Setelah momen canggung yang terjadi antara Anne dan Harriet, akhirnya Harriet bisa menerima kenyataan kalau dirinya memang sosok sombong yang menyebalkan.
Karena Harriet meminta Anne menuliskan fakta baik tentang dirinya yang sesungguhnya, maka Anne memberikan gagasan yang tidak terduga oleh Harriet. Anne minta Harriet menjadi pribadi yang baik hati dengan tetap perfeksionis, cerdas dan elegan, sebagaimana karakter asli Harriet. Anne mencari komunitas bagi Harriet agar bisa bergaul di dalamnya.
Idenya berhasil, Harriet menjalin persahabatan yang tulus dengan gadis kecil dan berubah menjadi sosok yang menyenangkan dan menginspirasi.
Harriet wafat di kelilingi sahabat-sahabat barunya. Di hari wafatnya Harriet, Anne berhasil menuliskan berita kematian yang indah dan penuh makna. Harriet digambarkan sebagai sosok perempuan cerdas, ambisius, perfeksionis yang berhasil menghilangkan sifat sombongnya di hari-hari terakhir hidupnya.
Pelajaran berharga dari film ini adalah selayaknya kita bersikap baik kepada siapa saja, apalagi kepada orang-orang yang selama ini selalu ada untuk kita.
Nama besar, prestasi yang tinggi dan harta yang melimpah tidak seharusnya membuat kita menjadi sombong dan merendahkan orang lain. Bagaimana pun, kita tidak hidup sendiri di dunia ini, kita pasti butuh pertolongan orang lain.
Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Mungkin pepatah ini relevan dengan kisah film The Last Word.
Film produksi Universal besutan sutradara Mark Pellington ini mendapatkan rating 6.7 di IMDB, Shirley MacLaine dan Amanda Seyfried memerankan tokoh Harriet Lauler dan Anne Sherman dengan brilian. Film yang menyentuh hati ini layak ditonton bersama keluarga tercinta.
(Ed. Dian H. Hendrawan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H