Mohon tunggu...
Ervin Rudi Haryadi
Ervin Rudi Haryadi Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMK Kristen 1 Surakarta

Saya adalah seorang Guru di SMK Kristen 1 Surakarta. Saya merupakan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 dari Kota Surakarta. Hobby saya adalah menulis artikel. Saya bergabung di sini karena ingin mengembangkan hoby saya tersebut. Terima kasih Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Konsep Budaya Positif

22 Desember 2022   22:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   22:03 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2) Menggerakkan komunitas praktisi. Dalam hal menggerakkan komunitas praktisi tentu saya sebagai pendidik mempunyai akses yang tidak terbatas dalam ruang lingkup komunitas praktisi yang ada di sekolah saya. Saya dapat dengan mudah menggerakkan komunitas praktisi yang ada di sekolah. Setiap saat saya dapat menggerakkan komunitas praktisi yang ada di sekolah. Yang saya dalam menggerakkan komunitas praktisi ini adalah adalah 1) Berbagi masalah dan mengembangkan proses untuk mencari penyelesaian masalah dalam menerpakan budaya positif di sekolah, 2) Merumuskan tindakan untuk menyelesaikan masalah penerapan budaya positif di sekolah, (3) Berbagi pengalaman menjalankan praktik baik dalam menerapkan budaya positif, 4) Merefleksikan tindakan-tindakan yang sudah diambil untuk melakukan perbaikan dalam menerapkan budaya positif di sekolah. Namun apabila berkaitan dengan ruang lingkup di luar sekolah saya maka saya mempunyai kesulitan. Hal ini terjadi karena saya tidak mempunyai akses di komunitas praktisi di luar sekolah. Hal ini tentu menjadi tantangan buat saya secara pribadi. Bagaimana saya menggerakkan komunitas praktisi diluar sekolah saya.

3) Menjadi coach bagi pendidik yang lain. Sebagai seorang pendidik, saya harus dapat menjadi coach bagi pendidik yang lain dalam hal proses belajar khususnya dalam penerapan budaya postif di sekolah. Bagaimana pendidik yang lain dapat menerapkan budaya positif ini di kelasnya masing-masing. Dalam hal saya sebagai coach hal yang saya tularkan kepada pendidik yang lain  adalah agar rekan kerja saya menguasai kompetensi dalam coach yaitu a) Bagaimana memberikan pertanyaan yang baik dalam menerapkan budaya positif khususnya segitiga restitusi.  Kompetensi ini sangat diperlukan dalam menggali permasalahan-permasalahan dan solusi-solusi dari peserta didik yang mengalami permasalahan.  b) Memiliki pembawaan positif dalam menerapkan budaya positif di sekolah, c) Kemampuan mendengarkan dan memotivasi, d) Dapat memandu percakapan dengan baik, e) Berkomitmen untuk terus belajar.

4) Mendorong kolaborasi antar pendidik. Bekerja secara kolaborasi itu lebih efektif dari pada bekerja secara sendiri-sendiri. Oleh sebab itu sebagai seorang pendidik sebabaiknya dapat berkolaborasi dalam menerapkan budaya postif ini. Hal yang sudah dilakukan dalam menerapkan budaya positif ini adalah 1) menyusun keyakinan kelas/sekolah dengan berkolaborasi dengan pendidik lain, 2) Melakukan diskusi dalam menyusun keyakinan kelas/sekolah, 3) Bertukar informasi atau wawasan antar pendidik untuk kepentingan pengembangan dalam menerapkan budaya positif di sekolah.

5) Mewujudkan kepemimpinan peserta didik. Sebagai pendidik sebaiknya dapat mewujudkan kepemimpinan peserta didik dalam hal menerapkan budaya positif di kelas/sekolah. Untuk dapat mewujudkan kepemimpinan peserta didik ini maka yang dilakukan adalah a) memberikan tanggung jawab kepada peserta didik dalam menerapkan budaya positif, b) memberikan tanggung jawab kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas nya secara berkelompok untuk melatih kepemimpinan peserta didik, c) Menanamkan nilai-nilai universal pada peserta didik, d) mendorong peserta didik untuk ikut dalam organisasi dalam sekolah.

4. Yang Perlu Diperbaiki Terkait dengan Keterlibatan Diri Saya dalam Proses Belajar

 Yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri saya dalam proses belajar adalah sebagai berikut  :

1) Menggerakkan komunitas praktisi. Yang perlu diperbaiki dalam keterlibatan diri saya dalam proses belajar budaya positif yaitu di ruang lingkup luar sekolah. Perlu keaktifan diri saya dalam komunitas praktis di tingkat Kota Surakarta. Selama ini yang sudah saya lakukan hanya di Yayasan Wiyata Mulia Surakarta. Perlunya peningkatan di komunitas-komunitas praktis yang lain. Tantangan bagi saya selaku pendidik untuk dapat menggerakkan komunitas praktisi di luar ruang lingkup sekolah saya.

2) Menjadi coach bagi pendidik yang lain. Dalam menjadi coach ini juga perlu ditingkatkan dalam hal kualitas pekerjaan yang berhubungan dengan penerapan budaya positif di sekolah. Pendidik-pendidik yang lain perlu dibuat mengerti tentang budaya positif ini. Tantangan bagi saya untuk dapat menjadi coach bagi pendidik yang lain dengan lebih intens. Tidak hanya secara formalitas dan insidentiil. Tetapi secara terus menerus hal ini dapat saya lakukan secara rutin.

3) Mendorong kolaborasi antar pendidik. Tidak semua pendidik mempunyai kecocokan. Hal inilah yang menghambat antara pendidik yang satu dengan pendidik yang lain dalam hal berkolaborasi. Selama ini pendidik dalam berkolaborasi hanya pada pendidik yang mempunyai kedekatan secara pribadi. Perlunya dibuka paradigm pendidik untuk menerapkan nilai-nilai universal dalam mendorong kolaborasi antar pendidik.

5. Kompetensi dan Kematangan Diri Pribadi

Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki pendidik yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melakukan pekerjaan sebagai pendidik. Kompetensi dalam proses belajar budaya positif ini akan menjadi maksimal jika kematangan diri pribadi pendidik ini dapat diaktualisasikan dalam penerapan budaya positif di kelas/sekolah. Dengan kompetensi dan kematangan ini maka penerapan budaya positif di kelas menjadi semakin mudah dalam pendidik menerapkanya. Karena jika pendidik tersebut sudah memiliki kematangan diri pribadi maka pendidik tersebut akan mempunyai tanggung jawab dalam penerapan budaya positif tersebut. Semakin matang diri pribadi pendidik maka akan mudah dalam menerapkan kompetensinya dalam proses belajar. Hal ini disebabkan sudah banyak pengalaman-pengalaman, pengetahuan, ketrampilan dan sikap pendidik dalam melakukan pekerjaannya dalam proses belajar peserta didik. Kompetensi yang harus dimiliki pendidik ini berkaitan dengan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh guru penggerak yaitu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun