Ilmu sosiologi yang dipelajari tak pernah luput dari ketiga tokoh sosiologi klasik yaitu Karl Marx, Max Weber, dan Emile Durkheim. Ketiga tokoh ini merupakan pondasi dasar atas pemikiran sosiologi. Karl Marx terkenal dengan perspektif konfliknya antara kaum bourjois dan kaum proletar. Max Weber yang dikenal dengan perspektif tindakan sosialnya. Tak lupa juga, Emile Durkheim yang terkenal dengan konsep fakta sosialnya. Pada kali ini kita akan mengulik kembali pemikiran-pemikiran  tokoh terkenal sosiologi yaitu Karl Marx dan Emile  Durkheim
KARL HEINRICH MARX
Sosiolog pertama yang akan dibahas kali ini ialah Karl Marx. Beliau lahir pada tanggal 5 Mei 1818 di Trier, Jerman. Pada umur 18 tahun Karl Marx belajar hukum di Bonn dan pindah ke Friedrich-Wilhelms-Universitt, Berlin. Pada saat di Berlin, Marx tertarik dengan ilmu filsafat dan mempelajari ilmu filsafat tersebut dengan George Wilhelm Friedrich Hegel. Hegel membangun dasar pemikiran filsafat idealisme, yaitu sebuah cara pandang pemikiran bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran, akal atau roh, dan bukan didasari atas materi. Namun, pemikiran hegel tersebut dikritisi oleh Marx. Marx menentang filsafat idealisme karena menurutnya yang bisa mengubah masyarakat itu bukan hanya ide-ide melainkan perlu juga berupa material. Dalam hal ini terjadi yang disebut sebagai dialektika.
Hal tersebut menjadi latar belakang pemikiran materialisme Marx. Penggabungan dialektika idealis milik Hegel dengan materialisme verbalis milik Ludwig Feuerbach sehingga terciptalah Materialisme Historis dan Dialektis.
Prinsip dasar materialisme historis ialah "bukan kesadaran manusia untuk menentukan keadaan sosial, melainkan sebaliknya keadaan sosial lah yang menentukan kesadaran manusia." Keadaan sosial menyangkut produksi masyarakat, pekerjaan masyarakat. Manusia ditentukan oleh produksi mereka : apa yang mereka produksi dan bagaimana cara mereka berproduksi.
Materialisme Dialektis ialah interpretasi atas segala fenomena alam yang terjadi berdasarkan landasan materi. Asumsi-asumsi dasar yang ada dalam material historis yaitu :
Benda merupakan suatu kenyataan pokok, bahwa kenyataan itu benar-benar objektif, tidak semata berada dalam kesadaran manusia.Â
Pengetahuan realitas secara otomatis menjadi tidak dapat dipisahkan dengan kesadaran manusia.Â
Materialisme mengakui bahwa kenyataan berada di luar persepsi kita tentangnya, sehingga kenyataan objektif adalah penentu terakhir terhadap ide.Â
Meyakini kebudayaan akan mengalami kemajuan dan Marx  menyebutnya kemajuan kualitatif tersebut berupa masyarakat tanpa kelas (komunis).
Kemudian Marx mulai membagi lingkup kehidupan manusia dalam 2 bagian, yaitu basis struktur (Infrastruktur) yang mencakup ekonomi (segala hal yang berkaitan dengan proses produksi) dan konstruksi atas (Suprastruktur) yang mencakup segala hal yang berada diluar ekonomi, yaitu sosial, politik,budaya, filsafat, pendidikan, agama, dan kesenian. Hal ini disebut dengan Determinisme Ekonomi, yaitu sebuah pandangan Marx yang merasa ekonomi lebih penting dibandingkan segala aspek di luarnya karena aspek ekonomi lah yang menentukan hal-hal yang tercakup dalam suprastruktur.