Teori Dramaturgi
Teori dramaturgi ini tidak dapat lepas dari pengaruh konsep "The Looking Glass Self". Mengutip dari pernyataan Goffman yaitu "Hidup ini diibaratkan dengan  teater dengan interaksi sosial yang mirip dengan pertunjukkan di atas panggung dan berisi peran-peran yang dimainkan oleh para aktor".Â
Dalam pertunjukkan seni peran terdapat sedikitnya tiga hal penting, yaitu :
Pemeran dan Penonton
Kaitan peran pertama ini dalam dramaturgi yaitu setiap individu wajib menghayati dan menjiwai perannya baik sebagai pemeran atau penonton dalam memerankan tokoh yang sedang mereka mainkan. Fokus pendekatan dramaturgis bukanlah apa yang orang lakukan, bukan pula apa yang ingin dia lakukan atau mengapa dia melakukan melainkan bagaimana dia melakukannya
Ekspresi dan Impresi
Pernyataan yang diberikan oleh aktor dan pernyataan yang dilepaskan untuk ditangkap oleh penonton dalam mencapai sebuah kesan atau impresi. Proses ini ditujukan untuk mempengaruhi kesan agar sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu kesan dari performa atau penampilan lewat kostum (pakaian yang digunakan) ataupun properti pendukung lainnya, hingga olah vokal (intonasi) dan olah tubuh (gesture atau body language) perlu diolah untuk menghasilkan sebuah citra.
Setting atau Panggung
Makna panggung dalam teori dramaturgi dibagi menjadi tiga model kategori yaitu front stage, back stage, dan off stage.
Front Stage
Panggung depan berkaitan pada peristiwa sosial yang memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya sebagaimana mereka sedang memainkan satu peran di atas panggung atau aspek yang ditonjolkan dan tidak disembunyikan oleh aktor.Singkatnya, front stage ini adalah sisi individu yang ditampilkan ke banyak orang luar.Â