor lain agar momen wisatawan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai tambah yang besar bagi sektor lain seperti pengembangan UKM yang memproduksi cinderamata. 

Masa sekarang ini, perkembangan teknologi telah memudahkan manusia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan tenaga mesin, namun percayalah bahwa sepeda tetap memiliki makna filosofi tersendiri.  Ajarilah anak-anak kita untuk bersepeda agar ia memahami sistem distribusi energi sepeda, dan sistem kendali sepeda.  Kelak anak-anak memiliki sikap melek efisiensi energi dan kepemimpinan yang kuat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun