Mohon tunggu...
Ervita Widyastuti
Ervita Widyastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Vita

Just ordinary woman but friendly and sweet :) http://ervitanw.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengalaman Pertama Lari Full Marathon

21 November 2014   16:13 Diperbarui: 12 Juni 2017   11:11 3904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Saya terus berlari hingga km 21 dimana menurut informasi ada turunan yang cukup terjal sehingga peserta disarankan untuk berjalan saja. Karena jika berlari ada kemungkinan bisa cedera karena otot kaki menahan beban berlebihan. Pemandangan sawah yang menghijau dan birunya gunung di kejauhan menghibur saya. Karena saya termasuk di bagian belakang ketika sampai di water station, yang tersedia hanya minuman isotonik.  saya yang mengira bahwa isotonik yang akan kurang, salah strategi dengan membawa bekal minuman isotonik karena ternyata malah air mineral yang kurang. Jadi ketika tiba di water station berikutnya saya mengganti bekal saya dengan air mineral.

 

Setelah km 22 rute lari mulai memasuki jalan raya kembali,  betis kaki saya mulai sakit. Beruntung saya bertemu dengan tim medis yang membawa spray untuk mengatasi otot betis yang mulai kram sehingga setelah betis saya disemprot spray tersebut saya mulai bisa berlari kembali. Saya hanya berlari sejauh beberapa ratus meter dan kemudian menyambungnya dengan berjalan kaki. Saya berjalan dan berlari bergantian sampai km 27.

 

Setelah km 27, sepertinya saya mulai memasuki tahap "hit the wall" dimana saya sudah tidak bisa berlari lagi dan hanya bisa berjalan. Betis saya sudah sakit sekali dan keinginan berlari sudah tidak ada. Panas yang menyengat, membuat saya semakin malas untuk berlari, walaupun angin yang bertiup cukup sejuk. Strategi saya adalah berjalan sampai km 37 baru setelah itu akan berusaha berlari dan berjalan. Menurut endomondo, 1 km saya berjalan maksimal selama 12 menit, sehingga waktu 2 jam cukup untuk 10 km dan setelah itu 5 km terakhir saya harus berlari. Jika tidak pasti saya akan melebihi COT.

 

Pada 10 km saya berjalan itu, saya bertemu dengan penari-penari Bali, penari barong dan anak-anak SD sekitar yang memberi semangat.  Tetapi sayang guna mengejar waktu saya tidak sempat berhenti walau hanya untuk berfoto. Biarpun saya berjalan saya tidak boleh berhenti. Untuk tambahan energi saya memakan pisang yang disediakan panitia dan memakan Gu gel energi yang saya bawa. Ternyata bentuk Gu Gel itu mengingatkan saya akan bubur bayi cerelac, rasanya agak aneh, tapi lumayan juga sih yang rasa cappucino.

 

Selama menempuh 10 km race FM dengan berjalan kaki, disini mental saya benar-benar diuji. Rasa mual dan ingin pingsan tiba-tiba muncul berganti dengan menyalahkan diri kenapa ikut FM di Bali. Kalau tau panasnya seperti ini, mendingan ikut race FM yang malem aja kayak Sundown Marathon di Singapore. Atau ikut FM di Jakarta Marathon, yang walaupun panas tapi rutenya lebih datar, tidak naik dan turun. Semakin down jika mengingat komentar orang yang menganggap saya kurang kerjaan karena nekat ikut full marathon. Hmm, iya juga sih, yang tidak menyukai olah raga lari pasti menganggap saya kurang kerjaan. Harus bayar untuk ikut lari dan ujung-ujungnya merasa tersiksa. Saya juga mulai menyalahkan diri kenapa kurang serius latihan. Saya akui memang kurang latihan long run. Dimana waktu long run pada hari minggu beberapa kali dipakai untuk ikut race lari dengan jarak pendek. Dan setelah lari malah nongkrong dan makan, bukan meneruskan lari lagi. Saya hanya sekali long run dengan jarak terjauh 25 km. Setelah itu, beberapa kali lari hanya dengan jarak 21 dan 17 K. Ikut trail run dengan jarak hanya 12 K saja.  Selain itu saya hanya menjadwalkan lari seminggu 2 atau 3 kali, 1 kali lathian lari jarak biasa di GBK Senayan dan long run di hari Minggu itu. Latihan di GBK pun paling banyak, hanya 5 atau 7 K dan 1 kali 10 K. Satu hari latihan lain saya pakai dengan  latihan penguatan di Gym. Apalagi waktu bulan puasa, saya hanya latihan lari di treadmil sejauh 5 K seminggu sekali. Keyakinan saya bisa finish FM ini hanya karena saya mempunyai endurance yang kuat dan telah mempunyai pengalaman olahraga dan latihan di gym selama beberapa tahun.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun