Mohon tunggu...
Ervina Damayanti
Ervina Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - open your mind before open your mouth
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

ig @ervina.dmy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Belajar dan Psikologi Perkembangan

30 September 2020   17:02 Diperbarui: 30 September 2020   17:08 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KONSEP DASAR MINAT

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Sebaliknya, kesenangan merupakan minat yang sementara. Ia berbeda dari minat bukan dalam kualitas melainkan dalam ketetapan.

Selama kesenangan itu ada, mungkin intensitas itu ada, mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat. Namun ia segera berkurang karena kegiatan yang ditimbulkannya hanya memberi kepuasan yang sementara. Minat lebih tetap (persistent) karena minat memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang.

Konsep dasar minat Adalah penting mengenal perbedaan antara minat dan kesenangan, dan menyadari bahwa kesenangan sering kemudian mengarah ke kebosanan, karena minat dan kebosanan berpengaruh pada penyesuaian pribadi dan sosial. Suatu kegiatan yang tidak memuaskan, merangsang atau menantang individu disebut "membosankan". individu tidak mampu melihat bagaimana kegiatan itu dapat memberikan keuntungan pribadi atau kepuasan. Jadi kebosanan, yang terdiri dari perasaan jemu dan ketidakpuasan, merupakan lawan dari minat.

Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Keterikatan dengan kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat.

Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock, "bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia, sebaliknya minat akan padam bila tidak disalurkan". Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh (Hurlock, 1999).

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:

1). Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

2). Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting. yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

3). Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Teori dan konsep motivasi adalah pembahasan yang akan di jelaskan secara sangat mendetail pada artikel dibawah ini, yang mana didalam artikel motivasi ini akan dibahas mengenai pengertian/arti motivasi, jenis motivasi kerja, faktor motivasi kerja, proses motivasi kerja menurut para pakar/ahli. Semoga pembahasan ini bisa menjadi bahan referensi tugas anda.

Pengertian Motivasi

Definisi motivasi adalah sebuah dorongan atau alasan yang mendasari semangat dalam melakukan sesuatu. Motivasi adalah hal-hal yang menimbulkan dorongan, dan motivasi kerja adalah pendorong semangat yang menimbulkan suatu dorongan. Pemberian motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi.

Di dalam buku Thoha (2004: 206) mengatakan bahwa perilaku manusia itu hakekatnya adalah berorientasi pada tujuan dengan kata lain bahwa perilaku seseorang itu pada umumnya di rangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan. Motivasi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih berganti dengan istilah-istilah lainnya, seperti misalnya kebutuhan, keinginan, dorongan, semangat atau impuls.

Teori motivasi menurut Robbin (2003:208) yang mengatakan bahwa suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya ke arah setiap tujuan.

Motivasi adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perbedaaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang kuat. Selain itu konsep motivasi digunakan untuk menunjukkan arah perilaku.

Jenis-jenis Motivasi

Motivasi digolongkan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :

  a. Motivasi internal

Motivasi internal adalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

  b. Motivasi eksternal

Motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang dengan harapan dapat mencapai sesuatu tujuan yang dapat menguntungkan dirinya.

Motivasi kerja tampak dalam dua segi yang berbeda yakni :

  a. Pertama

Kalau dilihat dari segi aktif atau dinamis, motivasi kerja tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja agar produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

  b. Kedua

Jika dilihat dari segi pasif motivasi nampak sebagai suatu kebutuhan juga sekaligus menggerakkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut kearah yang diinginkan.

Faktor Motivasi

a. Faktor pemuas (motivation factor)

Faktor ini disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang. Faktor ini juga sebagai pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain seperti :

1. Prestasi yang diraih (achievement)

Merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, karena ini akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi tinggi, asalkan diberikan kesempatan

2. Tanggung jawab (responbility)

Merupakan daya penggerak yang memotivasi sehingga bekerja hati-hati untuk bisa menghasilkan produk dengan kualitas istimewa

3. Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self)

Merupakan teori yang disebut teori tingkat persamaan kepuasan (the stady-state theory of job statisfation) mengemukakan bahwa kepribadian merupakan salah satu faktor penentu stabilitas kepuasan kerja

b. Faktor pemelihara (maintenance factor)

Faktor ini disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor ini juga disebut dengan hygene factor merupakan faktor-faktor yang sifatnya eksintrik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang.

Misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya, faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. Dan juga faktor ini disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang dikualifikasikan kedalam faktor ekstrinsik yang meliputi sebagai berikut :

1. Keamanan dan keselamatan kerja

Keamanan dan keselamatan kerja adalah suatu perlindungan yang diberikan organisasi terhadap jaminan keamanan akan keselamatan dirinya dalam bekerja

2. Kondisi kerja

Kondisi kerja adalah suatu keadaan di mana karyawan mengharapkan kondisi kerja yang kondusif sehingga dapat bekerja dengan baik

3. Hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan

Bagian ini merupakan kebutuhan untuk dihargai dan menghargai dalam organisasi sehingga tercipta kondisi kerja yang harmonis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

perhatian dipengaruhi oleh kuat lemahnya rangsang, gerakan, pengulangan, kesediaan dan harapan. Pendapat tersebut mengatakan bahwa minat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor psikis,

kondisi fisik dan lingkungan. Ketiga faktor tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi. Minat tidak akan berkembang jika kondisi fisik dan psikis belum siap. Faktor fisik yang dimaksud adalah kondisi fisik dari individu. Faktor psikis antara lain meliputi perasaan, perhatian dan bakat.

(1) Fisik

Faktor Fisik yang dimaksud adalah kondisi fisik individu yang mendukung untuk mengikuti kegiatan pembelajaran bidang studi matematika.

(2) Psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi perkembangan minat mempelajari bidang studi matematika, yaitu : perasaan, perhatian dan bakat.

a. Perasaan

Perasaan merupakan gejala psikis yang subyektif yang sifatnya dihayati sebagai sesuatu yang senang, tidak senang, atau nestapa. Perasaan senang akan menimbulkan gejala yang positif yaitu membuat individu tertarik pada suatu obyek sehingga menaruh perhatian, dan lama kelamaan berminat pada obyek tersebut. Siswa yang menyenagi bidang studi matematika akan memberikan perhatian saat guru sedang mengajar. Perhatian itu sangat membantu mengembangkan minatnya untuk mempelajari bidang studi matematika.

b. Perhatian

Suryabrata (2004:13) Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertarik pada suatu obyek berdasarkan hal atau benda atau sekelompok obyek. Perhatian akan menimbulkan minat seseorang, jika subyek tersebut mengalami keterlibatan dalam obyek. Jadi perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditujukan pada suatu obyek. Tidak semua obyek dapat diperhatikan sama besarnya, sebab perhatian merupakan pemikiran terhadap stimulasi yang akan diterima individu yang bersangkutan. Siswa SMP yang berminat terhadap mata pelajaran matematika berati siswa tersebut telah mempunyai perhatian pada materi-materi pelajaran yang berhubungan dengan bidang studi matematika.

c. Bakat

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, baik yang bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) maupun khusus (bakat akademis khusus). Anak-anak berbakat mempunyai pembawaan untuk mencapai prestasi-prestasi yang lebih unggul dalam bidang tertentu jika

dibandingkan dengan anak lainnya yang tidak berbakat. Oleh karena itu semenjak anak masuk dalam sekolah para pendidik perlu mengetehui bakat masing-masing anak didik. Selain itu dengan mengetahui bakat seseorang akan membantu meningkatkan minat subyek didik dalam mempelajari bidang studi tertentu.

Fungsi Minat Dalam Belajar

a ). Minat melahirkan perhatian yang serta merta.

b ). Minat memudahkan terciptanya konsentrasi.

c ). Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

d ). Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran.

e ). Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Minat belajar yang tinggi diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi pula. Karena dengan minat siswa dapat lebih perhatian tehadap pelajaran, lebih berkonsentrasi, pelajaran lebih mudah melekat dan tidak cepat bosan saat belajar. faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Faktor internal (faktor dalam diri pesrta didik), keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta   didik.

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi  lingkungan peserta didik.

3. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan     metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran peserta didik.

Perbedaan gaya belajar menjadi pokok bahasan yang hamper selalu ada dalam pembahasan tentang belajar. Perbedaan gaya belajar pada anak merupakan sesuatu yang dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan individu anak dalam proses belajar meskipun dalam kondisi dan proses pembelajaran yang sama. Setiap anak akan memiliki perbedaan masing-masing, oleh karena itu seorang guru akan dengan mudah mengorganisasikan proses pembelajaran dengan berbagai metode dan cara mengajar sehingga anak dapat dengan mudah menangkap atau memahami yang diberikan oleh guru.

Gaya belajar merupakan pola perilaku yang spesifik pada setiap individu dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau keterampilan baru tersebut selama proses pembelajaran berlangsung.

Hal tersebut menjelaskan bahwa anak memiliki kebutuhan belajarnya sendiri, belajar dengan caranya sendiri yang berbeda dengan yang lain, dan memproses dengan cara yang berbeda pula. Oleh sebab itu, guru hendaknya memprhatikan kebutuhan anak dalam belajar agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru yang mampu memahami gaya belajar siswanya akan mampu memilih dan menetukan metode pembelajaran yang bermakna. Bukan itu saja, individu yang belajar dengan gaya belajarnya akan dapat mempercepat proses kognitifnya dalam belajar.

Ada beberapa model atau pendekatan gaya belajar yang dikemukakan oleh Horney salah satunya adalah modalitas belajar. Menurut Horney dengan mengemukakan model ini individu dalam belajar hanya memilih bagaimana cara belajar, apakah dengan cara melihat, mendengar, menyentuh, membentuk, atau melakukan aktivitas fisik saja terhadap apa yang sedang dipelajari.

Modalitas indra yang biasanya menjadi acuan utama dalam proses pembelajaran. Namun, dengan hal tersebut tidak bisa untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Ada belajar sosial, dengan memnggunakan interaksi dengan lingkungan proses belajar tiap anak atau individu akan melakukan aktivitas belajar dengan mengajak atau dapat didampingi selain guru. Bisa dengan memisahkan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil atau komunitas tertentu.

Belajar dengan batuan atau bimbingan seseorang selain guru, dapat melatih anak untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitar anak. Dengan begitu anak akan dengan mudah mengenal dan beradaptasi dengan lingkunga-lingkungan yang mungkin belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Seorang guru atau orang tua cukup memantau dari kejauhan dan menilai apakah yang sedang dilakukan oleh anak itu berdampak positif atau negatif.

Sumber: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun