Mohon tunggu...
Ervina damayanti
Ervina damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semangat

Open your mind before open your mouth

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Identitas Gender Anak Usia Dini

4 Oktober 2021   09:12 Diperbarui: 4 Oktober 2021   09:14 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum membaca artikel ini, sebelumnya temen temen sudah pada tau belum apa itu identitas gender?

Identitas gender seorang manusia bisa selaras dengan seksnya yang ditunjuk pada saat lahir atau malah sepenuhnya berbeda. Nah, orang tua sebagai figur yang lekat dalam keluarga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan identitas anak. Menjadi teman untuk anaknya, bahkan sebagai pencari nafkah untuk anaknya. 

Identitas gender merupakan proses seseorang mengerjakan klarifikasi terhadap dirinya sendiri sebagai wanita atau sebagai laki laki. Identitas gender adalah suatu keyakinan diri secara fisik maupun sosial budaya wanita atau laki laki. 

Supaya seorang anak bisa mempunyai identitas gender yang baik, maka dari itu ia butuh ditanamkan tentang nilai nilai, tuntunan, norma norma, dan lain sebagainya tentang jenis kelaminnya dan dilatih supaya bisa berperan dan bertingkah laku sesuai dengan jenis kelaminnya. 

Teori pembentukan identitas gender pada anak :

1. Teori kognitif : perkembangan jenis kelamin dibentuk dengan kemampuan kognitif anak, karakteristik personal lainnya. 

2. Teori environmental : perkembangan jenis kelamin berkedok pada teori pembelajaran. Elemen yang sangat dibutuhkan dalam teori pembelajaran adalah stimulus, respons kepada stimulus, perilaku kepada stimulus tersebut. 

3. Teori psikoanalitik : perkembangan jenis kelamin anak ditentukan pada fase kalik. 

Stereotip Gender

Stereotip gender merupakan hal hal yang bersifat umum yang menjelaskan pandangan dan keyakinan mengenai laki laki dan perempuan. Stereotip juga mencakup asumsi asumsi budaya yang bekerja sebagai harapan, supaya laki laki dan perempuan menglihatkan karakteristik tertentu yang padu dengan jenis kelaminnya. 

Stereotip gender mencakup informasi mengenai penampilan fisik, minat, sikap, kepribadian, pekerjaan. Stereotip juga merupakan standar yang berlaku untuk individu supaya dapat mengembangkan identitas gendernya yang padu dengan jenis kelaminnya. Hal ini mencakup bagaimana cara individu berprilaku, berpenampilan, berbicara, serta bagaimana cara individu untuk mengutarakan perasaan. 

Aspek Perkembangan Identitas Gender

Dimulai dengan determinan genetik jenis kelamin pada saat setiap orang mengalami perkembangan melewati berbagai level perkembangan untuk belajar dari diri sendiri dan lingkungan sebagai laki laki atau sebagai perempuan.

Tahapan aspek perkembangan identitas gender pada setiap individu :

1. Remaja dan dewasa : identitas gender sudah terbentuk dengan mantap dan stereotip bisa dipahami dengan baik. 
2. Masa kanak kanak akhir : identitas jenis kelamin menjadi sangat amatlah jelas, dan identitas gender sebagai seorang laki laki atau perempuan berkembang sebagai bagian dari konsep diri. 

3. Usia 2-4 tahun : anak bisa belajar kategori sosial pada perempuan atau laki laki dan memberi suatu label diri dan orang lain sebagai anak perempuan atau anak laki laki walaupun dengan pemahaman yang masih terbatas dari pengertian yang sebenarnya. 
4. Konsepsi : suatu gen kromosom jenis kelamin, yang dapat menentukan seorang bayi itu perempuan atau laki laki. 

Peran Orang Tua dalam Pembentukan Identitas Gender Seorang Anak

Suatu Keluarga merupakan agen sosialisasi yang paling pertama memberikan pengajaran kepada seorang anak. Laki laki untuk menganutb sifat maskulin dan perempuan untuk menganut sifat feminim. Ada 3 hal yang sangat mempengaruhi perkembangan identitas gender seorang anak antara lain biologis, sosial, dan kognitif.

Pengaruh biologis dipelajari melewati faktor faktor biologis dari keturunan. Pengaruh sosial dipelajari melewati faktor faktor yang timbul dari interaksi antara seorang anak dan lingkungannya, baik di dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Pengaruh kognitif dipelajari bahwa pembagian gender anak terjadi setelah anak berpikir bahwa dirinya seorang perempuan atau seorang laki laki. 

Nah setelah mereka konsisten terhadap identitas gendernya, anak akan mengerti mengenai perkembangan identitas gender tersebut. Nah setelah mengetahui penjelasan tersebut kita sebagai orang tua dapat menyimpulkan bahwa pengaruh orang tua dalam perkembangan identitas gender seorang anak sangatlah mempengaruhi sekali. 

Awal yang penting dalam suatu komunitas karena merupakan lingkup yang terkecil dan paling terdekat dengan anak. Setelah anak dinyatakan sebagai laki laki atau sebagai perempuan maka mulai dari orang tua, saudara, sepupu, kakek nenek, bahkan orang lain akan memperlakukan anak tersebut dengan cara yang berbeda. 

Secara sederhana contohnya ketika orang orang menyangka si bayi adalah seorang perempuan maka mereka akan berkomentar "cantiknya..." sedangan jika si bayi seorang laki laki maka mereka akan berkomentar "gantengnya...."

Maka dari itu, anak laki laki disosialisasikan supaya menjadi lebih tegas dan aktif, sedangjan anak perempuan disosialisasikan supaya menjadi lebih pasif dan tergantung. 

Hal ini dikarenakan laki laki harus bersaing dalam masyarakat yang bekerja, sedangkan perempuan untuk menjadi istri dan ibu dalam sebuah keluarga. Karena secara biologis laki laki lebih kuat dibandingkan denhan wanita, maka dari itu biasanya laki laki mendapatkan tugas yang berat dan meembutuhkan tenaga yang cukup besar. 

Contoh sederhana seperti mencari kayu, menimba air, sedangkan perempuan melakukan tugas tufas seperti memasak, mencuci baju, mencuci piring, setrika, menyapu, mengepel, dan lain sebagainya yang termasuk pekerjaan rumah tangga. Peran ibu dan ayah sangat penting dalam perkembangan identitas seorang anak karena orang tua merupakan pendidik yang pertama bagi seorang anak. 

Maka dari itu kita sebagai orang tua harus tau apa yang dibutuhkan oleh anak kita sebagai laki laki ayau sebagai seorang perempuan. Cara terbaik mendidik anak adalah melalui kepribadian terbaik orang tua, karena anak akan melihat dan meniru apa yang orang tuanya lakukan. Anak juga seorang pribadi yang merdeka, jangan paksakan kehendak kepada mereka hanya untuk kebahagiaan orang tua. 

Demikian penjelasan dari saya mengenai identitas gender seorang anak. Semoga bermanfaat terutama bagi orang tua..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun