"LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN -- AKTIVA TETAP"
Hi Semuanya! Dalam artikel ini saya akan menjelaskan materi tentang Laba antar perusahaan terkait dengan aktiva tetap
LABA ANTAR PERUSAHAAN
Dalam kenyataannya, secara aturan entitas induk & anak merupakan 2 entitas yg tidak sama. PSAK 7 tahun 2010 mengenai pengungkapan pihak-pihak berelasi, mensyaratkan transaksipohak-pihak berelasi yg mencakup entitas induk & anak dilakukan dari ketentuanyang setara menggunakan yg berlaku menggunakan transaksi yg wajar.
Dengan prisip ini bila entitas induk menjual barang dagang kepadaentitas anak atau sebaliknya, harga jual antar entitas induk & anak wajib sama denganharga pada pihak-pihak yg nir mempunyai interaksi istimewa atau oihak eksternal.Keuntungan penjualan induk-anak wajib sama menggunakan laba penjualan pada pihakeksternal.Â
Akan tetepi, buat kepentingan penyusunan laporan konsolidasi yang menganggap entitas induk & anak satu, keuntungan tadi dipercaya keuntungan atas diri sendirisehingga wajib dieliminasi. Hal ini tidak sama menggunakan transaksi jual-beli pada mana pihak pembeli akan memukakan asset yg diperoleh sebanyak harga pokoknya ditambah laba penjualan
Misalnya contoh dalam lepas 2/8/2010 entitas induk menjual asset pada entitas anak menggunakan harga Rp15 juta dimana harga pokoknya bagi penjual merupakan Rp10 juta. Entitas
anak akan mencatat nilai asset yg diperoleh sebanyak harga perolehannya, yakni
Rp15 juta.
- Jika pada tahun berjalan entitas anak menjual asset tadi seluruhnya
pada pihak eksternal, nir terdapat keuntungan antar perusahaan lantaran asset sudah
dimiliki pihak eksternal keuntungan pihak penjual sebanyak Rp5 juta sudah terealisasi
menurut pihak eksternal. - Jika pihak pembeli masih mempunyai asset antar perusahaan tadi dalam lepas laporan
konsolidasi, maka keuntungan pihak penjual sebanyak Rp5 juta adalah keuntungan antar
perusahaan, lantaran pembeli & penjual pada interaksi induk anak akan dipercaya
satu menurut sudut pandang konsolidasi
LABA ANTAR PERUSAHAAN DAN PENDAPATAN INVESTASI
Laba antar perusahaan tercatat berlebih sehingga pendapatan investasi juga dicatat terlalu besar dan harus dikoreksi sebagai berikut :
Pendapatan Investasi                    xxx
      Investasi dalam Saham                        xxx    Â
Apabila pada tahun berikutnya laba antar perusahaan sudah dapat terealisasi karena pihak pembeli dalam hubungan perusahaan induk -- anak telah menjual asset perusahaan tersebut kepada pihak eksternal.
      Investasi dalam saham biasa        xxx
            Pendapatan Investasi              xxx
Â
PENJUALAN AKTIVA TETAP YANG DAPAT DISUSUTKAN ARUS KE BAWAH
Pada tahun penjualan Arus kas Ke Atas dalam harga selain pada belakang nilai buku, laba atau kerugian berada dalam akun perusahaan anak.
Pendapatan investasi
dalam tahun terjadinya penjualan, perusahaan induk menyesuaikan bagiannya berdasarkan laba atau kerugian yg belum direalisasi berdasarkan setiap pengakuan bagian
per bagiannya atas laba melalui penyusutan
Keuntungan yg belum
direalisasi nir timbul dalam laporan konsolidasi keuangannya pada dalam
perusahaan
Kertas kerja karyawan
konsolidasi diharapkan buat mengeliminasi efek berdasarkan penjualan antar
perusahaan arus ke atas
akumulasi penyusutan sebagai harga perolehan yg tidak sama berdasarkan sebelumnya
Pada ketika seluruh laba yg belum direalisasi sudah dikoreksi melalui penyusutan, nir
diharapkan lagi penyesuaian
Debit dalam akun investasi diharapkan buat membangun reisprokal antara akun investasi dengan akun entitas anak perusahaan dalam awal periode
TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN -- ASET DAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI
Keterkaitan akun-akun antar perusahaan itu didasarkan dalam jenis asset. Penjualan barang dagang bagi aneka macam pihak penjual akan bisa menyebabkan akun "penjualan", sedangkan bagi pihak pembeli menyebabkan akun "pembelian" bila perusahaan memakai metode abadi.
Barang Dagang
Jual beli barang perusahaan bisa menyebabkan akun "penjualan" bagi pihak penjual. Sementara itu, penjualan kredit akan memunculkan piutang bisnis yg dicatat menggunakan jurnal menjadi berikut :
- Piutang Usaha                   xxx
-       Penjualan                 xx
- Â
- Apabila perusahaan menggunakan metode perpetual, maka arus keluar persediaan dicatat sebagai berikut :
-       Hpp                     xxx
-                   Persediaan                xxx
- Sedangkan dari sisi pembeli, jual beli barang yang aturan pembelian yang dicatat dengan metode periodic, sebagai berikut :
-       Pembelian                xxx
            Utang Usaha              xxx
Â
LABA ANTAR PERUSAHAAN ATAS AKTIVA TETAP YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN
Jumlah penghapusan merupakan 100% dengan mengabaikan presentase hak minoritas. Setiap keuntungan atau rugi penjualan arus ke atas dari anak perusahaan induk, dalam awalnya termasuk pada akun perusahaan anak. Pengaruh anggaran keuntungan belum sanggup bisa direalisasi dalam keuntungan rugi konsoliasi merupakan sama misalnya buat perusahaan induk. Persahaan atas aktiva permanen yg nir bisa disusutkan bila nir disetujui sang pihak perusahaan
PENGAKUAN AKTIVA TETAP
Perusahaan wajib sangat segera mengakui setiap aktiva yg dimiliki & mengelompokkannya menjadi aktiva permanen, jika aktiva yg dimaksud bisa memenuhi pengertian & mempunyai sifat menjadi aktiva permanen. Mengenai pengakuan aktiva permanen ini, Ikatan Akuntansi Indonesia memberikan pernyataan pada PSAK Nomor 16 Paragraf 06, yaitu: suatu benda berwujud wajib diakui menjadi suatu aktiva & dikelompokkan menjadi aktiva jika :
Besar kemungkinan bahwa manfaat hemat pada masa yg akan tiba berkaitan menggunakan aktiva tadi yg akan mengalir pada perusahaan buat bisa menilai apakah manfaat keekonomisan pada masa yg akan tiba akan mengalir ke pada perusahaan maka wajib pada nilai taraf kepastiannya yg juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan mendapat imbalan & resiko. Yang bisa menciptakan perusahaan semakin semakin tinggi menggunakan mengakui aktiva permanen menjadi utama.
Kriteria aktiva permanen terdiri menurut banyak sekali jenis barang yg dilakukan pengelompokkan lebih lanjut atas aktiva-aktiva tersebut. Pengelompokkan itu tergantung dalam perhitungan akuntansi perusahaan masing-masing lantaran semakin poly aktiva permanen prinsip yg dimiliki oleh perusahaan maka semakin poly juga kelompoknya.
- Aktiva permanen berwujud yaitu aktiva yg sifatnya nisbi tetap dipakai pada aktivitas perusahaan yg normal, yg bisa dipakai pada jangka ketika yg nisbi relatif sangat lama
- Aktiva permanen nir berwujud yaitu aktiva permanen perusahaan yg secara fisik nir bisa dinyatakan.
Sudut substansi, aktiva permanen bisa dibagi :
1. Tangible Assets atau aktiva berwujud misalnya huma, mesin, gedung & peralatan
2. Intangible Assets atau aktiva yg nir berwujud misalnya Goodwil, Copyright, Hak Cipta,Franchise & lain-lain
 Sudut disusutkan atau tidak :
- Depreciated
- Plant Assets yaitu aktiva permanen yg disusutkan misalnya Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, & lainlain
- Underpreciated
Plant Assets yaitu aktiva yg nir bisa disusutkan, misalnya land (Tanah)
Berdasarkan jenis Aktiva permanen menurut jenis bisa dibagi :
- Lahan tanah merupakan bidang tanah terhampar yg adalah loka bangunan yg masih kosong.
- Bangunan gedung merupakan bangunan yg terdiri pada atas bumi ini baik pada atas huma/air.,
- Perabot pada jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik
yg adalah isi menurut suatu bangunan - Prasarana adalah norma bahwa perusahaan wajib bisa menciptakan pembagian terstruktur mengenai khusus prasarana misalnya : jalan, jembatan, pagar & lain-lain.
Aktiva tidak berwujud mungkin muncul menurut :
1. Pemerintah misalnya hak-paten franchise, nama dagang
- Perjanjian eksklusif misalnya lease
- Perusahaan lain, contohnya pembelian yg meliputi pembayaran buat goodwill
Ciri-karakteristik aktiva permanen tidak berwujud
- Dapat dipisahkan
- Muncul menurut hak kontraktual
- Aset nir berwujud bisa diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara terpisah
- Aset tidak berwujud hanya bisa diakui bila dari menurut eksternal
Daftar Pustaka
Beams, Floyd A. Advanced Accounting, 11th edition, Pearson education, Prentice Hall
Roy Buudiharjo -- Akuntansi Keuangan Lanjutan II, Mercubuana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H